Selesai latihan basket semua anggota Morenza kembali ke warung Mang Cepi, mereka memilih makan disana ketimbang beli di restaurant. Mang Cepi sendiri kewalahan melayani seluruh anggota Morenza. Semuanya hadir dan bersorak-sorak. Sore itu mereka berkumpul bersama.WMC menjadi tempat berkumpul Alglara dan anak Morenza lainnya.
Alglara duduk di sebelah Arsen, ia menghirup pod kecil miliknya. "Tumben nggak ngerokok?" tanya Arsen.
"Enakan ini." Alglara mengangkat pod-nya.
"Gue denger-denger lo ada musuh sama anak SMA Trisatya. Emang bener?" tanya Zergio.
"Satu doang, Eros." jawab Alglara.
"Eros? Ketuanya?"
"Iya, lo kenal Bang?" tanya Alglara pada Zergio yang menyuarakan nama ketua Traviesco.
"Enggak, pernah denger pas gue nggak sengaja ketemu si Ozy di Cafe punya temen." jelasnya. Zergio hari ini datang berkunjung melihat Morenza generasi dua di Mang Cepi, mumpung dia lagi free tidak punya kesibukan tugas kampus.
"Darung yang angkat dia jadi ketua?" Alglara bertanya.
Zergio menautkan alisnya, "Mungkin? Darung sama Tristan nemuin lo waktu itu?"
Alglara mengangguk sebagai jawabannya, Zergio kembali berujar. "Gue kira bercanda."
"Lo tau?"
"Iya, mereka nyapa gue pengen nemuin ketua Morenza." balas Zergio. "Jangan berurusan sama mereka lagi, Darung lagi di kepung."
"Di kepung?" tanya Kevin.
Zergio menoleh sambil mematikan rokoknya. "Narkoba." lalu ia bangkit menuju meja billiard yang ada di dalam sana.
"Njing? Sampe ada yang narkoboy juga?" kaget Zicko tidak percaya itu.
"Namanya aja geng keras pelajar. Revano aja sering ngeroom asal lo pada tau." ujar Devano membuka aib saudaranya sendiri, namun memang anak Morenza tau seberapa nakalnya Revano.
Revano yang mendengarnya hanya terkekeh sumbang dan melempari Devano botol minuman.
"Keliatan banget otak-otak selangkangan." semuanya tertawa mendengar ujaran Galen yang polos.
"Sialan lo Len." geram Revano menahan kesal.
"Alenzo nggak mau dateng kesini lagi?" tanya Justin anggota inti Morenza generasi satu.
Gelengan dari Alglara membuat decakan meluncur dari bibir merah muda Justin. Cowok blasteran Belanda-Indonesia itu memiliki rambut ikal berwarna cokelat alami. Matanya juga berwarna abu-abu terang.
"Your father restricting his association?" tawa Alglara membuat Justin terkekeh, "Dia bangga sama lo."
"Tau apa lo , Bang?"
"All about you from Ale, maybe? He's afraid of you but you're not, Alglara."
"No, he is braver than me," katanya. "Bahkan berbohong demi gue demi orang lain."
"Form of care for you." kekeh Justin jenaka lalu ia pergi melangkah menuju Zergio, tanpa mendengar lanjutan dari Alglara.
"For someone other than me of course."
"Ngeluh?" Arsen bersuara.
Alglara memukul pelan pundak Arsen. "Bagian dari kehidupan." kekehnya. "Tumben tiga batang, a lot of things in mind?"
"Enggak juga, lagi pengen." Arsen mengangkat rokoknya ke arah Alglara, cowok itu menerimanya lalu meminta satu batang. "Lo nggak kepikiran soal Eros?"
Alis Alglara menekuk, "Sebagai ancaman atau gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALGLARA
Teen FictionALGLARA || [ON GOING] Alglara Keaniarga. Si sarkastis yang pandai menjatuhkan mental lawan bicaranya. Petarung handal dengan jiwa bebas. Morenza geng berpengaruh dalam pimpinannya. Pemilik iris cokelat terang menyerupai predator. Kapten tim futsal S...