Sudah sebulan rasa sakit di kepalaku semakin memberontak bahkan tubuhku rasanya benar-benar lemas. Dokter mengatakan aku mempunyai penyakit anemia, dan penyakitku ini sudah semakin parah harus segera di obati lebih tepatnya harus di rawat di rumah sakit tapi aku menolaknya dulu untuk saat ini.
Ibu, ka Misel, Lisa, dan Lola belum mengetahui aku memiliki penyakit anemia karna aku belum memberitahunya, aku tidak ingin membuat mereka khawatir gara-gara penyakitku.
Sekarang aku tengah ke rumah sakit untuk chekup kesehatanku, sudah dua Minggu aku tidak mengeceknya lagi ke Dokter.
Sesampainya di rumah sakit aku langsung menemui suster "permisi sus saya mau ketemu dokter Rara"
"Oh mari saya antar" kata suster, aku pun tersenyum mengangguk.
Harusnya dokter Faris yang memeriksa kondisiku tapi beliau sedang ada tugas di luar kota jadi dokter Faris menyuruhku untuk memeriksa kondisiku kepada dokter Rara temannya, baru pertama kali aku akan memeriksa tubuhku ke dokter lain selain dokter Faris.
Aku menuju ruangan dokter Rara bersama suster aku mengikuti suster dari belakang sambil menahan rasa pusingku, suster menyuruhku untuk tunggu di luar sebentar aku pun menurutinya setelah suster keluar dia menyuruhku untuk masuk.
Saat aku masuk aku melihat seseorang perempuan menghadap luar kaca jendela dengan di balut jas putih dan juga celana panjang hitam.
"Permisi dok"
Deg
Ka Laura?
Aku masih terdiam kaku saat melihat wajah yang tak asing di mataku, apa benar itu ka Laura? Wajahnya sekilas mirip ka Laura tapikan nama dia dokter Rara.
"Silahkan duduk"
Aku pun menurut sambil terus mengamati wajah dokter Rara dia tengah membuka map mungkin melihat data diriku, dokter Rara menatapku dan kembali membaca map yang berada di depannya.
"Anemia?"
Aku mengangguk "mari ikut saya dan berbaringlah saya akan mengecek tubuh kamu"
Dokter Rara mulai mengecek bagian dadaku dengan alatnya, dokter Rara terdiam menatapku aku mengalihkan pandanganku saat dia menatapku.
Sekarang aku dan dokter Rara duduk berhadapan "kamu harus di rawat inap...kondisi kamu semakin memburuk kalau di biarkan, apa lagi Hb kamu semakin menurun"
Aku tersenyum lirih "ga perlu dok, saya masih kuat dengan resep obat yang dokter Faris berikan"
Dokter Rara melihatku "obat tidak selamanya membantu kamu...obat hanya membantu mengurangi rasa sakit dalam tubuhmu..apa kamu tidak tau? Anemia bisa membuat orang meregang nyawa?"
Aku terdiam berarti aku akan mati?
"Lyra apa kamu lupa sama aku?"
Aku langsung melihat dokter Rara aku mengerutkan dahiku "apa kita pernah bertemu? Hanya saja saya merasa tidak asing dengan wajah dokter saat saya melihatnya, seperti mirip seseorang tapi mungkin hanya mirip"
"Aku Laura"
Deg
Jadi benar ini ka Laura? Pantes saja dari tadi wajahnya seperti pernah aku lihat, sudah bertahun-tahun aku dan ka Laura tidak pernah bertemu lagi ini pertama kalinya kita bertemu kembali.
Ka Laura semakin cantik dan dewasa sekarang semoga saja sikapnya sedikit berubah tidak jahat lagi kepadaku seperti saat SMA.
"Pantes saja dari tadi seperti tidak asing, ka Laura apa kabar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me✓
Teen Fiction[21+] Aku Lalyra Maharani, seorang gadis yang mencintai wanita. Tidak terlintas di pikiranku yang harus menikahi dua wanita sekaligus dalam hidupku. ****** Note : GXG STORY ! Yang ga suka jangan baca pleaseeee! ____ INI HANYA CERITA FIKSI!!! Maaf ji...