6. ANEH

1.1K 52 3
                                    

"Jika memang tidak ingin mendekat, setidaknya tidak mencoba untuk menjauh."


"KOK BISAA?!"

"TERUS LO GAK KENAPA NAPA KAN?!"

"Mulut lo, Nan." tangan Bintang menggeplak pelan bibir Kinan kesal cewek itu teriak-teriak terus. Mereka berempat sedang membahas mengenai Amora yang kemarin sore dijadikan tawanan oleh anak Traviesco di kantin.

"Tangan lo asin, anjir. Habis cebok ya lo." Kinan menggosok bibirnya yang tadi di geplak Bintang.

"Keluyuran lagi sih lo berdua." kata Jesslyn. "Kenapa bisa lo yang di jadiin tawanan sama mereka?"

Amora mengendikkan bahunya tidak tau juga. "Iih, jawab dong, Ra. Gue kan penasaran." kata Kinan menggebu-gebu.

Memang sudah banyak yang membicarakan Amora yang menjadi tawanan anak Traviesco. Berita itu menyebar begitu cepat tanpa Amora pedulikan. Banyak yang menatapnya iba karena menjadi sasaran Traviesco sebab di Rajawali ada Morenza. Bahkan banyak murid yang takut jika berususan dengan Morenza takut nantinya memiliki nasib sama seperti Amora. Menjadi tawanan geng Traviesco.

"Mereka asal jadiin tawanan aja palingan. Kan kemarin gue sama Amora beli bakso masih make seragam sekolah. Pikir mereka mungkin jadiin Amora tawanan bisa mancing Morenza keluar." jelas Bintang karena sempat di beritahu oleh Sakha saat kemarin mengantarinya pulang. Membayangkan itu membuat Bintang tersenyum tipis.

"Gak jelas emang anak Traviesco. Iri banget liat Morenza jaya." cibir Kinan kesal, disana kan ada adik kelas gemas yang ia sukai kasihan jika Arsenio terluka. Kasihan jika wajahnya ada bekas, walaupun tidak ada sama sekali.

"Udah lah, jangan bahas itu lagi." kata Amora tidak ingin.

"Gue masih penasaran tau, Ra. Gimana seorang ketua Morenza nyelametin lo. Pasti gagah banget. Ngebayanginnya aja gue gak sanggup." kata Kinan berlebihan sambil menggigit bibir bawahnya gemas.

"Biar pun lo penasaran setengah mampus gue males nyeritainnya."

"Dasar, jadi cewek kok malesan."

"Males gue sebut-sebut nama tuh cowok lagi. Gue gak mau lagi hal kayak kemarin terjadi. Apalagi berurusan sama dia."

"Kenapa?"

"Emang si Kinan nih otaknya minta di geser ke usus. Masih aja nanya." ucap Bintang kesal. "Bahaya, makannya Amora nggak mau."

"Tapi kan Alglara ganteng. Cocok tau sama Amora kalau gue jodohin." dengan gemas Jesslyn membekap mulut Kinan. Cewek dengan kadar otak ketelatan berpikir itu emang tidak pernah membaca situasi. "Udah mending lo diem, lanjutin makannya. Telinga gue berdengung dengerin lo ngomong."

"Padahal gue masih kepo."

"Lupain aja." Amora menatap ke arah masuknya kantin. Keempatnya memang sedang istirahat di kantin sehabis mendapatkan pelajaran olahraga. Pandangan Amora jatuh pada gerombolan anak Morenza yang berjalan ke arah kantin. Mereka tampak saling bercanda dan berbincang saling mengejek. Ini belum jam istirahat mungkin mereka membolos atau emang sedang jam kosong.

Barisan depan ada Alglara, Zicko, dan Kevin. Tiga cowok yang selalu menjadi perbincangan hangat setiap pagi karena berhasil menarik perhatian kaum hawa. Alglara si paling mencolok dengan badan terbilang bagus untuk ukuran anak SMA. Dari segi fisik Alglara memang unggul diantara teman-temannya namun tetap saja mereka semua tergolong cowok ganteng yang memiliki kualitas diri berbeda.

Alglara sebagai ketua Morenza tidak pernah memanfaatkan mereka semua hanya untuk hal pribadi namun mereka semua akan sigap dalam hal membantu. Alglara juga tidak mau teman-temannya ikut campur. Seperti dua tahun yang lalu di lapangan Alglara membuat keributan karena tiba-tiba ditantang oleh alumni dua tingkat diatasnya. Tidak tau apa alasannya Zergio Dinova menantangnya untuk berkelahi. Mantan ketua Morenza itu datang ke sekolah mengambil ijazah lalu menarik kerah seragam Alglara sampai tengah lapangan.

Kejadian waktu itu pun adalah kejadian pertama kalinya Alglara berkelahi setelah resmi menjadi siswa Rajawali. Baru sah menjadi siswa dirinya sudah terkena masalah. Hal itu yang menjadikan nama Alglara terkenal dan berita itu langsung menyeluruh sampai adik kelas angkatan sekarang saja mengetahui berita besar itu. Ternyata alasan Zergio memukul Alglara karena cowok itu diam saja saat di ejek oleh anak OSIS saat masa pengenalan sekolah waktu itu.

Bagaimana kejadiannya hanya Alglara dan Zergio yang mengetahuinya. Semenjak saat itu nama Morenza kembali hadir di telinga Rajawali. Morenza kembali dengan pemimpin baru yang lebih berani penuh wibawa. Setelah lama di bubarkan paksa dan harus vakum setahun, geng sekolah itu kembali memunculkan namanya. Menjadi geng terkenal dengan kandidat anggota terbaik.

Karena itu Alglara ditakuti dan banyak juga yang ingin menjadikan cowok itu teman. Padahal Alglara sendiri, bahkan orang yang tau bermaksud mengajak Alglara berteman hanya karena cowok itu pandai dalam berkelahi.

"Setahu gue Alglara juga punya kakak mantan anak Morenza deh." kata Jesslyn. "Seinget gue dulu pernah denger kalau dia nggak di bolehin sama kakaknya masuk Morenza." katanya lagi sambil menerawang. Ia pernah denger di club basket dulu.

"Kenapa emang?" tanya Bintang.

"Lo pernah denger dimana?" kata Kinan tiba-tiba. "Gue taunya dulu Alglara juga karena dia berantem di lapangan sih. Terus yang jemput ke sekolah cowok tinggi gitu."

"Nah, itu kayaknya abang dia."

"Seriusan lo?" tanya Bintang, dia sendiri belum tau soal begituan karena mungkin Sakha dulu lupa memberitahunya. Segala halnya akan Sakha ceritakan jika menyangkut hal Morenza padanya.

"Serius, tapi gue nggak tau bener enggaknya. Kan gue juga denger dari anak club basket dulu."

"Yaudah lah, ngapain ngomongin dia terus. Nanti ada yang denger kita bermasalah lagi sama mereka. Malesin banget." kata Amora sangat menghindari topik yang mebahas Alglara maupun Morenza.

"Sensi amat lo, Neng. Iya deh yang kemarin dipaksa pulang sama Alglara makannya masih sensi." jahil Bintang sambil mencolek dagu Amora yang langsung di tepis kasar oleh Amora.

"AMORA SAMA ALGLARA PULANG BARENG?!"

Satu kantin menatap meja keempat cewek itu karena sura teriakan Kinan. Bahkan anak Morenza yang baru masuk area kantin menatap juga ke arah meja mereka. Dengan perasaan dongkol serta malu Amora bangkit dan berlari keluar kantin dengan tangan yang menutupi wajahnya. Tidak melihat jika ia berpapasan dengan Alglara di depan sana karena matanya di halangi oleh tangan.

Alglara memandang Amora yang lewat begitu saja dengan datar tidak tertarik dan biasa saja karena baginya Amora hanya lewat. Namun di dalam hatinya Alglara berujar. "Menghindar?"




°°°°

Hi love!
Jangan lupa bintangnya ya, biar bersinar.

See u next part!

ALGLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang