a/n: bagian cerita mengandung toxic masculinity [17+] –on mulmed Avestra.
"Raqueenla Veronica."
Langkah Veronica di anak tangga paling bawah seketika terhenti. Perempuan itu memejamkan mata sebelum berbalik menghadap seseorang yang memanggil namanya. Lelaki dengan tinggi 178cm menatapnya galak. Tatapan yang selalu diberikan kepada setiap murid Rajawali yang melanggar peraturan sekolah.
"Ikut ke ruangan OSIS sekarang."
Veronica menggulirkan kelereng hitam besarnya jengah. Hampir setiap pagi dirinya selalu berurusan dengan ketua OSIS Rajawali. Nathan, lelaki itu tidak ada hentinya mengurusi hidupnya di sekolah. Benar-benar cowok ikut campur. Walaupun itu memang tugasnya sebagai tangan kanan BK.
"Harus banget, ya?"
Nathan mengerutkan kening mendengar pertanyaan retoris Veronica.
"Menurut lo aja? Rambut di ombre, sepatu banyak corak. Sebelum sekolah disini, seharusnya lo baca tata tertib siswa." Nathan melangkah menuntun jalan Veronica menuju ruangan OSIS.
Kaki perempuan itu dihentakan pertanda ia kesal dengan Nathan. Percuma protes dengan Nathan karena cowok itu punya banyak cara agar murid pelanggar aturan seperti Veronica menurut. Kecuali cara untuk Alglara. Sepertinya Nathan harus banyak belajar menaklukan cowok ketua geng itu.
Ruangan OSIS yang rapi dengan banyak kertas-kertas tersusun rapi. Terakhir kali Veronica masuk kesini adalah kemarin, bahkan hampir setiap hari.
Nathan duduk dihadapan Veronica, tangannya menulis pelanggaran cewek itu dibuku besar milik OSIS. Selesai dengan tugasnya ia menatap cewek yang setiap hari hampir berurusan dengannya.
"Lo mau berubah atau surat pemanggilan orang tua gue serahin ke lo?"
Veronica berdecih malas. Selalu. Kata-kata itu selalu Nathan dan Bu Danti– guru BK ucapakan untuknya.
"Orang tua gue sibuk buat ngurusin hal gak penting kayak gini." vokal Veronica berubah lebih antagonis. Siapa yang tidak tau Raqueenla Veronica, anak dari pengusaha tambang kaya raya nomor satu di Indonesia. Si cantik itu hidupnya bergelimang harta sampai-sampai kekurangan kasih sayang. Ibunya sebagai model tidak pernah memperhatikan anaknya. Tidak heran jika Veronica tumbuh tidak adanya aturan.
"Seenggaknya mereka tau anaknya kurang didikan dirumah sampai gak tau tata tertib sekolah."
Kata-kata Nathan membuat goresan panjang bagi Veronica. Perempuan itu menggebrak meja tanda tidak menyukai ucapan ketua OSIS.
"LO GAK TAU APA APA!"
"GAK USAH SOK TAU APALAGI SAMPAI BAWA BAWA ORANG TUA GUE!"
Veronica menunjuk Nathan dengan telunjuknyya, tepat di depan mata cowok itu. "Lo tau? Lo terlalu ikut campur."
Veronica keluar dari ruangan paling ia benci di sekolah. Lebih benci dari gudang yang dirumorkan seram oleh anak-anak Rajawali.
Lagi. Nathan kembali melewati batasannya. Untuk kesekian kalinya ia menyesali dirinya masuk ke lingkungan organisasi sekolah.
"BRENGSEK!"
Veronica menjerit, melempar tasnya ke wastafel toilet. Gadis itu tidak berhenti, jemarinya mulai menarik rambutnya yang sudah kusut karena ia jambak sendiri.
Veronica bernapas lewat mulut, matanya terpaku melihat sosok gadis yang tampak di depan cermin. Ia membenci dirinya yang lemah karena sosok laki-laki itu.
Senyuman antagonis terbit dibibir kissable gadis itu. Mungkin Veronica merasa takut dirinya sudah berubah menjadi psychopath.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGLARA
Fiksi RemajaALGLARA || [ON GOING] Alglara Keaniarga. Si sarkastis yang pandai menjatuhkan mental lawan bicaranya. Petarung handal dengan jiwa bebas. Morenza geng berpengaruh dalam pimpinannya. Pemilik iris cokelat terang menyerupai predator. Kapten tim futsal S...