End

457 30 2
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || I'm not the first
~
.
.
.
.
Hari Pernikahan

Jaemin telah bersiap dengan setelan tuxedo miliknya. Dia berdiri menghadap cermin diruang rias untuk pria.

Setelah beberap orang yang telah mendandani nya keluar masuk lah seseorang memakai topi, hoddie dan masker.

Jaemin berbalik dan terkejut saat seseorang itu mulai membuka masker nya.

"Haeun-ah. Sedang apa disini? Oppa sudah bilang agar kau bersembunyi bersama ayah."
Seru Jaemin menghampiri adik tersayang nya.

"Jangan khawatir tak ada yang mengenaliku."

"Duduklah. Kenapa kau berada disini?"
Tanya Jaemin saat membawa Haeun duduk.

"Oppa. Berhentilah. Aku mohon."

Jaemin terdiam seketika.

"Aku tau apa yang oppa rencanakan. Jangan bermain main dengan pernikahan. Atau oppa akan menyesal."

"Ini demi ibu."

Haeun menghela napas sesaat.
"Aku yakin. Ibu tak akan menyukai cara mu. Ibu akan sedih melihat oppa seperti ini."

Mata Jaemin menatap kosong.
"Tapi orang itu harus diberi pelajaran. Aku akan membuat putri tercinta nya menderita."
Ucap Jaemin dengan penuh penekanan.

Haeun memegang telapak tangan sang kakak. Menggenggam nya. Seakan memberikan kekuatan untuk kakak nya. Bahwa semua akan baik baik saja.

"Oppa. Dendam itu tak akan berakhir disini. Jangan sampai kau nanti akan mengorbankan yang lainnya hanya karena dendam mu. Kau harus ingat orang orang yang menyayangimu. Ibu akan sedih jika kau mengorbankan segala nya dan berakhir sia sia."

Jaemin masih diam.

"Oppa. Masih ada waktu. Pikirkan lagi baik baik."
Haeun kembali memakai masker nya lantas pergi saat Jaemin tengah melamun.

Jaemin berpikir kosong. Dendam nya tinggal selangkah lagi. Dan, semua orang mencegah nya. Apa yang harus Jaemin perbuat.

"Maaf Tuan. Dua puluh menit lagi acara nya akan dimulai."
Ucap seorang berpakaian seperti staf.
.
.
.
.
.
.
Seorang lelaki berdiri tepat disamping Yena yang tengah terbaring. Lelaki itu menatap nanar wajah Yena yang terlihat tak berdaya.

Tak berapa lama ia mengeluarkan sebuah alat suntik dari saku jaket nya. Lelaki itu mendekati ke arat selang yang menancap ditangan Yena.

Perlahan ia menyuntikan cairan yang tak tau apa itu. Namun, saat dipertengahan tiba tiba Yena terbangun.

Yena membuka mata menoleh pada Mark yang seperti nya sedang terkejut karena tertangkap basah.

"Mark. Aku telah percaya kau orang yang baik."
Ucap Yena lemah.

Mark semakin panik. Ia lantas mencabut alat suntik nya yang kemudian jatuh kelantai.

"Ye-yena. Mi-mianhae."
Ucapnya terbata.

"Markeu oppa. Aku sudah menganggap mu sebagai kakakku sendiri. Ku harap kau menganggapku juga sebagai adik."

Tiba tiba Yena kejang. Suara alat alat medis terdengar semakin melengking. Mark panik. Tak lama Jeno masuk bersama Jimin.

"Yena!!!"
Jimin mendekati Yena yang tengah kritis. Ia segera memanggil dokter.

Sedangkan Jeno segera memegangi Mark. Mark tak memberontak. Ia hanya menatap kosong.

1. Mr. Na || I'm not the first 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang