30

567 30 0
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || I'm not the first
~
.
.
.
Mentari pagi mulai menaiki singgasana nya. Sang cahaya menyelinap masuk melalui sela sela jendela menerangi kamar.

Yena mengerjap kan mata saat terasa silau mengganggu nya. Tubuh nya terbangun dengan mata masih terpejam.

Perlahan tangan nya meraba nakas mencari benda persegi panjang. Yena mengecek jam pada ponsel dengan pandangan yang manyipit menahan kantuk nya. Namun sayang sang ponsel kehabisan baterai. Yena lupa tidak mengisi daya nya.

Tentu saja karena sejak kemarin ia tak ada waktu istirahat. Renjun mengajak kerumah nya. Mengobrol dengan sang ibu hingga tengah malam.

Dan hari ini Yena harus menghadiri pertemuan dengan salah satu perusahaan investor ayah nya.

Yena tak henti henti nya menguap saat melangkah ke kamar mandi. Andai saja ini liburan mungkin akan lebih menyenangkan.

Selepas membersihkan diri Yena mengaktifkan ponsel nya. Menunggu benda itu hidup ia sembari bersiap.

Yena tampak cantik dengan setelan kantor. Ia menata rambut dan memakai beberapa aksesoris ditubuh nya.

Saat ponsel nya telah hidup beberapa notifikasi masuk secara beruntun.

Yena lantas memeriksa nya. Ternyata itu pesan dan panggilan tak terjawab dari Jaemin.

Jaemin :

17.32
Kau sudah sampai?

17.45
Kau baik baik saja?

18.02
Yena???

18.30
Kau tak membalas pesan ku.

19.25
Park Yena? Kau baru saja mengabaikan ku.

20.03
Yak!!! Yena. Kau sedang apa? Balas pesan ku.

20.26
Ponsel mu tak aktif?

21.02
Kau baik baik saja? Aku mencoba menelpon mu.

Pesan pesan lain terus berdatangan. Membuat Yena tersenyum kecut menanggapi pesan dari Jaemin.

"Dasar..." racau Yena.

Tak berselang lama ponsel Yena kembali berdering ternyata Jaemin menelpon nya.

"Hemm... Wae?"

"YAK!! PARK YENA!!!"

Yena spontan menjauhkan ponsel nya saat suara Jaemin melengkin dari telpon.

"Apa?" tanya Yena pelan.

"Kau melupakanku? Sejak kemarin kau tak menghubungi ku."

Yena memutar bola mata nya saat mendengar Jaemin tengah menggerutu.

"Mian. Aku tak sempat."

Terdengar Jaemin seperti tengah menghela napas panjang.

"Kau masih marah padaku?"

Yena mengulum bibir. Tampak berpikir sesuatu.
"Entahlah."

"Jangan seperti ini. Aku bisa gila."

"Dulu kau memanggilku wanita gila."

"Kau memang gila. Gila sampai aku pun ikut gila karena mu."

Yena tersenyum. Hanya tersipu.

"Aku ada acara. Sudahi dulu. Nanti ku hubungi."

"Baiklah. Jaga dirimu. Dan juga hatimu."

1. Mr. Na || I'm not the first 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang