43

464 32 1
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || I'm not the first
~

Hyungsik duduk termenung diruang kantor nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
Hyungsik duduk termenung diruang kantor nya. Pikiran nya sangat kacau.

Brakk.

Jisung datang dengan wajah panik dan tergesa.

"Papa. Mama diculik. Noona juga."

Jisung masuk dengan langkah yang cepat. Mendekati sang ayah yang tengah kebingungan.

"Papa tahu."

Jisung mengernyit. Menatap bingung sang ayah. Ia juga sempat terkejut dengan reaksi ayah nya.

"Lalu kenapa papa diam saja?"
Suara Jisung meninggi. Kepalan tangannya mengeras.

"Papa tahu siapa yang menculiknya."

Mata Jisung membulat. Ia terkejut karena sang ayah bisa mengetahuinya.
"Siapa? Lalu dimana mereka?"

"Panjang untuk diceritakan nak. Dia ingin memiliki perusahaan papa."

"Apa??? Beritahu aku. Siapa dia?"

Hyungsik menggeleng. Ia tak mungkin menceritakan semua nya. Bagaimana jika Jisung tau kalau dia adalah ayah kandung nya. Hyungsik telah merelakan perusahaan nya. Ia tak mau kehilangan sang putra.

"Sekarang kita tinggal menunggu. Mama dan Yena akan kembali."

Jisung masih tak mengerti dengan apa yang dibicarakan ayah nya. Ada apa dengan semua keanehan ini. Akhir akhir ini banyak sekali hal diluar kendalinya.

"Jisung. Dengarkan papa. Apapun yang terjadi tolong percaya pada papa. Apapun yang terjadi tolong tetaplah disamping papa."
Hyungsik memegang ke dua bahu Jisung dan menatap dalam manik pualam Jisung yang didalamnya terpancar kebingungan.

"Kenapa papa bicara seperti ini?"
Jisung merasakan hal yang aneh terjadi pada sang ayah.

"Hanya itu yang papa ingin sampaikan padamu. Papa mohon berjanjilah."
Kini bola mata Hyungsik tampak berkaca kaca. Terlihat ketakutan dari sorot pandangan nya.

Walaupun Jisung tak mengerti. Ia hanya mengangguk untuk membuat sang ayah tenang.

Hyungsik tersenyum dengan penuh ketenangan. Ia lantas memeluk putra nya dengan erat.

"Gomawo Jisung-ah."
.
.
.
.
.
Jimin berkali kali menekan nekan ponsel dan menempelkan ditelinga nya.

"Aish. Kenapa sulit sekali dihubungi."
Jimin meracau saat panggilan telpon nya tak dijawab.

"Aku harus mencari Hana. Dia sedang tak baik."

Jimin memasukan ponsel ke dalam tas kecilnya lalu berjalan diloby sebuah perusahaan besar.

1. Mr. Na || I'm not the first 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang