28. Dreams

29 2 3
                                    

Jean terbaring di tempat tidurnya, matanya perlahan tertutup, ditarik ke dalam dunia mimpi yang terasa lebih nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean terbaring di tempat tidurnya, matanya perlahan tertutup, ditarik ke dalam dunia mimpi yang terasa lebih nyata. Dalam kegelapan yang mengambang, sosok itu muncul lagi—wanita yang pernah ada di mimpinya sebelumnya. Wajah wanita itu pucat, tubuhnya mengambang di atas Jean, diselimuti bayangan hitam di sekelilingnya, Jean tahu betul siapa dia.

Wanita itu semakin mendekat, tubuhnya melayang tepat di atas Jean yang berbaring terlentang. Rambut hitamnya tergerai liar, hampir menyentuh permukaan kulit wajah Jean, dan matanya menatap tanpa berkedip. Ada sesuatu yang berbeda kali ini. Sebelumnya, dia hanya berdiri jauh, diam, seperti pengamat yang menyembunyikan maksud. Tapi sekarang, bibirnya bergerak. Dia mulai berbicara. Mimpi-mimpi sebelumnya tidak pernah seperti ini. Jean dan wanita ini bisa berinteraksi, namun dengan cara yang tidak biasa.

 Jean dan wanita ini bisa berinteraksi, namun dengan cara yang tidak biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jean..." Suara itu terdengar pelan, seperti bisikan angin dingin yang merayap ke dalam pikiran. "No more silence... It’s time we had a little conversation."

Jean berusaha merespons, ingin bertanya apa yang wanita ini inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean berusaha merespons, ingin bertanya apa yang wanita ini inginkan. Tapi saat ia mencoba menggerakkan bibirnya, tidak ada satu pun suara yang keluar. Matanya terbuka lebar, memandang wanita itu dengan teror yang menumpuk, namun tubuhnya terasa seperti dibekukan. Ia tidak bisa bergerak. Tidak bisa mengangkat tangan. Tidak bisa menggeser kepala. Tidak ada satu pun bagian tubuhnya yang menuruti perintah otaknya.

Wanita itu semakin dekat, wajahnya kini hanya beberapa inci dari wajah Jean. Bau lembap dan dingin menyelimuti, seolah ruangan itu kehilangan semua kehangatannya. Suara napas wanita itu berat, tidak seirama, seperti seseorang yang menahan amarah yang terpendam.

Past Love | bluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang