30+

20.6K 529 13
                                    

Kandungan ka Misel sudah memasuki bulan yang ke 9, di mana aku harus extra sabar menangani sifat ka Misel yang akhir-akhir ini suka sekali merengek dan tidak bisa diam.

Aku sudah cuti bulan lalu dari pekerjaanku untuk fokus menjaga ka Misel, dokter bilang tidak lama lagi ka Misel akan melahirkan. Dan aku sekarang sedang berada di rumah sakit untuk menunggu ka Misel melahirkan. Karna tadi di rumah ka Misel bilang kalau perutnya mulai sakit, aku langsung membawa ka Misel ke rumah sakit di temani oleh ibu.

Ka Misel tengah tertidur dengan memegang tanganku sejak tadi. Ka Misel ingin aku ada di sampingnya saat dia akan melahirkan nanti, dengan senang hati aku akan menemaninya, walaupun aku sedikit takut untuk melihat proses melahirkan secara langsung.

Perlahan ku lepaskan pegangan tangan ka Misel, aku akan ke kantin rumah sakit sebentar untuk mengisi perut.

"Bu jagain ka Misel sebentar ya...aku mau ke kantin cari makan"

Ibu mengangguk "iya jangan lama-lama nanti istrimu merengek" ucap ibu yang di angguki olehku.

Aku berjalan menelusuri koridor rumah sakit untuk menuju kantin yang tidak jauh dari ruangan ka Misel berada.

Setelah sampai aku langsung memesan makananku, setelah itu ku dudukkan pantatku di kursi sembari memainkan ponselku sambil menunggu makanan ku di antar.

"Lyra?"

Aku langsung menoleh lalu tersenyum "eh Tante Sarah disni?"

Tante Sarah mengangguk dia duduk di depanku "iya lagi temenin Amel habis melahirkan"

Aku mengerutkan dahiku "loh Tan bukanya Amel melahirkan 1 bulan lagi ya?"

Tante Sarah tersenyum "iya tapi Amel jatuh, jadi kata dokter bayinya harus segera di angkat"

"Tapi ibu sama bayinya gapapa Tan?"tanyaku khawatir.

Tante Sarah menggeleng "gapapa ko...keduanya selamat, oh ya kamu di sini ngapain?"

Syukurlah Amel dan anaknya baik-baik saja "aku lagi tungguin istriku lahiran Tan"

"Misel ya?"

Aku mengangguk "iya Tan be-"

"Permisi ini pesanan Mbak"

Aku menoleh kepada pelayan kantin yang menaruh beberapa makanan di mejaku "terimakasih" ucapku, dan pelayan itu mengangguk tersenyum.

"Mau lihat Amel sama bayinya ga Ra?"tanya Tante Sarah.

Aku terdiam, sebenarnya aku ingin, tapi nanti ka Misel mencariku bagaimana? Tapi sebentar jengukin gapapa kali ya?

Aku mengangguk "boleh Tan tapi aku habisin makananku dulu ya"

Tante Sarah mengangguk aku segera memakan makananku hingga habis.

"Ayo Tan"

Aku mengikuti Tante Sarah, aku berjalan beriringan dengan Tante Sarah menuju ruangan Amel, aku penasaran sekali dengan bayi Amel, semoga saja mirip dengan Amel jangan dengan bapaknya.

Aku dan Tante Sarah memasuki ruang inap Amel, ku lihat Amel sedang memberikan asi untuk bayinya, aku juga bisa melihat gunung Amel..Ko ga ada Revan ya?

"Sayang"

Tante Sarah memanggil Amel dia langsung mengangkat kepalanya, mataku dan mata Amel bertemu aku tersenyum tapi Amel hanya diam, Amel langsung memberhentikan memberi asi kepada anaknya.

Aku mengerutkan dahiku, loh ko berhenti kasih asi nya sih?

"Loh sayang...ko berhenti kasih asinya? Kasian itu cucu mamah"

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang