Chapter 31

3.6K 226 17
                                    

Jam pulang kerja sudah lewat, dan saat ini sudah menunjukan pukul 20.30 malam. Caitlyn terus menunggu Nathan yang sudah memberi pesan 'sedang diperjalanan' sejak pukul 18.55 tadi.

Ntah karena jalanan yang terlalu macet, atau karena Nathan yang terkena kendala saat dalam perjalanan pulang.

Telefon dan pesan Caitlyn pun belum ada yang dibalas oleh Nathan. Membuat Caitlyn gelisah sendiri, ditambah dirinya yang sedang ingin sekali makan bersama Nathan, walaupun perut nya sudah berbunyi lebih dari lima kali, ia tetap berusaha menguatkan diri menunggu sang suami pulang dari pada nanti setelah lahir anaknya menjadi ileran.

"Mommy jangan banyak muter-muter, nanti dede nya Selyn jatuh dari perut Mommy." ujar Selyn yang memperhatikan tingkah gelisah Caitlyn sedari tadi

"Mana bisa jatuh! Kan dede nya masih kecil." saut Kenneth tanpa mengalihkan pandangan nya dari film kartun yang terputar di tv ruang keluarga.

Caitlyn menatap kedua anak nya itu, namun baru saja mulut nya terbuka ingin membalas kini tertutup kembali.

"Bisa aja tuh! Malah kalo gede kan dede nya susah keluar, jadi kalo kecil gampang keluar nya!!" balas Selyn yang selalu tak ingin kalah dengan abangnya, Kenneth.

Kenneth melirik malas adiknya itu, padahal ia bicara santai, tapi Selyn selalu saja ngegas saat membalas ucapan nya.

"Ya gk bisa lah dek, kan—"

"Mommy abang nya tuh!!"

"Abang gk ngapa-ngapain juga!"

"Abang bikin Selyn kesel tapinya!!" ucap Selyn dengan wajah ditekuk

Gadis kecil itu memang mudah sekali emosi jika sedang berbicang ataupun berdekatan dengan Kenneth akhir-akhir ini, namun dia juga mudah sekali bersikap seperti tidak terjadi apa-apa dalam kurung waktu yang benar-benar singkat.

"Astaga, kalian jangan berantem mulu dong—"

"Ini berdebat Mommy. Kalo berantem, Selyn sama abang gebuk-gebukan." potong Selyn membenarkan ucapan Caitlyn dengan posisi wajah yang masih juga ditekuk nya

Caitlyn menghela nafas nya, susah sekali berbicara dengan anak-anak nya yang pintar dan cerdas ini. Salah ucap sedikit pasti langsung diprotes.

"Iyaa, itu maksud Mommy. Jangan berdebat mulu, nanti kalo kalian berdebat mulu Mommy pusing terus nanti dede nya keluar tiba-tiba lho! Emang mau dede kalian keluar sebelum waktu nyaa.."

"Sebenernya lebih cepat lebih baik Mom, Kenneth udah gk sabar soalnya."

Caitlyn menarik nafasnya sekali lagi, cukup lelah memang menanggapi anak kecil:)

"Yaa,, gk bisa dong sayang. Nanti dede nya bisa sakit kalo keluar sebelum waktunya."

"Tinggal kasih obat sama masukin di rumah sakit aja, Kalo mahal pasti Daddy bisa bayar. Soal nya kata temen-temen Selyn, Daddy itu kaya banget!! Kata nya juga Keluarga Selyn yang paling kaya disekolahan."

Caitlyn mengigit bibirnya gemas, ingin menanggapi lagi, tapi sepertinya jika ia lakukan, masalah bayi keluar ini tidak akan selesai juga sampai besok pagi.

Akhirnya Caitlyn pun memilih untuk mengiyakan saja juga mengganti topik pembicaraan.

"Ini udah mau jam sembilan malam, kalian gk tidur? Nanti kalo Daddy pulang bisa ngomel-ngomel lho." tanya Caitlyn kepada dua anaknya, yang kekeh tidak ingin pergi ke kamarnya sejak makan malam usai

"Selyn sebenernya udah ngantuk, tapi kata Pak guru Selyn, ibu hamil itu harus selalu di perhatiin dan ditemenin, jadinya Selyn mau nemenin Mommy dulu deh! Nanti kalo Daddy udah pulang, Selyn tinggal titipin Mommy ke Daddy, terus Selyn bobo." jawab Selyn penuh semangat dan sangat lancar, sepertinya ia sudah menyiapkan sekenario itu sejak tadi di otaknya.

Mr. Ceo [Jonathan & Caitlyn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang