38

474 25 3
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || I'm not the first
~

 Na || I'm not the first~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
Yena berjalan gontai. Menyusuri koridor kantor sang ayah. Tak banyak hal aneh yang dia dengar tentang kejadian dimasa lalu itu.

Yena tak tahu harus kemana lagi mencari tahu tentang kejadian dihari itu. Satu satunya yang menjadi saksi itu adalah bibi nya. Atau eomma angkatnya. Boyoung. Tapi sudah tiada.

Pikiran Yena sangat kalut. Belum satu masalah selesai ternyata masih ada masalah yang lain.

Dari kejauhan seorang pemuda nampak memperhatikan Yena yang tengah melangkah dengan wajah yang muram.

Lelaki bersurai hitam ke abuan itu mendekat. Dan berhenti tepat dihadapan Yena.

Untung saja Yena menyadari. Alhasil ia tak sampai menabrak pemuda itu.

Yena mendongak. Menatap wajah sang pemuda yang tengah tersenyum padanya.

"Mau minum kopi?" tanya pemuda itu.

Yena menyetujui. Tak ada salahnya kini ia sedikit menghilangkan penat didalam isi pikiran nya.

"Ini kopi mu."
Mark datang dengan dua gelas kopi ditangannya. Salah satunya diberikan pada Yena.

Mereka duduk ditaman belakang gedung perusahaan itu. Tempat biasa para karyawan untuk bersantai.

Dengan pelan Yena menyeruput kopi susu yang masih sangat hangat itu.

"Ada masalah??"
Mark mengawali pembicaraan.

Yena tersenyum hambar lantas menggeleng pelan.

"Kau tahu datang hujan tak selalu diawali mendung. Dan kau juga tahu mendung tak berarti akan turun hujan?"

Yena hanya terdiam mendengar penuturan dari Mark. Ia hanya menatap isi kopi pada gelas ditangannya.

"Kau tahu Mark. Kadang badai pun bisa datang saat cuaca cerah?"

Mark tersenyum. Menyeruput kopi ditangan nya.

"Yang jelas. Setiap masalah ada sebab akibatnya. Ada solusi dan jalan keluarnya." jelas Mark.

Mark benar. Tapi bagi Yena kini ia terasa buntu. Awal dan buntut permasalahan nya ini tak bisa ia cari kemanapun.

"Pembicaraan kita tak searah nampak nya."

"Kita sedang membicarakan cuaca bukan?"

Mark tertawa renyah. Benar juga. Mereka membicarakan hujan, mendung, dan badai.

Yena yang mendengar tawa Mark pun ikut terbawa. Mereka tertawa. Yah, walau hanya sebentar. Dan sekejap itu pula Yena bisa lupa dengan segala masalah nya.

"Yena-ssi. Apapun masalahmu. Semoga kau bisa melewatinya."

Yena tersenyum tipis. Hanya sesekali menatap Mark. Ucapan terimakasih tanpa kata.
.
.
.
.
Jaemin telah kembali ke bar tempat ia minum. Saat ini didalam pikiran nya hanya ingin banyak meneguk alkohol sampai kesadaran nya hilang. Minimal dia bisa lupa dengan hal yang ada dipikiran nya selama ini.

1. Mr. Na || I'm not the first 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang