24

6K 459 14
                                    

Aku yang penasaran pun mulai masuk ke dalam caffe tersebut. Aku hanya ingin tau apa yang akan mereka bicarakan. Aku mulai mendekat ke arah caffe dengan meminjam jaket dan topi milik Eza. Sedangkan Eza menunggu di luar.

Aku pun duduk di dekat mereka lebih tepatnya aku duduk membelakangi. Sebenarnya Amel pernah bercerita kalau dia tidak mencintai Revan. Amel hanya kagum saja sama Revan, aku akui kejujuran Amel yang berani jujur kepadaku.

"Papah undang Revan?"

Aku bisa mendengar jelas suara Amel yang tepat di belakangku. Aku bisa mendengarnya karna jarak kita dekat sekali, dan semoga mereka tidak mengenaliku yang memakai jaket dan topi seperti laki-laki.

"Iya sayang kenapa?"tanya mertuaku.

"Gapapa" ucap Amel.

"Mel apa kabar? Aku denger kamu udah nikah sama perempuan ya?"tanya Revan.

"Hm"

Syukurlah Amel terlihat cuek kepada Revan, jadi aku bisa sedikit lega, karna Amel tidak mudah berpaling kan?

"Sayang ga boleh gitu kan Revan nanya sopan loh" ucap Mertuaku.

"Baik, udah kan?"tanya Amel.

"Sebenarnya ada yang ingin papah katakan, tolong kamu jangan memotong perkataan papah ya?"ucap mertuaku.

Aku bingung apa yang akan mertuaku katakan ya? Pasti penting aku harus pasang telinga lebar-lebar.

"Sebenarnya dari awal papah keberatan kamu menikah dengan perempuan. Ya walaupun papah tau Lyra itu baik, tapi ga bisa kasih kamu keturunan sayang. Ini udah 6 bulan kamu menetap dengannya. Apa kamu ga bosen sama Lyra? Gapapa jujur sama papah pasti papah ngerti. Apa lagi kan ada Misel yang satu rumah dengan kamu jugakan? Jadi intinya gini...papah mau kamu menikah dengan Revan yang bisa memberikan kamu keturunan"

Deg

Seketika dadaku sesak sekali saat mertuaku bilang seperti itu. Iya sih aku ga bisa kasih keturunan. Tapikan mertuaku sendiri yang minta aku bertanggungjawab dulu, lantas kenapa sekarang malah begini?

"Maksudnya papa?"tanya Amel.

"Sstt papa belum selesai...kamu Putri papah satu-satunya. Papah juga mau kaya teman-teman papah yang gendong cucu. Papah mau kamu pikirin lagi kata-kata papah buat nikah sama Revan. Lagian kamu udah kenal Revan dari kecilkan? Revan anak baik-baik bahkan dia rela lakuin apa aja buat kamu, tolong pikirin lagi ya? Sekarang coba jujur kamu bosen ga sama hubungan kamu yang kaya gitu? Dan emang kamu puas di ranjang sama dia?"

Aku mohon Mel jawab dengan apa yang ada di pikiranku, aku mohon.

"Sejujurnya Amel bosen pah"

Deg

Tak terasa air mataku jatuh menetes, sesek banget dada aku rasanya seperti banyak jarum yang menusuk.

"Tapi Amel juga cinta sama Lyra"

Ada perasaan sedikit lega saat Amel mengatakan masih cinta sama aku, kalau masih cinta ga bakal mungkin tinggalin aku kan?

"Iya papah ngerti makanya papah mau kamu pikirkan lagi ya? Kamu bisa mulai cinta sama Revan dengan menghabiskan waktu berdua seperti beberapa hari"

Maksudnya beberapa hari tu apa sih?

"Jadi papah yang sering suruh Revan ajak Amel makan siang? Malam?"

Ko Amel ga pernah cerita ya? Di ajak makan sama Revan? Mungkin ga penting makanya Amel ga cerita, ayo Lyra berfikir positif.

Drrrrttt~ drrrrtt~

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang