Warung Mang Cepi.Di sinilah tempat mereka semua berkumpul. Alglara duduk di depan dengan kaki bertumpu di kaki satunya. Sementara Galen duduk di sampingnya dengan Zicko di bawah– tengah di pijit oleh cowok itu lalu Sakha duduk di sampingnya sambil bermain game di ponselnya.
Sebenernya mereka berada disini karena jam pulang sekolah lebih cepat dari biasanya. Sekolah akan memulangkan muridnya lebih awal ketika guru-guru mengadakan rapat. Minggu depan kelas XII sudah akan mengikuti PTS namun tetap saja mereka semua harus mempersiapkan diri mereka.
"Waktu cepet banget ya? Baru juga masuk udah mau lulus aja."
"Masih ada delapan bulan buat kita keluar dari Rajawali." ujar Kevin memperkirakan.
"Delapan bulan emang lama, tapi tetep aja bakalan singkat bagi mereka yang menikmatinya." sela Zicko tau arah pikir teman-temannya.
"Gak usah di pikirin dulu lah itu. Selagi kalian masih di Rajawali, Bang." Arsen bersuara karena mengerti situasi saat ini.
"Tetep aja, kalau nggak dipikirin tar waktu keburu habis."
"Jangan bahas yang sedih-sedih lah anjir," kata Galen tidak ingin untuk saat ini. Membenarkan perkataan Arsenio, selagi mereka masih disini jadi nikmati saja alurnya.
"Gue masih bingung, kemarin kenapa Eros nuduh kita yang laporin mereka ke polisi?"
"Umpan?"
"Hah?" ketujuh laki-laki disana tidak mengerti dengan ucapan ketua mereka.
"Umpan apaan, Al?" tanya Sakha tidak paham.
Alglara memasukkan ponselnya ke saku celana abu-abunya. "Mereka tau titik lemah kita di sekolah."
Jika boleh Sakha ingin sekali mencekik leher Alglara. Tentu saja jika dia berani, masalahnya dia tidak seberani itu. Sudah tau Sakha bukan sosok murid pintar yang otaknya bisa bekerja secepat itu menangkap arti kalimat rumpang Alglara.
"Gue tau lo gak ngerti, Kha." ujar Galen menepuk bahu temannya itu.
Sakha melirik sinis. "Lo juga kan?" anggukan Galen membuatnya mendengus. Ternyata mereka sama saja.
"Kalau mereka nyerang kita di luar sekolah, mereka pikir kita bakalan menang terus. Makannya lebih milih tempat dimana kita bakalan mengalah, karena di sekolah titik lemah kita." jelas Kevin karena yang bisa menangkap arti kalimat Alglara hanya dirinya. Ia yakin seratus persen teman-temannya tidak begitu.
"Tapi justru mereka salah, malahan mereka yang kalah di kandang lawan."
"Itu pointnya. Strategi mereka tolol."
"Sadis lo, Bos." decak Devano kagum, ia tau otak Alglara memang bekerja dengan bagus, bahkan jika tidak tertutupi dengan kemalasan cowok itu. Ia yakin Alglara sudah di pandang sekelas Kevin dan Arsenio. Namun sayangnya cowok itu menutipinya dengan kebandelannya.
Obrolan mereka terhenti karena suara klakson-klakson yang memekak telinga. Suara derung motor dari arah kanan mereka membuat semuanya menoleh, termasuk anak Morenza lainnya yang masih makan di dalam terpaksa keluar meninggalkan cemilan mereka.
Semuanya kaget melihat sosok disamping Eros. Tidak menyangka bahkan tidak terpikirkan. Dalam sejarah pertarungan mereka tidaka ada yang namanya anggota selain geng masing-masing membawa backingan dari geng lain. Jika sudah begini bolehkan Alglara menyebut Traviesco, pengecut?
"Darung," ujar Alglara.
"Al, kita harus lebih hati-hati. Kayaknya Eros ngadu sama ketua angkata pertama, karena mereka kalah." bisik Devano.
![](https://img.wattpad.com/cover/313846729-288-k571634.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGLARA
Novela JuvenilALGLARA || [ON GOING] Alglara Keaniarga. Si sarkastis yang pandai menjatuhkan mental lawan bicaranya. Petarung handal dengan jiwa bebas. Morenza geng berpengaruh dalam pimpinannya. Pemilik iris cokelat terang menyerupai predator. Kapten tim futsal S...