24. Dreams

45 5 1
                                    

Meanwhile in the future

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meanwhile in the future...

Jean, Feliz, Joseph, Gwen, Richie, dan Hazel tiba-tiba terbangun di tengah suasana pesta ulang tahun Jean. Musik yang tadinya menggema kini terdengar samar di kejauhan, balon-balon menggantung setengah layu, dan kue yang semula terlihat menggiurkan kini sudah kehilangan kilauannya. Suasana terasa aneh—waktu seolah terhenti, dan mereka semua terbangun dengan perasaan bingung.

Jean, yang seharusnya menjadi pusat perhatian di hari itu, mengucek matanya dengan pelan. Ia menatap sekeliling ruangan, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. "Apa kita ketiduran?" tanyanya, suaranya sedikit parau dan penuh kebingungan. Padahal, mereka semua ingat hari itu dimulai dengan penuh semangat.

Feliz mengerutkan alis, berusaha mengingat apa yang terakhir kali ia lakukan sebelum semuanya terasa kabur. “This feels weird."

Gwen, yang duduk bersandar di sofa dengan rambutnya yang kusut, memandang jam dinding yang menunjukkan waktu hanya 5 menit berlalu setelah mereka baru saja memotong dan memakan kue ulang tahun. "Kenapa tiba-tiba kita semua tertidur?" tanyanya, suaranya penuh keheranan.

Richie, yang biasanya paling logis di antara mereka, berdiri dan mengamati sekeliling. “Mungkin ada sesuatu di minuman kita?” Ia mencoba mencari jawaban di antara semua kejanggalan yang mereka alami. Namun, Hazel, yang baru saja terbangun di sudut ruangan, menggelengkan kepala dengan lelah.

“Tidak mungkin,” ucapnya, mencoba mengingat apa yang terjadi. "Kita semua baik-baik saja sebelum ini, lalu… tiba-tiba semua jadi gelap." Joseph, yang duduk di lantai dengan selimut melingkar di pundaknya, hanya bisa mengangguk setuju. Perasaan aneh terus menghantui mereka, seolah ada sesuatu yang tak terjelaskan.

Mereka semua saling berpandangan, mencoba mengurai teka-teki yang aneh ini. Seolah-olah hari yang awalnya penuh semangat itu kini berubah menjadi misteri yang tak terduga. Meskipun suasana terasa ganjil, satu hal yang jelas: ada sesuatu yang tidak biasa terjadi, dan mereka tak tahu apa yang menyebabkan mereka semua terlelap di tengah pesta.

Setelah pesta ulang tahun di apartemennya selesai dan teman-temannya pulang satu per satu, Jean berdiri di ambang pintu, melihat lampu-lampu kota yang mulai berpendar di kejauhan. Suara tawa dan obrolan dari pesta masih bergema samar di pikirannya, namun kini suasana telah berubah lebih tenang. Piring-piring kosong dan balon-balon yang mulai kempis menjadi saksi bisu momen-momen penuh kehangatan bersama sahabat-sahabatnya.

Malam semakin merayap, dan Jean tahu bahwa perayaan belum berakhir. Ia mengganti pakaiannya dengan yang lebih rapi, menyisir rambutnya perlahan sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Kali ini, ia akan merayakan ulang tahunnya dengan cara yang berbeda—bersama keluarganya.

Jean turun ke lobi apartemen, di mana mobil keluarganya sudah menunggu. Saat ia membuka pintu mobil, ayahnya tersenyum hangat dari kursi pengemudi, sementara ibunya dan adik tirinya, Winona, duduk di kursi belakang dengan wajah cerah. "Selamat ulang tahun, Nak," ucap Gianna lembut. Jean tersenyum, merasa nyaman dalam kebersamaan yang sederhana ini.

Past Love | bluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang