22. 3H2 + N2 ⇌ 2NH3

823 32 0
                                    


Veronica selalu membiarkan dirinya menjadi center of interest di sepanjang koridor Rajawali. Baginya menjadi pusat perhatian seseorang berarti ia memiliki sesuatu yang menarik dalam dirinya. Perhatian semacam itu sudah sering ia dapatkan sejak pertama kali menginjakkan kaki di SMA Rajawali. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kelasnya, ralat beralih menuju papan pengumuman di depan ruang TU.

Gadis itu akhirnya berhenti di depan papan pengumuman, baginya tidak ada yang menarik kecuali nama Alglara Keaniarga, yang tertera di papan putih itu. Selain Alglara ada juga nama anak-anak berprestasi yang di tempel, katanya sebagai motivasi murid-murid Rajawali. Padahal hal begitu tidak akan di lirik. Siswa jaman sekarang lebih menyukai gosip hangat yang di tempel di papan daripada kata-kata mutiara.

Contohnya sekarang, seseorang tengah menjadi perbincangan hangat karena namanya tertulis di bawah foto persegi polaroid putih. 'Alglara tampak berduaan dengan Amora di toilet wanita'. Fuck, si pembuat berita benar-benar kurang kerjaan, pikir Veronica. Dibalik fakta atau tidaknya gosip tidak penting itu. Ia yakin seluruh murid Rajawali mempercayai berita itu dengan mentah.

Namun bukan itu yang ingin Veronica tau, mengapa hal ini terjadi? Dari bulan lalu belum ada gosip mengenai Alglara kecuali dengan Sarah. Kali ini dengan sosok perempuan yang sempat dibincangkan sebagai rival Alglara, karena berani melawan cowok itu. Apa kali ini juga begitu? Atau justru ada hal lain yang tidak di ketahui anak Rajawali.

Veronica mencibir pelan perempuan yang tidak terima dengan berita itu. "Lo emang kalah cantik, ewh."

"Maksud lo?" tanya perempuan yang memakai bando berwarna kuning.

"Lo norak." tandas Veronica menatap nyalang perempuan itu.

Seperti tidak ada rasa takut, perempuan itu membalas tatapan Veronica tidak kalah tajam. "Lo seharusnya ngaca! Lebih norakan gaya lo ke sekolah. Like bicth!"

"Ouch, I don't fucking care what you say, jalang!"

Veronica dengan sengaja berludah di sebelah perempuan berbando itu.

Baginya orang seperti cewek di hadapannya ini bukanlah sebagai ancaman. Justru orang seperti ini yang ia sukai untuk diajak berkelahi. Bagi Veronica hidup di sekolah jangan terlalu monoton, sedikit bumbu juga baik.

"Wasting time. Minggir!" Veronica dengan sengaja menabrakan bahunya pada bahu perempuan itu.

"IIIHH!!" perempuan berbando itu kesal dengan tingkah Veronica yang bar-bar itu.

Jika bukan Raqueenla Veronica, ia sudah sedaritadi menjambak rambut ombre cewek itu.



°°°°


"Mora, itu kemarin berarti ada Alglara di depan toilet pas kita lagi ganti baju?" tanya Kinan tidak sabaran setelah melihat mading pengumuman berisikan gosip murahan journalist Rajawali.

"Heem," jawab Amora malas meladeni, ini masih pagi tenaga Amora tidak untuk bergosip.

"Anjir, terus kalian ngapain berdua kemarin?" tanya Kinan lagi penasaran.

"Menurut lo gue sama dia ngapain? Nggak mungkin berkontribusi jual beli narkoba kan?" balas Amora.

"Iih, galak banget masih pagi jugaan."

"Itu lo tau, pagi-pagi udah gosip aja. Mending kerjain tugas yang lo tunda."

"Ya ampun, Mora. Lo itu ya tugas mulu, nggak bikin tugas juga nggak bakal mati."

"Mulut lo, Nan." Bintang melempari Kinan kotak pensilnya yang berisi banyak pulpen colongan.

"Sakit, Bintang kejora!" Kinan mengusap bibirnya yang kena ciuman manis kotak pensil Bintang.

ALGLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang