"Kujalani bila membuatku senang, kuhancurkan bila bisa membunuh."
"ARJUNAAA!! BALIKIN PULPEN GUEEE!! TUGAS GUE BELUM KELAR!!"
Amora yang baru kembali dari toilet bersama Jesslyn terkejut mendengar teriakan Bintang yang begitu keras. Mungkin terdengar sampai kelas sebelah. Cewek itu tengah berlari mengejar Arjuna yang membawa pulpennya. Sementara itu Arjuna dengan jahilnya mengangkat tinggi-tinggi pulpen milik Bintang. Tangan Bintang mencoba menggapai pulpen miliknya yang tidak mungkin ia bakalan bisa jangkau karena tinggi badan Arjuna lebih tinggi darinya.
"Balikin, Juna. Nanti guru dateng, PR gue belum kelar."
"Salah sendiri pendek. Cepetan ambil, tangan gue pegel nih." ejek Arjuna membuat Bintang dengan kesal menendang kaki cowok itu. "AKKHH! Sakit Bintang."
"Rasain!"
"Curang lo main fisik."
"Balikin, gak?!"
"Enggak,"
"Pake pulpen yang ada aja, Bin. Malahan ngeladenin orang gila kayak Juna pagi-pagi." kata Amora lalu duduk di samping Pinka yang tengah mengerjakan tugas. Amora sudah menyelesaikan tugasnya dari semalaman.
"Dasar orang gila!" Bintang membiarkan pulpennya di bawa Arjuna memilih untuk melanjutkan tugasnya yang sempat tertunda itu.
"Nggak asik lo, Mora." Arjuna merasa mangsanya kali ini tidak seru karena Bintang menyerah begitu saja. Namun ide jahil kembali ada di pikirannya.
"ARJUNA KAMPRETT!!" teriak Amora melengking karena ikatan pada rambutnya di tarik paksa oleh Arjuna dari belakang. Arjuna memang terkenal dengan sifat jahilnya dengan teman sekelas. Amora yang kesal menatap Arjuna tajam. "Balikin!"
"Ambil sini."
"HAHAHA BAWA KABUR AJA JUN!" Bintang ikut berkomplotan dengan Arjuna kali ini.
"Kurang ajar lo, Bin. Gue bantuin lo tadi ya." Amora bangkit dari duduknya hendak mengejar Arjuna namun cowok itu malahan berlari ke luar kelas.
"ARJUNA JANGAN KABUR LO!"
Jesslyn yang memang memilih tidur setelah mengantar Amora dari toilet membiarkannya saja. Jika di lerai juga percuma pikir Jesslyn. Bintang dan Kinan memilih melanjutkan menyalin pekerjaan rumah milik Amora sebelum bel tanda pelajaran di mulai.
Saat Amora melewati lorong kelas yang cukup ramai karena jam masuk belum berbunyi ia tak sengaja menatap gerombolan Alglara dengan teman-temannya. Keenam cowok itu berjalan dengan ramainya karena mereka tengah mengejek satu sama lain.
"Arjuna berhenti."
Arjuna yang masih berlari membuat Amora mengurungkan niatnya untuk mengejar Arjuna lagi. Arjuna yang melihat tidak ada pergerakan dari Amora memilih berhenti lalu membalikkan badannya mengarah belakang. Amora berdiri dengan tangan yang berada di pinggang menatap tajam Arjuna yang berada beberapa langkah darinya.
"Balikin,"
"Ambil sini."
"Jangan nyebelin deh, Jun."
"Gue suruh ambil sini." seperti membaca pergerakkan dari Amora yang akan mengejarnya Arjuna kembali berlari kecil.
Amora sudah tidak sanggup lagi berlari mengejar Arjuna. Cewek itu marah dengan Arjuna karena sudah keterlaluan baginya. Amora berada tepat di belakang Arjuna beberapa langkah lagi.
Cewek itu maju beberapa langkah lagi. Tangannya bersiap mengambil sepatu putih miliknya. Dengan memegang sebelah sepatu itu Amora melangkah mendekat lagi karena Arjuna masih melangkah pelan di depannya. Cewek itu semakin maju hingga jarak Amora dan Arjuna tinggal beberapa langkah. Cewek itu lalu melemparkan sepatunya dengan sekuat tenaga hingga mengenai seseorang yang lewat di samping Arjuna membuat suara beraduh erangan kesakitan dan teriakan tak terima Alglara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGLARA
Novela JuvenilALGLARA || [ON GOING] Alglara Keaniarga. Si sarkastis yang pandai menjatuhkan mental lawan bicaranya. Petarung handal dengan jiwa bebas. Morenza geng berpengaruh dalam pimpinannya. Pemilik iris cokelat terang menyerupai predator. Kapten tim futsal S...