Keithlyn kembali dari kamar mandi dengan langkah ringan, namun ketika ia melangkah ke ruang tamu, suasana yang ia harapkan ramai mendadak berubah. Ruang tamu yang sebelumnya dipenuhi tawa Jean dan teman-temannya kini kosong. Hanya terdapat seorang wanita yang duduk di sofa. Itu Ella. Wanita itu memandang Kei dengan ekspresi tenang, tapi ada sesuatu yang ganjil di balik sorot matanya.
"Kenapa kamu ada di sini? Mana yang lain?" Keithlyn bertanya sambil melirik ke sekeliling ruangan yang terasa sunyi.
Ella tersenyum kecil, seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan. "Mereka cuma jalan-jalan sebentar. Jangan cemas," jawabnya dengan nada lembut yang anehnya tidak menenangkan Keithlyn.
Namun, firasat Keithlyn mengatakan ada sesuatu yang salah. Ia mendekati Ella, matanya menyipit. "Kamu bohong. Ada apa sebenarnya?"
Ella menatap Keithlyn lama sebelum akhirnya menghela napas dan berkata, "Gara-gara kamu, mereka harus terlempar ke masa di mana kamu berada, Keithlyn."
Hati Keithlyn berdebar kencang. Ia tahu persis apa yang Ella maksud, dan tiba-tiba segalanya terasa lebih nyata, lebih berbahaya. "Kenapa aku harus kembali ke sana?" tanyanya, meski di dalam hatinya ia sudah tahu jawabannya.
Ella berdiri, mendekat dengan senyum dingin yang membuat suasana semakin mencekam. "Keberadaan kamu di masa ini berbahaya."
"Kamu pikir kamu saja yang menjadi objek percobaan kakek tua itu? Kamu harus tau Keithlyn. For God's sake, go back to that time. You find out."
Keithlyn membeku. Sekarang semuanya jelas. Ella bukan sekadar orang biasa.
Ella tersenyum tipis, tatapan matanya penuh kepastian. Ia berdiri tegak di hadapan Keithlyn, lalu perlahan mengangkat kedua tangannya, seperti memberi isyarat akan sesuatu yang besar. "Kamu pikir, kamu saja yang bisa melakukan time travel?" katanya dengan nada sinis.
Dalam sekejap, dari pergelangan tangannya, partikel-partikel logam berkilau mulai muncul, melingkari tubuhnya seperti debu halus yang bergerak cepat. Keithlyn bisa melihatnya dengan jelas. Partikel-partikel itu mengalir ke seluruh tubuh Ella, menyelimuti kulitnya dan mengubah pakaian biasa yang ia kenakan menjadi kostum canggih yang tampak futuristik. Setelan itu menempel sempurna di tubuhnya, kilauan logam berwarna hitam pekat dengan aksen merah yang berdenyut di sepanjang garisnya, seolah-olah pakaian itu hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Love | bluesy
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒇𝒂𝒕𝒆 𝒌𝒆𝒆𝒑𝒔 𝒖𝒔 𝒂𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒊𝒏 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒎, 𝑰'𝒍𝒍 𝒕𝒓𝒂𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒕𝒂𝒓𝒔, 𝒔𝒆𝒆𝒌𝒊𝒏𝒈 𝒂 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒖𝒏𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆𝒔, 𝑾𝒉𝒆𝒓𝒆 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒉𝒆𝒂𝒓𝒕 𝒂𝒏𝒅 𝒎𝒊𝒏𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆 𝒊𝒏 𝒕𝒊𝒎𝒆𝒍𝒆𝒔𝒔 𝒅...