Dering ponsel membangunkan Zero yang tengah tertidur lelap di sebelah adiknya.
"Ah, ternyata aku ketiduran."
Zero mengedarkan pandangannya, mencari sumber bunyi dari ponselnya. Ia meraih ponsel itu dan membaca nama yang tertera di layarnya.
Lev.
Ia mengangkatnya.
"Pagi, Lev. Ada apa?" tanya Zero.
"Apa hari ini kita jadi menjenguk ibunya Victor di rumah sakit?" tanya Lev.
"Jadi. Bertemu di halte setengah jam lagi. Aku baru saja bangun."
"Baiklah. Sampai jumpa nanti."
Zero bangkit lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia berjalan perlahan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga adiknya.
Beth masih tertidur di dalam kamarnya. Zero akan membangunkan adiknya setelah makanan yang ia buat sudah jadi. Agar adiknya itu tidak perlu menunggu lama dan bisa langsung sarapan bersamanya.
"Kakak, sudah bangun?" Beth ke luar dari kamarnya dengan mata yang masih sedikit tertutup.
"Kau sudah bangun? Duduklah, kita sarapan bersama," seru Zero.
Beth menarik kursi makannya dan segera duduk menunggu kakaknya selesai menyiapkan sarapannya.
"Sudah jadi."
Beth membuka matanya lebar-lebar ketika piring berisi telur mata sapi dihidangkan di atas meja makan. "Ini makanan kesukaanku! Terima kasih, Kakak."
Zero mengangguk lalu duduk di hadapan adiknya itu. Mereka makan tanpa adanya sesuatu yang mereka bicarakan. Terlihat Beth sangat menikmati makanan yang telah Zero buat untuknya.
Zero meraih ponselnya yang berada di sebelahnya. Mengetuk salah satu kontak yang berada di ponselnya lalu mengirimkan pesan pada orang tersebut.
Aku dan Lev akan ke rumah sakit, mungkin satu jam lagi akan tiba di sana.
Baru saja ingin memasukkan makanan ke dalam mulutnya, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Menampilkan balasan pesan dari Victor.
Jangan. Hari ini kita menonton bioskop saja.
Zero mengernyitkan dahinya. "Kenapa tiba-tiba sekali?" gumamnya.
Aku tidak tahu apa yang terjadi pada ibuku saat ini. Dia tiba-tiba saja menyerang seorang perawat yang akan memeriksa keadaannya. Perawat itu terkena goresan dari alat-alat medis yang ada di dalam ruangan ini sebab mencoba menghentikan ibuku.
Zero segera menelepon Lev untuk memberitahu soal itu. Ia tidak ingin Lev menunggunya di halte terlalu lama karena perubahan rencana yang cukup mendadak ini.
"Lev, Victor mengirimkan pesan padaku kalau kita tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya. Sebagai gantinya, kita akan pergi ke bioskop hari ini."
"Kenapa tiba-tiba sekali?"
"Ibunya secara tiba-tiba menyerang seorang perawat yang akan memeriksa keadaannya. Victor juga tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi."
"Baiklah. Kalau begitu, kita pergi naik apa?"
"Langsung bertemu di mall tempat biasa kita bermain. Aku harus menunggu adikku selesai makan lebih dulu."
"Baiklah."
Sambungan telepon diputuskan oleh Zero.
"Aku akan pergi ke mall bersama Lev dan juga Victor. Kau tetap di rumah. Jika ada orang asing yang datang, jangan bukakan pintu. Kau harus lebih dulu mengintip siapa orang itu dari lubang kecil yang ada di pintu. Mengerti, Beth?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZINEMA
Mystery / ThrillerGENRE : THRILLER - ZOMBIE ⛔ DILARANG KERAS PLAGIAT ‼️ Tiga anak remaja pergi ke bioskop setelah ujian sekolah berakhir. Di tengah menikmati film, tanpa mereka sadari di luar sana telah terjadi kekacauan besar yang sangat mengerikan. Di mana, sebuah...