"Betapa pun tajamnya pedang keadilan, ia tidak memenggal kepala orang yang tidak bersalah."
Pagi-pagi sekali di saat bel masuk berbunyi ada keributan terjadi di depan kelas XII IPA I. Kelas yang di dalamnya baru terisi setengah jadi sesak dan padat akibat kelas lain ikut berbondong-bondong masuk. Banyak yang menonton aksi Revano yang tiba-tiba saja berada di lorong kelas XII karena tidak terima ceweknya di ajak jalan oleh Nathan si Ketua OSIS.
Banyak pihak yang datang hanya untuk memanas-manasi. Nathan yang tidak tahu apa-apa terkejut karena kerah seragamnya sudah ditarik oleh Revano. Adik kelas sekelas Revano memang tidak bisa diragukan lagi tenaganya. Salah bukan sekelas Revano, anak Morenza mana yang tenaganya tidak bisa diragukan lagi? Bahkan seumuran Revano yang notabennya adik kelas berani berurusan dengan kakak kelas bahkan ketua OSIS.
"Lo ngapain ajak cewek gue jalan kemarin?" tanya Revano dengan wajah menahan amarah. Seperti sudah menyiapkan satu pukulan untuk wajah sok polos Nathan.
Nathan Emalino, ketua OSIS SMA Rajawali. Sosok murid teladan yang selalu menjadi contoh bagi para siswa laki-laki. Tidak banyak emang yang menyukainya karena terlalu dianggap mencari muka oleh kaumnya. Namun berbeda lagi bagi kaum hawa. Nathan adalah sosok cowok yang di idam-idamkan mereka. Bahkan Nathan selalu dijadikan perbandingan dengan Alglara.
"Udah gue jelasin kita enggak jalan. Tapi beli barang buat keperluan OSIS." jelas Nathan dengan sedikit nada yang kentara sekali kalau ia takut.
"Alasan basi." desis Revano. Sebenarnya Revano sangat tidak keberatan jika ceweknya jalan dengan Nathan untuk keperluan OSIS. Tetapi ini sudah ketiga kalinya ia memergokinya. Jadi salahkah Revano beranggapan jika Nathan sengaja melakukan itu?
"Lo bisa tanya langsung ke Evlyn kalau kita emang beneran pergi buat beli keperluan OSIS. Bukan seperti yang lo tuduhin." Nathan yang sudah kehabisan nafas karena tenggorokannya di cekik oleh Revano.
"Lo bisa ajak anggota lo yang lain. Kenapa harus banget ngajak Evelyn? Mana bukan sekali dua kali. Tapi hampir tiap ada keperluan lo ajakin dia." Revano menahan dirinya agar tidak melayangkan tangannya menganai wajah polos Nathan. "Suka lo sama cewek gue?"
"Kalau gue suka lo mau lepasin dia?" tantang Nathan berani.
Tanpa aba-aba pukulan telak Revano layangkan kepada Nathan. Cowok itu sampai terjatuh ke belakang menabrak pintu kelas. Suara seruan agar Nathan membalas pun berdengung mengisi ruangan satu kelas.
"BANGUN NATH! BUKTIIN LO BISA NGALAHIN KACUNGNYA ALGLARA!!"
"JANGAN BUAT ANAK OSIS TUNDUK NATH! BANGUN LO!"
"ANAK MORENZA EMANG BIANG MASALAH DIMANA MANA!!"
"HABISIN AJA DIA NATH!!"
"HABISIN AJA NATH! ADEK KELAS GAK TAU SOPAN SANTUN!"
"CATET AJA NAMANYA BIAR DI KELUARIN DARI SEKOLAH!"
"BANGUN NATHAN!!"
Suara-suara yang mendukung Nathan semakin histeris menyorakinya. Nathan semakin semangat kalau ia bisa membuat Revano tunduk di tangannya. Anak OSIS harus bisa lebih diatas anak Morenza. Nathan merasa bahwa dirinya banyak yang mendukung sedangkan Revano hanya datang sendirian tanpa adanya kawalan dari anak Morenza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGLARA
Fiksi RemajaALGLARA || [ON GOING] Alglara Keaniarga. Si sarkastis yang pandai menjatuhkan mental lawan bicaranya. Petarung handal dengan jiwa bebas. Morenza geng berpengaruh dalam pimpinannya. Pemilik iris cokelat terang menyerupai predator. Kapten tim futsal S...