16

9.7K 675 17
                                    

Sekarang aku berada di luar ruang inap milik Amel. Aku bisa melihat Amel dengan jelas dari kaca, tubuhnya yang di penuhin dengan alat-alat rumah sakit. Hatiku sesak sekali harus melihat Amel terbaring tak berdaya seperti ini.

Maafin aku Mel, gara-gara aku kamu jadi kaya gini. Aku kira semuanya ga bakal separah ini setelah aku mengatakan kata itu.

"Masuklah nak beri Amel semangat. Tante mohon" ucap Tante Sarah yang tak lain mama dari Amel.

Aku pun mengangguk memberanikan masuk ke ruangan Amel. Dokter bilang Amel dalam keadaan koma dan bakal lumpuh karna kaki Amel terjepit waktu kecelakaan.

Ku dekatkan wajahku ke telinga Amel "Mel aku masih mencintaimu. Maafin aku ya... gara-gara aku, kamu jadi seperti ini. Aku mohon kamu jangan tidur terlalu lama. Tolong bangun dan buka matamu"

Aku melihat jari telunjuk Amel bergerak, aku tersenyum Amel berarti mendengar suaraku kan?

Kulihat dokter dan orang tua Amel tiba-tiba masuk.

"Dok tadi jarinya gerak"

Dokter langsung memeriksa Amel dengan alatnya ku lihat dokter tersenyum.

"Bagus tubuhnya merespon. Ajak terus berbicara ya, kalau seperti ini beberapa hari lagi pasti pasien akan sadar" ucap dokter.

Setelah dokter mengatakan itu ia pergi, ku lihat om Anjas dan Tante Sarah mencium beberapa kali dahi Amel. Sepertinya mereka benar-benar menyayangi Amel.

"Om aku boleh tanya?"

Ku lihat om Anjas menaikan alisnya sebelah "boleh tanyakan saja Lyra"

"Kenapa om jodohin Amel sama Revan?"tanyaku penasaran.

"Sebenarnya om jodohin Amel sama Revan karna yang om tau mereka saling mencintai"

Deg

Whatttt??? Aku kaget sumpah, mereka saling mencintai??

Tubuhku seketika melemas? Ah sakit banget hatiku, sebenarnya siapa yang Amel cintai? Aku atau Revan? Atau Amel mencintai keduanya?

Tante Sarah menghampiriku mengusap pundakku "tante sempet bingung saat Amel menyebut nama kamu, dan Tante sama om kaget waktu kamu bilang kalau kalian saling mencintai. Sekarang aja Tante masih bingung sebenarnya siapa yang Amel cinta"

"Semua jawaban hanya Amel yang bisa menjawabnya, kita hanya menunggu Amel untuk segera sadar" ucap om Anjas.

"Om di mana Revan? Dia ga jengukin Amel?"

"Om udah telfon Revan. Dia katanya lagi di luar kota, om juga sudah bilang kalau Amel kecelakaan. Saat itu juga Revan langsung mengambil penerbangan awal"

***

Sudah hampir 1 minggu Amel di rawat. Sampai sekarang Amel tidak ada menunjukkan tanda-tanda untuk sadar dari komanya. Dokter bilang Amel harusnya sudah sadar, tapi sampai sekarang Amel belum juga membuka matanya masih betah dengan mimpi indahnya.

Aku selalu berkunjung untuk menjenguk Amel setelah aku pulang kerja, aku sering menjenguk Amel dengan ibu dan juga ka Misel yang akhir-akhir ini sering sekali datang ke rumah. Ya walaupun sikap ibu kepada ka Misel dingin tapi ka Misel tetap kekeh selalu datang ke rumah hanya untuk menemuiku.

Aku terduduk di samping ranjang Amel sembari mengusapnya lembut tangannya.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki yang tak lain adalah tunangan Amel, dia berjalan ke sisi ranjang satunya. Revan melirikku sekilas dia mencium kening Amel cukup lama, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain.

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang