29

6K 464 4
                                    

Saat ini aku dan ka Misel tengah beristirahat di kamar. Setelah kepulangan kita dari toko perlengkapan bayi. Aku mulai menceritakan semuanya kepada ka Misel, untung saja ka Misel tidak jadi marah, malahan dia meminta maaf karna dulu dia terlalu sibuk.

"Sayangkuuu.."

"Apa bumilku, hum?"

"Aku kasian liat Amel sekarang, kata Amel Revan sering kasar"

Aku mengerutkan dahiku, Revan kasar? Bukanya Revan cowok baik ya? Aku dulu aja sempat liat perjuangan dia waktu Amel sakit, kenapa tiba-tiba jadi kasar?

"Kenapa Revan seperti itu?"

"Ntahlah sayangkuu"

Sebenarnya penyebabnya apa? Sampai-sampai Revan kasar pada Amel? Bukanya harusnya Revan bahagia? Amel tengah mengandung anaknya?

Aku hanya bisa berdoa semoga Amel baik-baik saja. Aku juga tidak bisa apa-apa sekarang untuk membantu Amel, karna Amel sekarang istri orang lain aku tidak berhak ikut campur dalam rumah tangganya.

***

Aku mengemudikan mobilku untuk menuju kantor, pagi ini jalanan cukup macet aku harus bersabar untuk menuju kantor ka Misel. Tau begini mending aku menggunakan motor saja tadi.

Aku mengerem mendadak saat sebuah mobil di depanku tiba-tiba berhenti, ku lihat beberapa orang berlarian kedepan. Sebenarnya ada apa? Aku yang penasaran pun turun dari mobil untuk melihatnya.

Aku berjalan menghampiri orang yang sedang berkerumun di jalan, pantes aja macet ada yang kecelakaan toh. Perlahan aku membelah kerumunan orang-orang tersebut, aku tak habis pikir dengan orang-orang yang berkerumun, bukanya memanggil ambulans tapi ini malah berkerumun seperti ini. Dasar warga Konoha.

Mataku celingak-celinguk untuk melihat orang yang tertabrak, ku lihat seorang perempuan tergeletak di jalan dengan darah di kakinya, aku mencoba mendekatinya lagi untuk melihatnya dengan jelas.

Deg

"AMEL"

Aku langsung mengahampiri Amel, dan berjongkok di hadapannya, ku raih kepala Amel ke pahaku sembari menepuk pelan pipinya.

"Ini teman saya tolong bawa ke mobil saya" ucapku sedikit berteriak.

Orang-orang pun membantuku membawa tubuh Amel ke dalam mobil, setelah itu aku langsung menyalakan mobilku untuk membawa Amel ke rumah sakit.

Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu Mel?

Sesampainya di rumah sakit aku langsung memanggil beberapa suster untuk membawa Amel ke ruang UGD, sedari tadi aku hanya bisa berdoa menunggu dokter keluar dari ruang UGD dengan kabar baik.

Hampir 30 menit berlalu aku menunggu, akhirnya dokter pun keluar dari ruangan tersebut. Dengan cemas aku bertanya "dok gimana keadaannya?"

"Apa anda keluarga pasien?"tanya dokter, aku langsung mengangguk.

"Kita bisa bicara di ruangan saya, mari ikut saya"

Aku mengikuti dokter dari belakang menuju ruangannya, sedari tadi tanganku bergetar dengan perasaanki yang gelisah. Semoga saja Amel baik-baik saja.

"Jadi begini...keadaan pasien tidak apa-apa. Sepertinya pasien mengalami pendarahan, tapi kandungannya dan juga ibunya baik-baik saja. Untung saja anda datang tepat waktu untuk membawanya ke rumah sakit"

Aku menghela nafas lega, syukurlah Amel tidak apa-apa. Tapi kenapa bisa Amel pendarahan di jalan?

Sekarang Amel sudah di pindahkan ke ruang inap, aku membuka pintu ternyata Amel sudah membuka matanya, jantungku kembali berdetak kencang saat Amel menatapku.

It's Me✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang