13

9.7K 717 7
                                    

"LYRA KAMU DI MANAAA?????"

Sontak aku menjauhkan ponselku dari telinga saat mendengar teriakkan yang begitu keras dari ponsel. Kenapa ka Misel pake teriak segala sih? Telingaku kan jadi sakit.

"Ka ini aku udah mau pulang. Maaf ya aku ga pulang bareng kakak soalnya ibu telfon nyuruh pulang. Jadi aku di antar sama Amel sekalian"

Aku bisa mendengar ka Misel menghela nafas, pasti ka Misel kesel ini.

"Di suruh pulang atau mau berduaan sama Amel?"

"Aku di sur-"

Belum sempat aku berbicara Amel merebut ponselku lalu memutuskan sambungannya secara sepihak. Aku hanya diam setelah Amel mematikan ponselku, ga tau kenapa aku jadi penakut gini kalau lagi sama Amel.

Amel memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang apartemen. Amel mengetikkan sesuatu di ponselku tiba-tiba ponsel lain berbunyi ternyata ponsel Amel.

Amel menyerahkan ponselku dengan muka masih di tekuk, aku menghela nafas.

"Makasih ya Mel udah anterin aku, kamu pulangnya hati-hati"

Saat aku ingin keluar pintu mobil tidak bisa di buka, apa pintu mobil milik Amel rusak? Masa rusak sih? Aku liat aja ini mobil mahal masa rusak?

"Mel pintunya ga bisa di buka, apa rusak ya?" ucapku sambil berusaha membuka.

"Siapa yang nyuruh kamu keluar mobil?"

Glek

Suara dingin nan tegas masuk ke indra pendengaranku seketika aku merinding mendengarnya.

"Aku ga suka kamu deket-deket sama Misel. Aku ga suka dia cium-cium kamu kaya tadi. Aku ga suka kamu perhatian sama dia"

Aku terdiam mencerna setiap kata yang Amel ucapkan. Amel sudah bertunangan, dan kenapa Amel mengatakan itu? Apa lagi sampai menciumku tadi. Apa dia tidak mencintai laki-laki itu?

"Mel...kamu udah tunangan, pasti bentar lagi kamu akan menikah dengan laki-laki itu, jadi kam...-"

Cup

"Aku ga suka kamu ngomongin itu!"

Amel memposisikan tubuhnya menjadi duduk di pangkuanku lagi seperti tadi, astaga aku takut ada orang lihat terus salah paham apa lagi ini di area apartemenku.

Amel membelai pipiku menatapku dengan intens

"Aku boleh jujur?"tanya Amel aku mengangguk.

"Sejujurnya aku mencintaimu Lyra. Ak..aku mencintaimu sudah lama, sejak kamu menjadi sahabatku"

Deg

"Aku udah berusaha menepis perasaan ini, dan mencoba untuk menguburnya. Tapi itu sulit sekali. Perasaan ini terus memberontak. Saat aku tau kamu hilang di rumah sakit, duniaku benar-benar runtuh. Aku sampai mengurung diriku sendiri di kamar gara-gara kamu yang hilang di rumah sakit"

"Terus laki-laki itu?"

Ku lihat Amel terdiam "papa yang jodohin aku sama laki-laki itu. Awalnya aku menolak, tapi papa terus memaksaku. Ta-tapi aku ga cinta sama dia. Aku berani sumpah Ra. Aku bakal batalin hubungan aku sama Revan. Aku janji" cicitnya.

Aku menghela nafas pelan.

"Kamunya jangan diem aja ish" ku lirik Amel cemberut.

"Lyraa"

Aku masih menatapnya aku masih bingung sekarang harus bagaimana. Kalau ibu tau pasti ibu marah tapi aku ga bisa bohongi perasaanku. Aku juga sepertinya mencintai Amel.

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang