07. Suffering

318 120 67
                                    

"Tolong hentikan! Sakit! Aku mohon, berhentilah!"

"Berhenti katamu?" Lelaki itu tertawa lebar.

"Lepaskan dia!" Neo mencoba memberontak. "Jangan sentuh dia, aku mohon!"

Lelaki itu menghampiri Neo lalu menamparnya dengan keras. Neo meringis kesakitan. Ia benar-benar muak dengan sekolah ini. Sekolah ini adalah neraka baginya dan juga Zea, perempuan yang ia cintai.

"Kalian memang pantas untuk dirundung! Lihatlah, semua orang hanya menganggap kalian bayangan yang berlalu begitu saja. Bahkan, kepala sekolah pun tidak peduli dengan kasus perundungan yang kalian alami."

Neo tidak bisa menahan emosinya lagi. Ia menginjak kaki orang yang menahan tubuhnya sedari tadi, lalu menendang perutnya dengan keras hingga orang itu jatuh tersungkur.

Kendrick yang melihat hal itu pun menarik kerah baju yang Neo kenakan. Ia memojokkan Neo hingga tubuh lelaki itu menyentuh tembok. Kendrick memukul Neo habis-habisan. Menamparnya. Memukul wajahnya. Membenturkan kepalanya ke tembok dengan keras.

Neo menyeka darah yang ke luar dari hidungnya. Kepalanya terasa pusing akibat benturan tadi. Pandangannya mulai mengabur. Jikalau Zea sedang tidak dalam bahaya, pasti ia sudah ambruk. Namun, ia menahannya.

Neo tersenyum miring menatap Kendrick di hadapannya.

"Kau seorang pengecut yang hanya berani dengan orang-orang yang berada jauh di bawahmu. Kau hanya berani menindas orang-orang seperti kami yang sama sekali tidak memiliki kekuasaan untuk melawan. Kau pikir, apa yang kau lakukan itu membuatmu terlihat keren? Tidak sama sekali."

Kendrick mengepalkan tangannya. Ia menonjok wajah Neo yang sudah membuatnya merasa diremehkan. Namun, Neo berhasil menghindari pukulan Kendrick. Alhasil, tangan lelaki itu memukul tembok yang berada di belakang Neo. Tangannya mengeluarkan beberapa tetes darah segar yang membasahi jari-jemarinya. Kendrick berteriak kesakitan.

"Kau adalah pembunuh. Ayahku mati karenamu." Neo terus-menerus meluapkan isi hatinya pada Kendrick.

"Kau pembunuh! Ayahku mati karenamu, Kendrick! Hanya karena kau tidak sengaja menabrak ayahku, bukan berarti kau harus membunuhnya!" Neo menangis.

"Kau pengecut. Kau berani bertindak, tapi tidak berani bertanggung jawab atas perbuatanmu. Ayahku tidak mungkin memasukkan kau ke dalam penjara. Kau tidak lebih dari seorang pengecut."

"Diam! Kau yang merekamku!" Kendrick berteriak.

"Aku merekam untuk dijadikan sebagai barang bukti! Karena aku tahu, jika kau seorang pengecut yang tidak berani bertanggung jawab atas kesalahanmu sendiri!"

"Aku sudah memberikanmu tiga kali kesempatan untuk menghapus videonya. Tapi, kau tidak menghapusnya! Apakah itu salahku juga?" Kendrick tersenyum miring.

"Apapun itu, membunuh tetap suatu tindakan yang tidak bisa dibenarkan! Bahkan, sebelum kau membunuh ayahku, kau memaksanya untuk bersimpuh memohon maaf padamu. Padahal, kau yang salah!"

"Lupakanlah, yang penting aku berhasil menghapus video itu dari ponselmu sesaat setelah aku membunuhnya. Lalu, kau memeluk pria tua yang lemah itu, kan? Aku masih mengingatnya dengan jelas."

"Pria tua yang lemah katamu?" Wajah Neo memerah menahan amarah yang meluap-luap di dalam dadanya.

Kendrick berjalan memutari Neo.

"Jikalau aku masuk penjara, siapa yang akan merundung kau dan juga Zea?" Kendrick tertawa kecil.

Jack yang tersungkur segera bangkit. Meski ia berjalan tergopoh-gopoh. Jack menghampiri Zea yang tangan dan kakinya masih terikat. Lalu, ia menarik rambut perempuan itu berkali-kali hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Jangan sakiti Zea!" Neo berlari menghampiri Jack dan menendang punggung lelaki itu.

Jack tidak tersungkur. Ia menatap Neo dengan pandangan datar. Lelaki itu menarik lengan Neo lalu memutarnya hingga berbunyi. Neo menjerit. Matanya mengeluarkan air mata. Rasanya benar-benar sakit.

"Kau sudah berani padaku dan Kendrick? Memangnya, kau siapa?" tanya Jack.

"Untuk apa aku takut kepada dua pecundang? Yang satu tidak berani bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri, dan yang satunya berani pada perempuan." Neo menjawab dengan lantang.

Kendrick berjalan pelan menuju tepi bangunan kosong di tempatnya berada sekarang. Ia menajamkan penglihatannya ke arah lapangan sekolah yang tak jauh dari bangunan kosong itu. Seluruh sudut-sudut sekolah bisa terlihat dengan jelas dari lantai lima dari bangunan yang sudah lama tak terpakai itu.

Hari ini, ada beberapa siswa-siswi yang latihan bisbol untuk kejuaraan antar sekolah bulan depan di gedung olahraga. Meski, hari ini adalah hari libur dan jadwal sekolah telah usai karena ujian terakhir telah terlaksana, latihan akan tetap berjalan seperti biasanya.

Kendrick masih terpaku menyaksikan beberapa orang mulai menggila di lapangan sekolah. Mereka saling menyerang. Ia belum sadar dengan apa yang sedang terjadi.

Di belakang, Jack masih beradu mulut dengan Neo. Kendrick tidak terlalu peduli dengan hal itu. Pandangannya masih terpaku pada lapangan sekolah. Sebelum pada akhirnya, orang-orang yang menggila itu mulai menuju gedung kosong tempatnya berada sekarang.

Kendrick berteriak menyuruh Jack untuk segera turun dan meninggalkan tempat itu. Namun, Jack masih beradu mulut dengan Neo. Tak hanya itu, mereka juga bertengkar. Sehingga, Jack mengabaikan seruan dari Kendrick.

Kendrick berlari menghampiri Jack dan menarik paksa tangan temannya itu. Jack kebingungan. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat bagi Kendrick untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Mereka harus cepat-cepat pergi sebelum para monster itu tiba di gedung kosong tersebut.

Neo dan Zea yang melihat kepanikan di wajah Kendrick, merasa heran. Mereka belum menyadari sesuatu apa yang akan menghampiri mereka sebentar lagi.

Neo melepaskan ikatan dari tangan dan kaki Zea. Perempuan itu langsung memeluk lelaki di hadapannya dengan erat. Neo mengeratkan pelukannya sembari mengelus rambut perempuan itu dengan lembut. Zea menangis, menyalurkan rasa sakit bercampur takut pada Neo.

"Everything will be fine." Neo menenangkan.

"Kenapa kau baik padaku?"

"Because I like you. Your hair, your eyes, your lips. Semuanya."

Zea melepaskan pelukannya. "Kita tidak bisa bersama. Aku sudah mengatakannya berulang-kali padamu."

"Aku mengerti. Biarkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri. Jika kau terusik, katakanlah."

Zea menundukkan pandangannya. Ia merasa bahwa dirinya sangat bodoh menolak seseorang seperti Neo yang sangat baik. Tak hanya baik, Neo termasuk siswa pintar di kelasnya. Ia bisa memainkan alat musik dengan baik. Dia juga pintar melukis.

Sebenarnya, sasaran Kendrick dan Jack adalah Zea. Entah mengapa ia bisa menjadi target perundungan dari kedua lelaki itu. Namun, karena Neo menyimpan rasa pada Zea, Neo berusaha keras untuk melindungi perempuan itu. Meski pada akhirnya, ia juga ikut dirundung.

Kendrick dan Jack dulunya berteman baik dengan Neo. Namun, karena Neo menyimpan bukti-bukti perundungan dan kecurangan pada saat ujian yang dilakukan oleh Kendrick dan Jack, persahabatan mereka mulai retak. Kendrick dan Jack menjauhi Neo. Padahal, dulu mereka sangat dekat. Ke manapun selalu bersama.

Neo selalu membantu Kendrick dan Jack untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang belum mereka selesaikan. Neo juga menuruti permintaan Kendrick saat temannya itu meminta untuk diajari bermain gitar. Selain itu, Neo juga pandai dalam bidang olahraga. Neo dengan senang hati mengajari Jack yang ingin belajar bermain basket.

Namun, semua yang sudah mereka pertahankan sejak lama, hancur karena Neo yang berniat baik, namun dalam pandangan mereka memiliki arti yang berbeda.

Neo sudah sering menyuruh kedua temannya itu untuk berhenti melakukan perundangan pada siswa-siswi sebelum pihak sekolah mengetahuinya. Namun, Kendrick dan Jack mengabaikannya. Akibat perundungan yang dilakukan oleh kedua temannya itu, satu siswi bunuh diri dari atap sekolah. Sebab itu, Neo ingin mengungkap semuanya, agar tidak terjadi hal yang sama untuk kedua kalinya.

ZINEMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang