Nathan berjalan, memasuki lobi kantornya dengan tergesa. Wajah nya tampak serius dengan tatapan lurus yang dapat membuat para karyawan nya merasa ngeri.
Kabar yang Ia dapat dari sekertaris nya pagi ini, cukup untuk memancing emosinya. Rasa muak yang sudah memuncak membuat Nathan tak tahan lagi menahan diri.
Tanpa ragu Ia membuka pintu ruangan nya dengan sarkas, menyebabkan bunyi yang cukup besar karena benturan pintu tersebut dengan tembok ruangan.
"Kau fikir ini tempat yang dapat kau masuki sesuka hati Mu?!" Tanya Nathan marah, kepada seorang wanita paruh baya yang sedang mendudukan diri santai, dikursi kebesaran nya.
"Sepertinya istri baru Mu memberikan dampak negatif kepada Dirimu Nath. Sangat mengecewakan melihat Nathan yang sudah berubah seperti ini, setelah sekian lama kita tidak bertemu. Padahal dulu Kau sangat menghormatiKu." Ucap wanita paruh baya, bernama Dianna itu.
"Berhenti bicara omong kosong. Keluar dari ruangan Ku sekarang!" Balas Nathan tajam.
Wanita paruh baya itu tak terlihat goyah, setelah mendengar bentakan dari Nathan. Mungkin karena kata-kata frontal belum keluar dari mulut Nathan.
"Baiklah, Aku akan berbicara langsung keinti nya. Jadi bagaimana? Kau sudah memikirkan tawaran Ku?"
"Sudah Ku bilang Aku tidak tertarik, SIALAN!" Bentak Nathan kencang, menatap tajam kearah Dianna.
"Yaampun!.. Kau benar-benar menakutkan Nathan. Aku tak sangka, Kau menjadi orang yang sangat berbeda seperti ini." Ujarnya, sambil bangkit berdiri, berjalan mendekati Nathan.
"Tapi.. Bisa Ku akui Kau sangat-sangat tampan walaupun sedang marah, pantas saja semua wanita tunduk padaMu. Bahkan Aku sempat mengagumi Mu dulu, walaupun Kau tolak mentah-mentah." Ucapnya lagi.
"Persetan! Kau sangat menjijikan, wanita tua!" Seru Nathan, dengan tatapan nyalang juga jijik kearah Dianna.
Dianna terkekeh kecil. "Tapi Aku tetap cantik bukan? Kau tahu, Aku sangat awet muda. Emm.. anyway, Aku datang kesini bukan untuk membahas itu, Aku hanya ingin membuka jalan fikiran Mu. Kembalilah seperti semula, Aku tahu Kau orang yang baik hati, dan tidak tegaan."
Sungguh Nathan muak, tangan nya terkepal keras ingin sekali meninju Wanita tua kepedean itu.
"Hei! Kau bodoh? Baru saja Kau mengatakan Aku sangat berubah dari sebelum nya. Lalu bagaimana bisa orang yang sudah sangat berubah ini, masih bersikap sama seperti beberapa tahun lalu?"
Dianna terdiam, Tutur bicara Nathan sangat sinis dan menjadi sangat frontal. Membuat seorang Nathan marah bukan lah tujuan nya datang kemari.
"Berhenti mengusik Ku. Cepat keluar dari tempat ini, sebelum Ku suruh bawahan Ku, menyeret Mu, keluar."
•••••
Dilain sisi, Caitlyn membuka pintu sebuah Cafe, melihat kearah sekeliling mencari keberadaan seseorang.
Senyum nya mengembang saat mendapati orang yang Ia cari sedang melambaikan tangan kearahnya.
"Wah! Tumben lo pake dress panjang longgar gini.. ANJING!! Lo hamil Ca?!" Tanya angga shock, menyadari perut besar Caitlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Ceo [Jonathan & Caitlyn]
FanfictionJonathan Gevariel Clement. Seorang lelaki berumur 27 tahun, yang dihancurkan oleh cinta pertama nya sendiri. Sekarang ia tinggal bertiga dengan kedua anak kembar nya. Setelah perceraian nya, Dia tidak memiliki kedekatan sama sekali dengan anak-anak...