3

13.5K 922 5
                                    

Di sinilah aku sekarang, berdiri di bawah teriknya sinar matahari yang menyinari bumi. Aku sedang mengikuti upacara yang wajib di laksanakan setiap hari Senin.

Aku melirik Amel, sepertinya dia terlihat kepanasan sedari tadi dia menutupi dahinya dengan tangan, sesekali juga dia mengibaskan tangannya di area sekitar wajah. Aku bergeser sedikit untuk menutupi tubuh Amel yang lebih kecil beberapa cm dariku Amel tersenyum kepadaku, aku balas dengan senyuman juga nah sekarang dia tidak kepanasan sama sekali.

Sebenarnya upacara sudah selesai beberapa menit yang lalu. Tapi kepala sekolah akan mengumumkan sesuatu jadi semua siswa harus menahan diri untuk tidak masuk kelas lebih dulu.

"Selamat pagi anak-anak yang bapak sayangi dan bapak cintai. Bapak akan mengumumkan sesuatu, jadi tolong di simak dan di dengar apa yang bapak bicarakan ya?"

"Baik pak" ucap serempak semuanya.

"Jadi begini anak-anak, bapak akan mengumumkan kalau sekolah kita akan mengadakan camping khusus kelas 10 dan 11 saja. Kalian nanti bakal di bimbing oleh para kakak kelas...jadi bapak harap kalian nanti di sana mengikuti peraturan yang di berikan kakak kelas kalian...-"

"...dan tolong juga bawa peralatan yang harus di bawa, kalian bisa liat di madding...untuk mulai campingnya besok untuk kelas 11 dan lusanya di susul kelas 10. Nanti bakal ada 7 bus untuk setiap kelas, jadi untuk sekarang kelas 11 bisa pulang untuk bersiap-siap untuk besok..karna sebentar lagi ujian jadi bapak ngadain campingnya dari sekarang, sekian terimakasih" ceramah pak sekolah pun akhirnya selesai juga.

Kenapa mendadak sekali sih?

"Huh...akhirnya selesai juga, kenapa sih harus mendadak coba? Ngeselin banget, kalau tau gini aku aduin papa huh" ucap Amel yang bisa ku dengar.

Aku menghela nafas sejujurnya dari tadi kaki ku pegal, mana aku belum sempat sarapan di rumah jadi sedikit lemas tapi untung saja aku masih bisa menahannya.

"Ra kamu gapapa? Ko pucat sih?" tanya Amel dengan nada khawatir.

Aku tersenyum "gapapa ko cuma tadi ga sempat sarapan"

"Astaga Ra kenapa ga bilang sih? Tapi kok kamu kuat banget ya? Kalau aku mah pasti udah pingsan duluan. Ayo ke kantin kita makan" Amel menarik tanganku menuju kantin.

"Mel kan udah masuk"

"Sstt udah..aku ga mau ya besti aku sakit! Lagian kan habis ini pulang ga dengar pengumuman ya Ra?"

Ah aku baru mengingatnya aku hanya pasrah mengikuti Amel yang menarik tanganku. Sesampainya di kantin aku mendudukkan pantatku di kursi, sedangkan Amel menuju ibu kantin untuk memesan makanan. Sebenarnya aku ingin ikut memesan tapi Amel melarangnya.

"Eh liat deh pasti si Lyra lagi morotin Amel"
"Ga tau malu"
"Mau-maunya Amel temanan sama dia"

Begitulah kira-kira ucapan yang sering aku dengar setiap aku ke kantin bersama Amel, tapi aku mengabaikannya walaupun hati aku sedikit sesak di bilang seperti itu.

Ku lihat Amel datang dengan dua piring di tangannya. Aku langsung membantunya menaruh di meja, setelah itu aku dan Amel mulai makan. Sejujurnya aku sangat lapar karna sedari malam aku lupa untuk sarapan, karna di bengkel pak Denny banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan sampai larut.

Aku terus memakan nasi goreng dengan lahap, aku merasa sedang di tatap dan benar saja Amel sedang menatapku dengan intens.

"Kamu kelaparan ya Ra? Lahap banget"

Aku hanya mengangguk dan melanjutkan makananku yang tinggal sisa sedikit. Huh akhirnya habis juga untung aja setelah ini pulang jadi bisa istirahat sebentar di rumah.

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang