"Here you go princess."
Malam ini, waktu terasa begitu lambat seolah memberi ruang untuk setiap detik yang Jean dan Kei habiskan bersama.
Jean menatap Keithlyn yang duduk di sofa, mengenakan kaus longgar dan celana pendek, tampak begitu nyaman di apartemen miliknya. Kei sedang memegang cangkir teh yang diberikan Jean tadi. Asap tipis mengepul, membawa aroma chamomile yang menenangkan. Mata mereka bertemu sesaat, dan di sana, dalam tatapan itu, terjalin rasa yang tak perlu diucapkan.
“Terima kasih untuk tehnya,” ucap Keithlyn, tersenyum lembut.
Jean duduk di sebelahnya, merasakan kehangatan tubuh Keithlyn yang seolah menembus jarak di antara mereka. "Is it okay if I ask a question?," tanya Jean.
"Just ask, Jean."
"Tell me, how does that arm feel?"
Keithlyn tertawa kecil, suara yang seolah bisa menenangkan segala keresahan di dunia Jean. "Aku merasa aneh, tapi aku mulai terbiasa. Aku juga tidak merasakan pegal, sama seperti lengan biasa, bedanya ini buatan manusia," jawab Kei sambil menggerak-gerakkan lengannya.
"Well, aku bersyukur kamu masih selamat dari kecelakaan itu. Kalo tidak, mungkin kita tidak akan bertemu lagi, dan itu sangat menyiksa," ujar Jean sambil tersenyum, menyandarkan kepala di bahu Keithlyn, merasakan detak jantungnya yang tenang. “Aku senang kamu ada di sini sekarang,” bisiknya. “Meski aku tau, itu tidak akan selamanya.”
Kei menghela napas pelan, lalu meletakkan cangkir tehnya di meja kecil di depan mereka. Ia meraih tangan Jean, menggenggamnya dengan lembut. “Then you should appreciate the time you have left, selama aku masih di sini, aku ingin kita menciptakan kenangan yang bisa kita simpan selamanya. Setiap momen, aku ingin menjadi bagian dari diri kamu.”
Jean mengangguk pelan, merasakan berat kata-kata itu. Ia tahu, Keithlyn akan kembali ke masanya suatu saat nanti, tapi saat ini, mereka punya waktu. Dan waktu yang tersisa ini, mereka akan menghabiskannya dengan segala rasa yang ada di hati mereka.
“Jadi, apa yang ingin kau lakukan malam ini?” tanya Jean sambil melirik Keithlyn. “Apakah ada sesuatu yang ingin kau ingat dari masa ini?”
Kei berpikir sejenak, lalu tersenyum penuh arti. “Aku ingin makan pasta. Mungkin… spagetti dengan saus tomat yang pedas?"
Jean tertawa, merasa hangat dengan ide itu. “Spagetti? Aku bisa membuatnya, aku cukup pandai memasak tau.”
"Anak kecil juga tau cara membuatnya, Jean. Tinggal rebus, tiriskan, beri saus, beres. Ayo kita memasak bersama."
Keithlyn berdiri, menarik tangan Jean ke dapur.
Mereka mulai menyiapkan bahan-bahan. Jean mengambil tomat segar dari kulkas, sementara Keithlyn mencari bawang putih dan cabai. Saat Keithlyn memotong bawang. Jean sedikit mengulum bibirnya, ingin melemparkan beberapa pertanyaan pada Kei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Love | bluesy
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒇𝒂𝒕𝒆 𝒌𝒆𝒆𝒑𝒔 𝒖𝒔 𝒂𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒊𝒏 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒎, 𝑰'𝒍𝒍 𝒕𝒓𝒂𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒕𝒂𝒓𝒔, 𝒔𝒆𝒆𝒌𝒊𝒏𝒈 𝒂 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒖𝒏𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆𝒔, 𝑾𝒉𝒆𝒓𝒆 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒉𝒆𝒂𝒓𝒕 𝒂𝒏𝒅 𝒎𝒊𝒏𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆 𝒊𝒏 𝒕𝒊𝒎𝒆𝒍𝒆𝒔𝒔 𝒅...