Keithlyn terbangun dengan rasa asing di tubuhnya. Udara dingin ruangan putih yang steril menusuk kulit, namun lebih dari itu, ada sesuatu yang lebih aneh-seperti ada bagian dari dirinya yang tidak lagi sama. Perlahan, ia mengangkat kepalanya, dan saat matanya terfokus, ia melihat lengan kanannya. Tapi itu bukan lagi lengan daging dan tulang.
Lengan robotic itu kini menjadi bagian dari dirinya, menggantikan yang hilang. Tampak mengkilap dengan permukaan logam halus, lengkap dengan sendi-sendi mekanis yang bergerak halus. Kabel-kabel kecil yang terhubung ke bahunya terlihat berdenyut perlahan, seolah mengikuti detak jantungnya. Rasanya aneh, seperti sesuatu yang seharusnya bukan bagian dari tubuhnya, namun sekarang sepenuhnya miliknya.
Pemasangan lengan itu memakan waktu berjam-jam penuh rasa sakit dan ketidaknyamaan, ketika tim ilmuwan, termasuk Anthony, bekerja dengan tekun untuk menghubungkan teknologi canggih itu dengan saraf dan otot Keithlyn. Setiap kabel, setiap sekrup, semuanya diatur dengan presisi, menciptakan simbiosis antara manusia dan mesin. Ketika Kei kembali sadar sepenuhnya, rasa pusing dan mati rasa masih menyelimuti tubuhnya, tetapi di bawah itu, Keithlyn bisa merasakan kehadiran lengan barunya.
Saat ia mencoba menggerakkan jarinya untuk pertama kali, ada sedikit hambatan, seolah otaknya masih berjuang untuk memahami bahwa lengan itu sekarang adalah bagian dari dirinya. Jari-jarinya kaku, bergerak dengan gerakan mekanis yang tidak mulus. Keithlyn mengerutkan kening, menatap lengan itu, mencoba membuatnya bergerak lebih alami. Ia mengepalkan tangan, dan suara halus dari mesin di dalamnya terdengar, seolah lengan itu merespons dengan kesadaran sendiri.
Setiap gerakan kecil terasa berat pada awalnya, seolah otaknya harus belajar ulang bagaimana mengontrol anggota tubuh yang baru. Dia melatihnya dengan sabar, memindahkan benda-benda kecil, mengangkat dan menurunkan lengannya, merasakan gesekan dingin logam di kulitnya. Di dalam dirinya, ada campuran perasaan aneh-di satu sisi, ada kekuatan yang datang dari teknologi ini, namun di sisi lain, ada rasa kehilangan yang mendalam. Lengan manusia yang lebih sempurna dari ciptaan Tuhan itu hilang itu tidak akan pernah kembali.
Keithlyn menatap lengannya dalam kegelapan, memikirkan apa yang telah terjadi padanya. Obsesinya ayahnya telah menciptakan sesuatu yang luar biasa, namun juga menghancurkan sebagian dari kemanusiaannya. Setiap kali ia menggerakkan lengan itu, Kei mengingat bahwa sekarang ia adalah bagian dari eksperimen yang belum selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Love | bluesy
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒇𝒂𝒕𝒆 𝒌𝒆𝒆𝒑𝒔 𝒖𝒔 𝒂𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒊𝒏 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒎, 𝑰'𝒍𝒍 𝒕𝒓𝒂𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒕𝒂𝒓𝒔, 𝒔𝒆𝒆𝒌𝒊𝒏𝒈 𝒂 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒖𝒏𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆𝒔, 𝑾𝒉𝒆𝒓𝒆 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒉𝒆𝒂𝒓𝒕 𝒂𝒏𝒅 𝒎𝒊𝒏𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆 𝒊𝒏 𝒕𝒊𝒎𝒆𝒍𝒆𝒔𝒔 𝒅...