Aku menerjapkan mataku ketika melihat pancaran sinar matahari yang menerpa wajahku, aku melihat ke samping Amel masih tertidur memelukku tapi pelukannya sedikit melonggar. Dengan perlahan aku melepaskan tangannya ke bawah dengan pelan aku beri tas sebagai bantalannya.
Aku merenggangkan kedua tanganku yang sedikit pegal. Aku menarik nafasku lalu ku hembuskan, aku melirik sekitar yang di penuhi dengan pohon tinggi.
Sampai kapan aku bakal di hutan ini? Pasti sekarang semua teman-temanku sudah melapor kehilanganku dan Amel.
"Ra?"
Aku membalikan tubuh menghadap Amel, kenapa lucu sekali wajah Amel kalau habis bangun tidur seperti ini?
"Udah bangun?"
Amel mengangguk dia menghampiriku "aku takut Ra kita masih bisa pulangkan?"
Aku mengusap punggungnya menenangkannya supaya dia tidak berfikir macem-macem.
"Tenang aja kit-"
TOLONG
Belum selesai aku mengucapkan kalimatku, aku mendengar suara seseorang meminta tolong.
TOLONGGG
"Ra ada yang minta tolong" ucap Amel.
Aku pun mengambil tas dan jaketku aku menarik tangan Amel untuk mencari sumber suara itu.
TOLONG
Suara itu semakin jelas memasuki telingaku, aku dan Amel saling melirik setelah menemukan seorang perempuan di pinggir jurang yang cukup tinggi.
"Tolong hiks hiks"
"Hey?"
Perempuan itu langsung menoleh, seketika aku melotot ketika melihat orang yang ku kenal beberapa hari lalu. Itukan ka Misel, sedang apa dia di pinggir jurang?
"Loh ka Misel"
Aku mengerutkan dahiku menatap Amel, ternyata Amel mengenal ka Misel toh.
"Ra tolongin itu tetanggaku" ucap Amel menarik-narik ujung bajuku memintaku untuk menolongnya.
Sebenarnya aku malas menolong nenek galak ini, tapi aku juga tak tega aku juga masih berprikemanusiaan. Aku membuka ranselku mengeluarkan tali berwarna putih dan melemparkannya ke bawah untung saja tali yang ku bawa panjang.
"Aku ga bisa kakiku terkilir ga bisa gerak" teriaknya dari bawah jurang.
Yampun beban sekali sih wanita ini.
Aku berfikir sejenak, seketika sebuah ide terlintas di otaku. Aku pun mengikatkan taliku ke pohon besar, dan aku coba menarik-narik supaya talinya benar-benar terikat kencang. Aku kembali melemparkan tali itu ke bawah aku melirik Amel.
"Mel nanti tarik talinya juga ya, aku bakal turun dan naik sambil gendong nenek galak itu, kamu tunggu di atas ya?"
Ku lihat Amel mengerutkan dahinya tanpa menunggu Amel menjawab aku pelan-pelan turun ke bawah untuk menolong nenek galak ini.
"Ra hati-hati" teriak Amel dari atas.
Sekarang aku sudah di bawah bersama nenek galak ini untung pinggir jurang nya tak terlalu curam jadi aku gampang untuk turun.
"Sekarang kakak peluk leherku yang erat ya? Aku bakal ikat kakak juga supaya tidak jatuh" ka Misel hanya mengangguk mendengar ucapanku.
Aku pun mulai menggendong ka Misel untuk naik ke atas, untung saja tubuhnya ringan seperti kapas. Ku liat Amel membantu menarik talinya, perlahan aku menarik erat talinya untuk sampai atas ternyata lama-lama tubuh nenek galak ini berat juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me✓
Teen Fiction[21+] Aku Lalyra Maharani, seorang gadis yang mencintai wanita. Tidak terlintas di pikiranku yang harus menikahi dua wanita sekaligus dalam hidupku. ****** Note : GXG STORY ! Yang ga suka jangan baca pleaseeee! ____ INI HANYA CERITA FIKSI!!! Maaf ji...