8

813 47 1
                                    

Selamat membaca...

Mr. Na || I'm not the first
~
.
.
.
"Apa kabar?"

Seo In Guk hanya diam memandangi pria didepan nya dengan datar.

"Kau mencari putrimu?" tanya In Guk langsung ke inti nya.

"Tanpa dijelaskan pun kau pasti sudah tau. Dimana keberadaan putri ku sekarang?"

In Guk mendecih memandang remeh pada orang hadapan nya.

"Aku tak yakin putrimu akan menerima mu sebagai orangtua. Kau meninggalkannya." In Guk menatapnya sinis.

Hyungsik mengusap wajah nya.
"Aku sudah mencari kalian setelah kepulanganku dari China. Tapi kalian ternyata pindah."

"Bo-young sudah tiada. Setelah rumah kami terkena penggusuran dia sakit sakitan karena harus tinggal ditempat kumuh."

Hyungsik memandang kosong.

"Dan anakmu hanya jadi beban untukku."

Hyungsik menatap tajam pada Inguk.

"Carilah sendiri dimana anakmu. Aku tak ada urusan lagi." In Guk berdiri beranjak pergi dari hadapan Hyungsik.

"Kau butuh berapa?" langkah In Guk terhenti mendengar perkataan Hyungsik.

In Guk tersenyum miris tanpa menoleh.
"Kau pikir aku butuh uangmu? Tak sepeserpun."
In-guk pergi meninggalkan Hyungsik.

Hyungsik memijat pelipisnya pelan. Ia merasa penat dengan keadaan nya sekarang.

Selama dia pergi banyak kejadian yang tak ia tahu. Adiknya meninggal karena sakit. Hidup In-guk menderita. Dan dia tak tau keberadaan anak nya.

Hyungsik membuang napas kasar. Kepala nya terasa pening. Ia tau In Guk pasti marah pada nya. Marah karena pergi tanpa kabar. Marah karena istrinya pergi. Marah karena menyerahkan tanggung jawab ayah pada dirinya.

"Bo-young-ahh. Oppa mianhae..." gumam Hyungsik saat airmata nya menetes.

Hyungsik merogoh saku kemeja nya. Mengeluarkan seuntai kalung berliontin batu mulia berbentuk hati.

Hyungsik memandangi kalung itu. Meremat nya dan mulai menangis.
.
.
.
.
"Kau yakin menunggu disini?"

"Apa aku harus semeja denganmu? Menjadi nyamuk di antara kau dan pacarmu? Yang benar saja. Aku disini. Meja mu juga tak jauh dari sini." Yena mendecih.

"Baiklah. Pesan saja makanan kalau kau suntuk."

"Hemm... Sudah sana pergi." Yena melambai lambai kan tangan nya tanda Jaemin harus menjauh dari nya.

Tanpa berbicara Jaemin pergi ke arah meja di seberang Yena. Tak jauh. Hanya terpaut 3 meja dari sana.

Sesekali Jaemin melirik Yena yang tengah memandangi buku menu di tangannya.

Yena memang sangat cantik malam ini. Dia menggunakan baju yang lebih feminim. Dan tak lupa kini Yena merias wajah nya. Ya itu karena Jaemin tentu nya. Karena Jaemin bilang tak mau Yena bergaya lusuh bila didekat nya.

 Karena Jaemin bilang tak mau Yena bergaya lusuh bila didekat nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1. Mr. Na || I'm not the first 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang