15. Reveal Facts

177 67 2
                                    

Drake menghampiri Victor yang tengah mencari obat-obatan untuk kakaknya. "Maaf." Hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya.

Victor menghiraukan Drake yang berada di sebelahnya. Setelah ia menemukan obat untuk kakaknya, ia menghampiri Vienna tanpa mempedulikan Drake yang masih termenung di tempat.

Caroline menghampiri Drake dan memberikan lembaran kertas yang ia temukan itu. Drake menerimanya seraya berpikir sejenak. "Sebenarnya, apa hubungan wabah zombie ini dengan perusahaan Pasifix?"

"Entahlah. Mungkin mereka membuat sebuah eksperimen obat-obatan yang kemudian gagal."

"Mereka mengatakan tentang ciri-ciri orang yang terinfeksi melalui berita tadi, 'kan?" tanya Drake.

Caroline mengangguk. "Memangnya kenapa?"

Drake meninggalkan Caroline begitu saja. Kemudian, ia menghampiri Vienna yang sedang diobati oleh Victor. Victor memberikan lirikan tajam pada Drake. Drake hanya bisa menarik napas dalam-dalam.

"Kau bilang, bahwa Dokter Jacob yang melakukan itu pada ibumu?"

Vienna mengangguk.

"Bagaimana dia melakukannya?"

Vienna menatap Drake. "Dia menyuntikkan suatu cairan aneh pada ibuku."

"Berapa banyak dia melakukannya?"

"Aku tidak tahu pasti. Bisa jadi, ketika aku sedang tidak ada di sana, dia menyuntikkannya lagi."

Setelah dirasa cukup, Drake mengajak Zero untuk pergi ke ruangan Jacob. Ada banyak hal yang harus mereka cari tahu. Zero bersedia menemani Drake.

"Aku ikut," seru Caroline seraya mengacungkan tangan.

Drake menggeleng. "Jika kau ikut, siapa yang akan menjaga yang lain?"

Caroline memanyunkan bibirnya. "Baiklah. Kalian berhati-hatilah."

Setelah berpamitan, Drake dan Zero berjalan menghampiri pintu.

"Dokter Jacob pasti menyimpan semuanya di ruangannya," ucap Drake.

Zero mengangguk.

Menyadari wajah Zero seperti ada yang ia pikirkan, Drake pun bertanya. "Ada apa?"

"Beth," ucap Zero menundukkan pandangannya.

"Siapa Beth?"

"Adikku. Dia berada sendirian di rumah."

"Tenanglah. Aku tahu kau sangat mengkhawatirkan adikmu. Setelah dari sini, kita akan menyelamatkan dia." Drake menepuk pundak Zero.

Drake membuka pintu. Ia melihat ke kanan-kiri, memastikan apakah ada zombie atau tidak. Setelah dirasa aman, mereka melangkahkan kakinya perlahan.

Tiba-tiba, datang sesosok zombie yang berlari kencang menghampiri mereka dari belakang. Sebelum zombie itu menyerang Zero, Drake lebih dulu mendorong temannya agar menjauh. Zombie itu pun tersungkur lalu mengerang keras.

Tanpa berlama-lama, Drake memanah zombie itu. Namun sayangnya, tidak tepat sasaran. Panahnya hanya mengenai bahu monster itu. Dirasa persediaan  busur panahnya mulai menipis, Drake mengajak Zero untuk memasuki sebuah ruangan yang mereka tidak tahu itu ruangan apa.

Setibanya di dalam, cepat-cepat Zero menutup pintunya. Kemudian, mereka mendengar suara dari balik tirai. Drake berjalan menghampiri tirai itu. Zero berada di belakangnya. Dengan jantung yang berdegup kencang, Drake menyingkap tirai di hadapannya untuk melihat apa yang ada di sana.

Betapa terkejutnya mereka ketika melihat sesosok zombie yang begitu mengerikan dengan tangan dan kaki yang terikat dengan besi. Penampilan zombie yang berada di hadapan mereka saat ini sedikit berbeda dengan zombie lain. Zombie itu terlihat lebih mengerikan.

ZINEMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang