19

8.6K 636 81
                                    


"Lyra"

"Ada apa Bu?"

Aku menatap ibu bingung aku membawa ka Misel duduk di sampingku, aku menatap orang tua Amel bingung ku lihat Amel hanya menundukkan kepalanya.

"Saya mau minta pertanggung jawaban kamu Lyra"

Aku langsung menoleh menatap om Anjas dengan tatapan bingung "maksudnya om?"

"Kamu sudah mengambil keperawanan anak saya kan? Dan saya kesini ingin minta kamu tanggung jawab dengan apa yang sudah kamu perbuat"

Deg

"Apa benar itu Lyra?"

Aku menatap ibu aku menundukkan kepalaku "iya Bu Lyra sudah ambil keperawanan Amel 3 tahun lalu tapi itu kita sama-sama mau dan Amel juga yang menyuruh Lyra melakukannya"

"Apa itu benar Amel?"

Aku menatap om Anjas sedang bertanya kepada Amel dan Amel hanya menganggukkan kepalanya.

"Karna kamu yang sudah ambil keperawanan anak saya mau tidak mau saya mau kamu bertanggung jawab Lyra"

Aku menatap om Anjas setelah itu menatap ibu, ibu hanya menghela nafas mungkin sudah cape denganku?

Ku lirik ka Misel terdiam menundukkan kepalanya aku yakin ka Misel menangis aku bisa mendengar isakan pelan, ku bawa tubuh ka Misel ke dalam pelukanku.

"Saya sebagai orang tua Lyra, saya akan meminta Lyra bertanggung jawab"

Deg

Aku menatap ibu tak percaya ibu ingin aku bertanggung jawab? Lantas bagaimana dengan ka Misel?

"Lyra bakal menikah dengan Amel dan begitupun dengan Misel"

Deg

Ku lirik Amel langsung mengangkat kepalanya menatap ibu begitupun dengan ka Misel menatap ibu dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa jadi dua wanita?"

"Karna Lyra harus bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan kepada mereka berdua"

Jadi aku akan memiliki dua istri?

"Kalau kalian tidak mau menikah bertiga ibu akan menikahkan Lyra dengan Eza"

Deg

"GAK"

Aku tersentak mengelus dadaku ketika Amel dan ka Misel berteriak bersama-sama.

"Tapi nanti kalian akan menikah di mana?"

Semua mata tertuju kepada Tante Sarah.

"Mereka akan menikah di Jerman karna hubungan sejenis di negara ini masih tabu"

Tante Sarah dan om Anjas mengangguk aku melirik ka Misel yang sedari tadi hanya terdiam begitu pun dengan Amel.

Ada rasa bahagia di hatiku saat aku akan menikahi dua perempuan yang sangat aku cintai, tapi aku juga masih memikirkan perasaan mereka masing-masing saat nanti akan menikah.

Aku yakin setelah menikah aku harus bisa memisahkan mereka yang seperti Tom dan Jerry yang tidak bisa akur.

***

Aku menatap langit-langit kamar hotel yang di pesan oleh om Anjas setelah aku, Amel dan ka Misel sudah menikah.

Pernikahanku dan kedua Istriku sudah di laksanakan 3 jam lalu. Semuanya berjalan lancar, aaman terkendali. Sekarang aku hanya menunggu giliran untuk mandi, karna sedari tadi aku harus memisahkan Amel dan ka Misel yang tak mau mengalah.

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang