"Tadi udah gue kerjain rumusan masalahnya, lo lanjut ngerjain bagian penutup sama kesimpulannya aja." kata Amora sambil sambil memberikan laptopnya kepada Nathan. Nathan langsung memulai kegiatannya mengetik. Sementara Amora sibuk mencari artikel-artikel yang bisa ia muat di daftar pustaka nanti. Sore harinya Nathan datang lebih akhir ke rumah Amora, karena ada rapat dengan OSIS, sementara Bintang dan Arjuna memilih pulang karena gerah.
Mereka berdua sekarang sedang berada di ruang tamu rumah Amora.
"Ini lo ngetik sendirian aja pasti ya?" tanya Nathan sambil memutat layar laptopnya menghadap Amora.
Amora tidak bisa melihat dengan jelas, tapi ia anggukan saja kepalanya agar cepat. "Punya kelompok emang doyan numpang nama ya gitu." kekehnya.
Nathan terkekeh, lalu ia kembali mengetik, namun ia kurang paham bagaimana cara membuat format yang benar. "Ra, ini bener nggak cara gue?" tanyanya.
Amora mengulurkan tangannya meminta laptop, ia kurang jelas melihat tayangan di layar. "Iya bener, bentar gue benerin dikit."
Nathan hendak mengatakan sesuatu, tetapi urung saat ia melihat sosok laki-laki yang lumayan ia kenali. Zergio Dinova, ketua Morenza generasi satu. Cowok itu melangkah menuruni tangga dengan pakian santai sambil mengucek mata seperti orang baru bangun tidur. Amora lalu menoleh ke arah yang sama dan mengerti mengapa Nathan tiba-tiba terdiam.
"Eh, ada tamu," kata Zergio setelah sampai di tangga terakhir.
"Kok lo ada disini, Bang?" balas Nathan bingung. Zergio tersenyum lalu membalas Nathan dengan santai.
"Gue sepupunya Amora, kenapa emangnya?"
"Ng–nggak apa-apa," jawab Nathan datar. Zergio lalu berjalan menuju dapur dan Nathan yang masih penasaran bertanya kepada Amora. "Dia beneran kakak sepupu lo kan?"
"Iya," jawab Amora. "Dia baru balik dari Bandung, jadi nginep disini."
"Oh, gitu ya." Nathan mengangguk. Amora lalu mengembalikan laptopnya pada Nathan untuk melanjutkan tugasnya.
Setelah itu suasana menjadi hening, sampai Zergio datang lagi membawa minuman kaleng soda dan duduk di samping Nathan dengan santai. "Gue boleh duduk di sini, kan?"
"Nggak!" kata Amora galak, "Jangan ganggu gue lagi nugas."
"Apa? Gue nggak ganggu, cuman numpang duduk doang. Boleh kan, Nath?"
"Bayar," canda Nathan, tapi sebenarnya ia sedikit tidak nyaman. Zergio terkekeh, ia tau Nathan tidak nyaman dengan kehadirannya. Tapi ia tidak peduli, ia malahan menegak minumannya sambil bermain ponsel.
Tidak ada pembicaraan di antara mereka. Amora menghela napasnya dalam diam sambil melirik kakak sepupunya itu. Ia tau apa tujuan Zergio datang menghampirinya dengan Nathan. Amora sudah hampir tujuh belas tahun hidup dengan cowok itu. Tau mana sifat natural dan sifat artificial cowok itu.
Dari sini Amora sudah dapat membaca, sifat yang Zergio keluarkan, artificial. Ia yakin sebentar lagi Zergio akan berulah melakukan hal konyol.
"Kayaknya gue ganggu kalian belajar nih. Gue balik ke kamar aja deh." Zergio lalu berdiri. Namun entah bagaimana, Zergio tiba-tiba tersandung dan alhasil minuman di genggaman cowok itu tumpah mengenai seragam Nathan.
"ADUH!" pekik Nathan terkejut dan merasa dingin akibat minuman soda Zergio. Nathan otomatis berdiri sambil mengibaskan seragamnya yang basah.
"Ya ampun, Nath!" Zergio berseru seolah terkejut sembari membantu Nathan membersihkan baju seragamnya. "Aduh, sorry Nath. Gue nggak sengaja."
"Lo nggak apa-apa, Nath?" Amora berdiri dengan panik lalu membantu Nathan merapikan tugas-tugas yang terkena cipratan soda ulah Zergio. Ia yakin sepupunya itu sengaja melakukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGLARA
Teen FictionALGLARA || [ON GOING] Alglara Keaniarga. Si sarkastis yang pandai menjatuhkan mental lawan bicaranya. Petarung handal dengan jiwa bebas. Morenza geng berpengaruh dalam pimpinannya. Pemilik iris cokelat terang menyerupai predator. Kapten tim futsal S...