14. Love Between Time and Space

61 8 1
                                    

Jean berjalan dengan malas menuju gedung perusahaan penerbit tempat ia bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean berjalan dengan malas menuju gedung perusahaan penerbit tempat ia bekerja. Ia menghela napas berat, merasa bersalah harus meninggalkan Keithlyn di apartemen tadinya, tapi Kei bersikeras ingin ikut, bosan juga berdiam diri di apartemen katanya. Pikiran Jean masih dipenuhi dengan berbagai revisi yang menumpuk di meja, sesuatu yang paling ia hindari. Namun, tanggung jawab tetaplah tanggung jawab, dan hari itu, ia tak bisa mengelak lagi.

Di sampingnya, Kei melangkah dengan santai, mata cokelatnya menyapu sekitar dengan penuh minat. Baginya, setiap tempat di masa yang pernah ia datangi adalah pemandangan baru yang menarik, dan memiliki ciri khas nya tersendiri. Bahkan gedung perusahaan penerbit di tengah kota itu tampak familiar dan memikat di matanya. Jean menatapnya sesaat, tersenyum lelah.

"Maaf harus membawamu ke sini. Aku harusnya mengajak kamu jalan-jalan ke tempat lain, tapi..." Jean mengangkat bahu, tak menyelesaikan kalimatnya.

Keithlyn menatapnya lembut, "Tidak apa-apa, Jean. Aku bisa menunggu, kamu bilang disana ada perpustakaan kan? Aku bisa menunggu di sana. Buku-buku selalu bisa mengalihkan pikiranku."

Mereka tiba di gedung itu, bangunan dengan dinding berwarna putih tulang dengan banyak jendela kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka tiba di gedung itu, bangunan dengan dinding berwarna putih tulang dengan banyak jendela kaca. Jean mengantarkan Kei ke perpustakaan kecil di dalam perusahaan yang bisa diakses oleh siapa saja, ruangan itu dipenuhi dengan rak-rak penuh dengan buku dari berbagai genre. Kei terlihat terpesona saat matanya menjelajahi barisan buku novel, majalah, komik, fiksi, non-fiksi dan masih banyak lagi, sementara Jean tak bisa menahan senyumnya melihat reaksi Keithlyn.

"Baiklah, aku akan kembali setelah menyelesaikan revisi-revisi ini," kata Jean sambil menghela napas, "Jangan terlalu bosan, ya."

Kei tertawa kecil, "Dengan semua buku ini? Tidak mungkin bosan."

Jean mengangguk dan mengusap pelan kepala Keithlyan, kemudian ia berjalan menuju ruang kerjanya.

***

Tiga jam berlalu, dan Jean akhirnya menyelesaikan semua revisinya. Dengan perasaan lega, ia melangkah keluar dari ruangan kerja dan menuju perpustakaan untuk menjemput Keithlyn. Namun, saat ia mendekati pintu, suasana yang biasanya tenang dan sepi di perpustakaan terasa berbeda. Ada lebih banyak orang daripada biasanya—laki-laki dari berbagai divisi tampak berlalu-lalang, dan beberapa dari mereka terlihat berkerumun di dekat rak tempat Kei duduk.

Past Love | bluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang