10

1K 50 3
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || I'm not the first
~
21+
Yang di bawah umur tolong skip ya. 😁
.
.
.
Jisung berjalan memasuki rumah kediaman nya. Saat melewati ruang tengah Jisung tak sengaja mendengar percakapan ayah nya dengan salah satu orang kepercayaan nya.

"Cari tau tentang Park Yena. Cari tau asal usulnya." titah Tuan Park.

"Baik Tuan. Saya permisi." orang itu beranjak pergi dari hadapan Tuan Park.

Jisung yang mendengar nama Yena disebut mematung ditempatnya. Ia bertanya tanya dalam hati. Ada apa sebenarnya? Kenapa ayahnya mencari tahu tentang Yena?

Jisung melanjutkan langkahnya. Ia bersikap seakan tak mendengar apapun.

"Ahh Jisung-ah. Kau sudah pulang?" sapa ayah Jisung.

"Ne, papa."
Jisung memperhatikan tingkah ayah nya yang sepertinya nya sedikit pusing.

"Papa gwenchanayo?"

"Hemm. Papa tak apa apa." tuan Park tersenyum menanggapi Jisung.

"Aku masuk dulu Pah."

"Hemm."

Jisung berjalan menuju kamar nya. Pikiran nya masih berputar tentang obrolan papa nya tadi.

"Aku harus cari tahu." gumamnya.
.
.
.
.
Yena menatap langit malam kota Soul di pinggir sungai Han. Sesekali ia menunduk menatap sepatu yang ia kenakan tengah menendang nendang kerikil kecil disana.

Setelah melihat kejadian tadi Yena segera pergi dari sana. Ia berusaha menjauh dari ke dua sejoli itu.

Tapi entah mengapa Yena merasa sangat sedih. Ia merasa masih sesak di dada nya. Yena tak ingin pulang ke apartemen Jaemin malam ini. Dia berniat pulang ke kamar sewa lama nya.

Saat tengah malam Yena berjalan menyusuri jalanan yang biasa ia lewati saat pulang kerja dulu.

Tatapan Yena kosong. Ia seperti sedang kehilangan arah. Dia tak tau kenapa jadi seperti ini. Dia merasa ada yang tak beres dengan dirinya.

"Yak. Kau ternyata disini?" Yena merasa jengah saat mengetahui siapa yang berbicara.

Yena hanya terdiam tanpa mencari sumber suara itu.

"Aku kira kau akan jadi istri si bajingan tua itu."

Terdengar tawa kecil. Membuat Yena mengepalkan tangannya. Yena mulai marah.

"Apa lagi yang kau inginkan dari ku appa?" tanya Yena berusaha tenang.

"Jangan panggil aku appa. Aku bukan ayahmu."

Yena menoleh ke arah sumber suara dan menatap In-guk dalam.

"Kenapa appa bicara seperti itu padaku?" suara Yena mulai parau.

"Kau memang bukan anakku. Kau itu anak yang dibuang lalu di urus oleh istriku."

Air mata Yena menetes. Ia tersenyum miris.

"Lalu aku anak siapa?"

In-guk tersenyum miris melihat reaksi Yena.

"Kau anak yang dibuang orangtuamu. Dia lebih memilih anak laki lakinya dari pada mengurusmu."

Yena menatap ayah nya bingung. Dia tak mengerti apa yang dimaksud In-guk.

"Kau akan tau nanti. Yang jelas kehadiranmu membuat hidupku kacau."

In-guk mendekati Yena menarik paksa tas nya.

"Berikan uang mu."

"Tidak appa." Yena mempertahan kan tas nya yang berisi kartu kredit dan debit milik bos nya.

1. Mr. Na || I'm not the first 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang