11

10K 764 8
                                    

"Lyraaa?"

Aku mengerutkan dahiku saat seseorang memanggil namaku. Aku pun menoleh ke arah sumber suara tersebut.

Berdirilah seorang wanita cantik dengan rambut terurai, dan memakai pakaian kantoran. Wajahnya seperti tak asing bagiku.

"Ka Misel?" Gumamku pelan, mungkin tidak akan terdengar.

Ku lihat ka Misel menatapku dengan mata berkaca-kaca. Astaga kenapa aku harus bertemu dengannya lagi.

Ka Misel berjalan pelan ke arahku dengan air mata yang sudah menetes beberapa kali "ini beneran kamu Ra? Kamu masih hidup?"tanya ka Misel tiba-tiba.

Aku menatap ka Misel bingung. Apa selama ini ka Misel mengira aku sudah tiada?

Aku tersentak saat tiba-tiba ka Misel memelukku dengan erat. Isakan mulai terdengar di telingaku. Ka Misel benar-benar menangis di pelukanku. Aku pun memundurkan bahu ka Misel.

"Lyra kenapa diem aja?"

Ka Misel menangkup kedua pipiku hingga sekarang bibirku sedikit manyun kedepan. Perlahan aku melepaskan tangan ka Misel dari pipiku.

"Terus aku harus gimana ka?"

Aku benar-benar bingung harus merespon apa. Ada rasa sedikit senang karna melihat ka Misel baik-baik saja. Tapi ada perasaan gelisah di hatiku, aku hanya takut ibu mengetahui pertemuan kami.

"Kamu kemana aja selama ini Ra? Aku kira kamu benar-benar sudah hilang dari dunia. Karna terakhir aku menjengukmu, kamu sudah tidak ada di rumah sakit" ucap ka Misel panjang lebar.

Jadi selama ini ka Misel tidak tau kalau aku di pindahkan keluar negeri? Atau Amel juga tidak tau? Pantas saja kata Eza ada dua perempuan yang terus datang ke rumahnya. Emang benar-benar itu ka Misel dan Amel.

"Em ceritanya panjang ka"

"Apa kamu mau menceritakan semuanya padaku?"

"Mungkin lain kali. Karna aku juga baru pulang dari luar negri ka"

"Jadi selama ini kamu di luar negeri? Ko bisa di luar negeri?"

"Ekhemm"

Aku mendengar Eza berdeham, aku pun menoleh ke belakang. aku lupa kalau ada Eza sama Lola disini.

Dreetttt~

Ponselku kembali bergetar, ku lihat pesan dari ibu yang menyuruhku dan Lola untuk segera pulang. Kenapa ibu menyuruhku untuk pulang mendadak? Apa jangan-jangan ibu tau aku bertemu dengan ka Misel?

"Eza...ka Misel. Aku pulang dulu ya. Ibu udah nyuruh pulang, ayo Lola" ajakku sembari mengandeng tangan Lola untuk pergi.

"Lyra tunggu" kurasakan ka Misel menarik tanganku, terpaksa aku memberhentikan langkahku menatap mata ka Misel yang masih berkaca-kaca.

"Ra aku minta nomor hp kamu" ku lihat ka Misel menyodorkan hpnya kepadaku.

Aku bingung harus memberikan nomor ponselku atau tidak pada ka Misel. Aku jadi teringat kata-kata ibu, bagaimana ini? Tapi aku juga ga tega melihat ka Misel yang sepertinya menginginkan nomorku.

Aku menghela nafas mengambil ponsel ka Misel dan mengetikan nomorku di ponselnya. Setelah itu aku langsung masuk ke dalam mobil.

Apakah aku salah memberikan nomor ponselku pada ka Misel? Pasti nanti ka Misel menghubungiku, aku yakin sekali.

***

Setelah sampai rumah aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang sembari menatap langit-langit kamarku. Aku cape sekali tadi harus menjawab semua pertanyaan ibu, untung saja pertanyaan ibu tidak menyangkut tentang ka Misel ataupun Amel.

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang