23. So Long, Darling

58 6 1
                                    

1 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 tahun kemudian...

Keithlyn memutuskan untuk daftar kuliah dengan mengambil jurusan psikologi di universitas Iona. Universitas itu tidak jauh dari rumahnya, tepat berada di tengah-tengah New Rochelle.

Pagi itu, Keithlyn sedang terburu-buru menuju gedung perpustakaan. Dia punya banyak tugas yang harus dikerjakan dan waktu sudah mendekati tenggat. Dengan tas selempang yang penuh dengan buku di pundaknya, dia berjalan cepat melewati trotoar kampus. Suasana kampus cukup ramai, tapi pikiran Keithlyn terlalu terfokus pada tugasnya, sehingga dia kurang memperhatikan jalan.

Tiba-tiba, Keithlyn melangkah menyeberang tanpa melihat ke kanan atau kiri, karena trotoar tersebut biasanya sepi. Dalam hitungan detik, sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Menyadari ada seseorang di jalan, sang pengemudi menginjak rem keras-keras, menyebabkan suara decitan ban yang memecah keheningan. Mobil itu berhenti mendadak, hanya beberapa sentimeter dari Keithlyn yang terpaku.

Keithlyn berdiri membeku di tempat, jantungnya berdegup kencang. Matanya membelalak, terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Si pengemudi dengan wajah panik, langsung keluar dari mobil. "Kamu tidak apa-apa?" tanyanya dengan nada cemas, sambil mendekat untuk memastikan kondisi Keithlyn.

Keithlyn mengangguk perlahan, masih shock. "I-Iya, aku tidak apa-apa," jawabnya dengan suara gemetar, berusaha menenangkan diri. Setelah memastikan Keithlyn benar-benar baik-baik saja, pria itu meminta maaf berkali-kali, merasa sangat bersalah atas kejadian itu.

"By the way, aku Jake," ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Keithlyn," jawab Kei seadanya.

"Alright, Keithlyn. Aku benar-benar minta maaf ya? Aku tidak sengaja."

"Tidak apa-apa tidak usah dipikirkan, kalo begitu, aku pamit dulu," sedetik kemudian Keithlyn pergi dari sana.

***

Sejak kemarin, saat hampir saja mobilnya menghantam sosok yang kini begitu jelas membayang di benaknya, Jake tak bisa berhenti memikirkan Keithlyn. Ada sesuatu yang berbeda sejak pandangan mereka bersinggungan, dalam sekejap yang begitu singkat, namun cukup dalam untuk meninggalkan kesan yang tak dapat ia abaikan.

Keithlyn, dengan rambutnya yang tergerai tertimpa sinar matahari, seolah waktu berhenti sesaat di sekelilingnya. Detik itu, di balik ketakutan dan keterkejutan, Jake merasakan ada yang terbangun di dalam dirinya—seperti desiran angin lembut yang membawa pesan dari hati yang jauh tersembunyi. Tatapan mata Keithlyn, walau hanya sepersekian detik, seakan berbicara tanpa suara, namun mampu menembus jauh ke dalam dinding yang selama ini ia bangun di sekeliling perasaannya.

Malamnya, Jake terus memikirkan momen itu. Apakah ini sekadar reaksi atas kejadian yang mengerikan, atau lebih dari itu? Ada sesuatu tentang Keithlyn—keanggunan tanpa upaya, caranya hadir dengan tenang di tengah-tengah kesibukan dunia. Seperti melodi lembut yang terus terngiang dalam ingatannya, wajah Keithlyn hadir di setiap helaan napasnya. Ia tak tahu pasti apakah itu cinta, atau hanya ketertarikan sesaat, tapi satu hal yang jelas, Keithlyn telah menjadi pusat dari pikirannya.

Past Love | bluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang