Heejin telah menunggu di gerbang utama tempat pembelian tiket masuk. Ia melihat arloji ditangan nya. Sesekali menoleh ka segala arah tengah mencari seseorang.
"Aish. Kebiasaan sekali. Pasti terlambat." Heejin menggerutu. Menendang nendangkan kaki nya sembarang saat menunduk.
Namun saat ada sebuah coklat tepat dihadapan nya. Heejin spontan mendongak. Ternyata Jaemin.
Jaemin tersenyum cerah. Membuat kemarahan dan kekesalan Heejin tiba tiba hilang. Senyum Jaemin bagai hipnotis bagi nya.
"Mian. Aku terlambat. Ini coklat kesukaan mu."
Dengan malu malu Heejin menerima coklat itu dan tersenyum tipis. Luluh lah kekesalan hati Heejin hanya dengan senyuman Jaemin dan sebatang coklat.
"Ayo masuk." Jaemin menggandeng tangan Heejin saat beranjak masuk ke dalam arena taman bermain.
Mereka asik menaiki setiap wahana yang tersedia disana. Dari mulai yang santai maupun yng ekstrim.
"Jaemin-ah. Aku ingin itu."
Heejin menunjuk sebuah permen kapas.Dengan senang hati Jaemin membelikan untuk Heejin. Betapa girang nya gadis itu. Padahal umur nya sudah 18 tahun tapi tingkah nya masih saja manja seperti anak kecil.
"Jaemin. Ayo kita naik itu." Heejin menunjuk sebuah bianglala menara bundar.
Tapi antrian untuk meniki itu ternyata sangat panjang. Menunggu adalah hal paling menyebalkan bagi Jaemin.
"Antriannya panjang sekali cari yang lain saja."
"Sireo! Aku ingin naik itu. Ayolah." rayu Heejin.
Dengan terpaksa Jaemin akhirnya mengiyakan ke inginan kekasih nya itu. Jaemin selalu luluh dengan sikap manja Heejin. Walau hanya sesekali Heejin bersikap seperti itu.
Setelah mengantri cukup lama akhirnya kini giliran Jaemin dan Heejin yang naik. Dengan antusias Heejin mulai duduk berhadapan dengan Jaemin. Satu tempat hanya diisi oleh dua orang saja.
"Waahhh. Pemandangan nya indah sekali." Heejin berbinar saat melihat seluruh kota Seoul bisa ia lihat dari atas.
Namun bagi Jaemin pemandangan wajah Heejin lebih indah dari apapun. Ia tak bosan menatap Heejin selama didalam wahana itu.
Heejin mulai menyadari tatapan Jaemin.
"Yak. Jangan terus menatapku seperti itu."Jaemin tersenyum. Sangat manis.
"Aku sedang melihat pemandangan.""Apa? Dimana?"
Heejin celingukan melihat ke samping dan belakang.Kruukk
Tiba tiba wahana itu berhenti. Heejin dibuat limbung dan terjatuh tepat dipangkuan Jaemin. Wajah mereka hanya tersisa beberapa centi saja.
"Ini pemandangan yang aku maksud." bisik Jaemin membuat Heejin membeku.
Jaemin memposisikan Heejin untuk duduk ditempatnya. Namun Jaemin tak kembali duduk. Ia masih mengukung Heejin dengan ke dua tangan nya.
Heejin beberapa kali berkedip saat mereka saling bertatapan.
Jaemin mulai mendekat. Memangkas jarak diantara mereka.
Cup.
Satu ciuman tepat di bibir mereka saling bertautan. Heejin yang terkejut pun mulai memejamkan mata. Menikmati setiap pagutan bibir mungil Jaemin.
Jaemin menekan tengkuk Heejin. Merasakan aroma wangi lembut Heejin yang sangat ia sukai.
Tubuh Jaemin meremang. Merasakan desiran disekujur tubuhnya. Entah sensasi apa yang dia rasakan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Mr. Na || I'm not the first 🔞
Dragoste21+ "Hei gadis gila. Cepat lakukan apa yang kuperintahkan." Jaemin benar benar membuat hari hari Yena penuh dengan kekesalan. Yena, seorang gadis yang menanggung semua beban di pundak nya harus berurusan dengan laki laki dingin yang sulit ditebak. ...