Minggu pertama setelah dia membuat cairan tersebut, Shatterdie perlahan berada di ujung kehancuran. Pemerintah menutup mata atas kasus pelecehan yang diterima oleh anak saya, Jill. Mereka membiarkan putri kecilku mendapatkan ketidakadilan hingga pada akhirnya ia bunuh diri karena selalu diejek oleh banyak orang di sosial media maupun di sekolahnya. Istri saya mengalami depresi akibat kehilangan Jill, anak kami satu-satunya. Ia dirawat di rumah sakit jiwa saat ini. Saya melakukan semua ini untuk membalaskan dendam saya kepada kota ini.
Pria itu menyelesaikan rekamannya. Ia menutup laptopnya. Menghembuskan napasnya kasar.
"Kenapa dalam kasus pelecehan, korban selalu disalahkan, sedangkan pelaku mendapat perlindungan seolah-olah dia adalah korban yang tidak tahu apa-apa. Dunia memang begitu kejam padamu, Jill. Ayah merindukanmu. Berbahagialah di sana, Sayang."
James melihat siaran berita di televisi yang menampilkan betapa ricuhnya kota Shatterdie yang sekarang dipenuhi dengan monster-monster berwujud manusia yang memakan sesamanya. Sama halnya dengan para pelaku pelecehan anaknya, mereka hanyalah monster kejam yang bertopeng muka manusia.
"Para orangtua selalu mengkhawatirkan anak perempuannya, hingga mereka lupa untuk mengajarkan anak lelakinya bagaimana cara untuk menghargai perempuan."
James menggelengkan kepalanya. Menurutnya, semua perempuan berhak untuk mengenakan pakaian apapun yang mereka sukai. Jill tidak bersalah.
Pada saat itu, Jill berpamitan pada James untuk mendatangi pesta ulang tahun teman sekelasnya. Jill berangkat memakai gaun putih terurai hingga bawah lutut. Rambutnya dikepang. Tidak ada yang salah dengan apa yang dikenakan oleh Jill, pikir James.
Ketika tiba di pertengahan jalan dan berbelok memasuki jalanan yang sepi, tiga anak yang berasal dari sekolah yang sama menghadang Jill. Jill bersikap sopan kepada mereka agar mengizinkannya lewat. Namun, salah seorang dari mereka menyeret paksa Jill agar ikut ke suatu tempat. Jill memberontak dan berteriak sekencang mungkin. Berharap ada seseorang yang mendengar dan menolongnya.
Karena Jill memberikan perlawanan, salah seorang dari mereka memukul kepalanya hingga Jill jatuh pingsan. Ketika ia tersadar, dirinya sudah berada di sebuah gubuk tua entah di mana. Lalu, di sanalah peristiwa yang membuat Jill depresi pun terjadi hingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
SMA Cartagena adalah sekolah favorit di kota Shatterdie. Namun, sayang sekali, sekolah itu memiliki banyak kasus kejahatan. Mulai dari perundungan, kekerasan guru kepada murid, hingga pelecehan. Meski begitu, SMA Cartagena juga memiliki segudang prestasi yang berhasil diraih tiap tahunnya. Lulusan SMA ini, bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan nanti. Oleh sebab itu, untuk masuk ke SMA Cartagena, tidak mudah. Dibutuhkan usaha dan otak yang cerdas.
"Memang benar, orang yang memiliki banyak uang akan selalu menang di mata hukum. Maafkan Ayah, Jill."
James menundukkan kepalanya. Ia menangis sejadi-jadinya. Kasus Jill ditutup secara sepihak oleh pihak hukum. Sebagai seorang Ayah, hati James sangat teriris melihat kematian putrinya yang sia-sia. Masyarakat sama sekali tidak memperjuangkan keadilan untuk Jill. Mereka seolah-olah menutup mata atas kasus tersebut.
"Maafkan Ayah, Jill. Karena Ayah tidak memiliki banyak uang, nasibmu berakhir seperti ini. Jikalau Ayah tahu bahwa kita hidup di tempat di mana uang bisa menyelesaikan segalanya, Ayah akan bekerja lebih keras untuk keluarga ini, terutama untukmu."
•••
Lev, Victor, Zero, Caroline, dan Drake, mengatur ulang strategi lebih dulu sebelum mereka benar-benar ke luar dari ruang persembunyian.
"Jadi, tempat apa yang pertama kali menjadi tujuan kita?" Drake bertanya.
"Rumah sakit." Victor membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZINEMA
Mystery / ThrillerGENRE : THRILLER - ZOMBIE ⛔ DILARANG KERAS PLAGIAT ‼️ Tiga anak remaja pergi ke bioskop setelah ujian sekolah berakhir. Di tengah menikmati film, tanpa mereka sadari di luar sana telah terjadi kekacauan besar yang sangat mengerikan. Di mana, sebuah...