45

6.1K 471 17
                                    

"Kakak mau kemana?"

Ka Misel menoleh "aku mau nyiapin sarapan buat kalian"

"Kakak baru aja pulang dari rumah sakit...istirahat aja ya, kan ada aku dan ibu yang masak"

Ka Misel menggelengkan kepalanya tersenyum padaku "ga mau istirahat, aku mau banyak gerak biar cepet sembuh"

Aku menghela nafas aku menggandeng tangan ka Misel menuju sova, aku mendudukkan ka Misel "ka jangan sekarang kan baru kemarin kakak pulang"

"Tap..-"

"Ssttt..kakak istirahat ya, aku ga mau kakak tambah sakit"

Kurasakan tangan ka Misel mengusap pipiku dia tersenyum kepadaku mengecup bibirku sekilas "makasih udah kasih aku kesempatan"

Aku tersenyum mengangguk "iya ka... sekarang kakak istirahat ya"

Ka misel mengangguk aku membawa ka Misel untuk kembali lagi ke kamar, aku hanya tidak ingin ka Misel kelelahan apa lagi dokter bilang ka Misel harus banyak-banyak istirahat.

Setelah ka Misel memohon-mohon padaku semalam aku memutuskan untuk memberikan ka Misel kesempatan kedua bukan karna aku buta oleh cinta hanya saja aku memikirkan Lisa yang masih kecil aku tidak mau Lisa brokenhome sejak dini sepertiku dulu yang di tinggal oleh ayah.

Semoga aja dengan aku memberikan ka Misel kesempatan dia tidak mengulangi kesalahannya lagi. Semoga saja kedepannya hubunganku dan ka Misel baik-baik saja. Sudah cukup rintangan berat yang aku jalani bersama ka Misel, semoga saja ka Misel benar-benar hanya khilaf.

Tapi aku masih sesak saat melihat tanda merah di leher ka Misel, apa ka Misel dan Revan sudah nganu?

Aku ingin sekali bertanya kepada ka Misel tapi mungkin tidak sekarang karna ka Misel baru saja pulang dari rumah sakit, dan untuk aku yang mendonorkan rahimku pada ka Misel aku belum memberitahunya mungkin tidak sekarang.

Aku dan ka Misel sudah sampai kamar dan sekarang kami duduk berhadapan.

"Sayang"

"Iya ka butuh sesuatu kah?"tanyaku.

Kurasakan tangan ka Misel mengusap lenganku hingga ke bahu yang membuat tubuhku seketika merinding.

Ka Misel mulai mendekatkan wajahnya kepadaku sekarang jarak kami sangat dekat aku bisa mencium wangi parfum milik ka Misel.

"Aku pengen"

Ka Misel berbisik di depan wajahku yang membuatku susah untuk menelan ludahku sendiri, aku juga sebenarnya merindukan ka Misel tapi dia baru saja pulang dari rumah sakit apa lagi bekas operasinya pasti belum sembuh banget sepertiku.

"Ka jangan sekarang ya...mending kakak istirahat aja"

Tapi ka Misel menggelengkan kepalanya "ga mau sayang...sebentar aja ya"

Aku terdiam saat melihat wajah ka Misel sudah bernafsu mungkin? Tapi aku tidak ingin ka Misel melihat luka jahitan di tubuhku saat kami akan nganu.

Apa lagi luka jahitan aku dan ka Misel belum terlalu kering aku takut terjadi sesuatu aku harus bagaimana?

Drettt~ drettt~

Aku langsung mengambil ponselku yang berada di saku aku mengerutkan dahiku saat ka Laura menelponku, ada apa ka Laura menelponku? Tapi baguslah ka Laura menelponku jadi aku tidak melakukan hubungan intim bersama ka Misel lebih dulu.

Aku menatap ka Misel yang sudah memundurkan wajahnya "siapa?"tanyanya.

"Ka Laura...aku angkat dulu ya ka?"

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang