"Kakak..."
Aku menoleh saat melihat seorang anak kecil setengah berlari ke arah ranjangku, ia menghampiriku berdiri di sisi ranjangku sembari tersenyum lebar menampilkan gigi ompongnya.
Ini beneran adikku? Astaga sudah besar sekali. Terakhir aku melihatnya masih sangat kecil. Bahkan berbicara saja belum lancar.
"Hai" ucapku tersenyum.
Plak
Aku melototkan mataku saat tiba-tiba bocil ini menampar pipiku.
"Eh adek jangan gitu kakak baru bangun" ucap ibuku.
Aku lihat ibu memegang tangan Lola yang akan menamparku kembali. ASTAGA anak ini, kenapa menamparku coba? Emang adik lucknut. Bisa-bisa aku berantem terus tiap hari sama dia.
"Kakak jahat Bu, ga bangun-bangun sampai membuat ibu menangis setiap hari. Lola tidak suka melihat ibu terus menangis. Jadi Lola menampar kakak karna nakal sering bikin ibu menangis" ucapnya.
Seketika hatiku tersentuh dengan ucapan adikku sendiri, ada rasa sesak dan senang di hatiku. Sesak karna adikku sepertinya tidak terlalu suka kepadaku, dan senang adikku sangat menyangi ibuku sampai-sampai dia tidak ingin melihat ibunya menangis.
"Lola ga boleh gitu lagi ya. Ibu ga bakal nangis lagi sekarang kan ka Lyra udah bangun. Sekarang minta maaf sama ka Lyra karna Lola menampar ka Lyra tadi" ucap ibuku.
Ku lihat adikku menatapku dengan intens, ia mulai mendekat ke arahku. Astaga aku takut dia mau menamparku lagi. Tatapannya seram sekali. Aku memejamkan mataku saat merasakan sebuah pelukan mungil di tubuhku. Aku membuka mataku, ternyata Lola memeluk tubuhku, aku kira Lola akan memukul atau menamparku lagi.
"Maaf ya ka Lola udah nampar kakak tadi, kakak harus janji jangan buat ibu nangis lagi ya?" ucapnya memberikan jari kelingkingnya.
Adik siapa sih ini gemas bangettt, aku langsung menautkan jari kelingkingku ke jari mungilnya.
"Janji" ucapku.
"Lola sayang kakak" katanya.
Cup
Aku tersenyum lebar merasakan pipiku di cium bibir mungil Lola, ku lihat ibu hanya tersenyum manis sambil mengusap pucuk rambutku.
"Kakak juga sayang Lola dan ibu. Sayangg banget pokoknya" ucapku.
Lola dan ibu memeluk tubuhku, aku mulai sesak di peluk dua orang sekaligus.
"B-bu sesak" ibu dan Lola melepaskan pelukannya dan malah terkikik, menyebalkan sekali.
***
Sudah seminggu aku sadar dari koma, tubuhku sekarang sudah membaik. Bahkan sudah boleh pulang ke rumah. Sekarang aku sedang menunggu ibu untuk menjemputku di rumah sakit.
Aku terdiam memikirkan sesuatu, gimana kabar Amel, ka Misel dan ka Laura ya? Hanya itu yang sekarang ada di otakku, semoga saja mereka baik-baik saja. Terutama ka Laura.
Ceklek
Ku lihat ibu masuk dengan menggandeng tangan Lola, ibu tersenyum menatapku aku balas tersenyum balik.
"Udah siap pulang nak?"tanya ibuku.
Aku mengangguk perlahan aku turun dari ranjang rumah sakit "kita langsung pulang aja ke rumah tadi ibu udah pamitan sama dokter ko" ucap ibuku.
Sekarang aku, ibu dan Lola berada di mobil untuk segera pulang. Aku melihat ke arah luar dari kaca mobil terlihat gedung-gedung menjulang tinggi, bahkan aku bisa melihat Patung Merlion, patung yang berbentuk ikan dan singa.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me✓
Teen Fiction[21+] Aku Lalyra Maharani, seorang gadis yang mencintai wanita. Tidak terlintas di pikiranku yang harus menikahi dua wanita sekaligus dalam hidupku. ****** Note : GXG STORY ! Yang ga suka jangan baca pleaseeee! ____ INI HANYA CERITA FIKSI!!! Maaf ji...