9

783 47 0
                                    

Selamat membaca....

Mr. Na || I'm not the first
~
.
.
.
.
Hari mulai pagi. Yena mengernyit saat terbangun dari tidur lelap nya. Kepala nya terasa berat. Yena berusaha mendudukan tubuh nya yang terasa masih sangat linglung itu.

"Aish. Kepalaku sakit." gumamnya.

Yena melihat sekeliling mencari ponsel nya. Namun atensi nya tertuju pada sebuah botol minuman di atas nakas.

Yena mengambil dengan satu lengannya melihat tampilan botol itu. Terdapat note ditempel dibotol tersebut.

Ini untuk menghilangkan pengarmu.

Yena memandang botol itu lalu membuka nya. Ia sudah tau dari mana. Pasti dari bos nya. Karena siapa lagi yang berada diapartemen ini selain dirinya dan bos nya itu.

Yena meneguk isi botol itu perlahan. Kepala nya yang semula berat kini merasa lebih baik.

Yena telah membersihkan dirinya. Memakai pakaian rumahan biasa karena dia pikir hari ini tak akan kemana mana.

Kriinnggg.

Ponsel Yena berdering. Yena melihat siapa yang memanggil nya pagi begini.

Pandangan Yena menyipit saat mengetahui siapa yang menelpon nya.

"Yoboseyo."

"Hei. Wanita gila. Cepat datang ke kantorku sekarang. Akan ku kirim alamat nya."
Sontak Yena menjauhkan ponsel dari telinga nya saat seseorang berteriak dari sambungan telpon nya.

Tuuuttt.

Belum menjawab sambungan telpon telah lebih dulu mati.

"Aish. Dasar bos sinting." dengus Yena dan melepar ponsel nya ke atas kasur.

Waktu menunjukkan pukul 10.00 pagi. Yena telah menaiki bus pergi menuju kantor Jaemin. Sepanjang perjalanan Yena memandang kosong ke luar jendela. Dia rindu dengan kehidupan nya. Rindu berkumpul dengan Yuna. Rindu bekerja di resto paman Huang. Rindu bertemu Jisung. Dan rindu pada ibunya.

Bus yang ditumpangi Yena telah sampai di halte tujuan. Yena turun untuk memasuki salah satu gedung pencakar langit disana.

Saat dirasa sudah sesuai dengan alamat yang dikirimkan Jaemin. Yena memasuki gadung tersebut.

Namun langkah Yena terhenti saat seorang petugas keamanan mencegah nya masuk.

"Maaf nona. Ingin bertemu siapa?" tanya satpam itu.

"Saya disuruh Tuan Na ke sini." ucap Yena.

Namun raut wajah satpam itu terlihat meremehkan Yena. Dia tersenyum miris saat memandang Yena.

"Apa anda membawa Inviting card?"

Yena mengernyit.
"Hah? Aku tidak punya."

"Kalau begitu anda tidak bisa masuk."

"Tapi maaf saya sudah dihubungi oleh tuan Na langsung." Yena berusaha masuk.

"Maaf sesuai prosedur kalau anda tak ada janji. Anda tak bisa masuk."

Terjadi keributan kecil antara Yena dan petugas keamanan itu. Secara kebetulan ada seseorang melewati mereka penasaran dengan apa yang terjadi pada ke dua nya.

"Ada apa ini ribut ribut?"

Ke dua orang yang tengah ribut itu menoleh bersamaan pada sumber suara.

"Maaf Tuan Lee. Ini ada orang yang mengaku telah membuat janji dengan Tuan Na. Namun dia tak membawa Inviting card apapun." satpam itu menjelaslan.

1. Mr. Na || I'm not the first 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang