VI - e n a m

71 17 0
                                    

Happy reading!

Winter meminjam ponsel Karina. Setelah perempuan itu pergi menyusul Mark dan Renjun, sementara Winter dan Jisung dititah untuk menjaga Jaemin lebih dulu.

Gadis itu fokus memainkan berbagai macam aplikasi—mulai dari game hingga aplikasi selca. Tapi kemudian, Winter tetap saja mengalami kebosanan.

Iseng saja, gadis itu menghidupkan data seluler di ponsel Karina lalu menunggu ada pemberitahuan apapun dari sosial media. Namun yang didapatinya hanya berita tentang zombie-zombie.

Zombie di mana-mana, dan zombie yang katanya akan segera menjadi jenis makhluk bumi dengan populasi terbanyak mengalahkan manusia.

Hei, apa tidak ada berita yang lebih baik?? pikir Winter. Kenapa semua orang mengirimkan informasi yang terus berujung pada pemikiran buruk.

Dengan helaan nafas berat, Winter kemudian mengembalikan ponsel mahal tersebut ke meja yang ada di depannya.

Ia menoleh pada Jisung yang terlihat tenang membaca buku.

"Kau baca apa?" tanya Winter, ingin mengusir rasa bosan.

Jisung melihat cover buku terlebih dahulu,"Kejatuhan Shangrila." jawabnya singkat.

"Fantasi? Apa itu seru?"

"Hmm lumayan, hanya saja tulisannya bahasa kak Yangyang semua."

Winter mencebik. Jisung mungkin paham sebab sudah lama bersama Chenle—tapi Winter tidak. Bahkan dengan Ningning, mereka hanya berbicara bahasa hangul.

"Coba ceritakan sedikit, aku ingin dengar." ucap Winter.

Jisung memandangnya sekilas dan menghembuskan nafas panjang.

"Ceritanya mirip dengan keadaan kita kali ini. Bedanya, Shangri-La, kota yang ada dalam cerita ini diserang oleh pasukan raja yang jahat yang ingin menguasai seluruh kota. Ternyata, tak hanya ada satu raja yang berambisi untuk melakukannya, banyak raja-raja lain yang juga seperti itu." Jisung langsung menjelaskan sebagian garis besar isi cerita.

Jisung yang memang menyukainya pada akhirnya tetap melanjutkan,"Lalu ada satu raja yang melakukan sebuah perjanjian dengan bangsa iblis agar bisa menguasai kota Shangri-La. Ia memang berhasil, tapi karena itu dia membuat dewa murka dan raja itu dikutuk menjadi monster. Shangri-La pun ditutup untuk selamanya, tak ada yang bisa mendatangi tempat itu terkecuali jika warga Shangri-La sendirilah yang  membawanya masuk. Dan siapa pun yang memasuki Shangri-La tidak akan pernah bisa keluar dari sana."

"Tamat." tutup pemuda itu.

Winter rupanya mendengarkan dengan baik. Ia sampai terdiam dengan mulut sedikit terbuka demi menyimak cerita Jisung.

"Lalu monster raja itu ada dimana?"

"Tidak tahu." Jisung mengendikkan bahu.

Tapi rasa penasaran Winter belum menghilang sampai disana,"Lalu, kenapa Shangri-La menjadi rebutan? Memangnya ada apa disana?" tanya Winter lagi.

Jisung kembali menghela nafas. Ia agak menyesal mau mendengarkan permintaan gadis berambut pendek itu.

"Karena semua yang tinggal di Shangri-La bisa hidup abadi, semua yang memiliki Shangri-La mendapatkan kekuasaan yang memiliki pengaruh besar. Secara, Shangri-La adalah sebuah kota luar biasa yang penuh misteri dan keajaiban." jawab Jisung.

"Huh? Apa itu benar?" Winter meragukan perkataan Jisung. Membuat Jisung mendengus sebal, sebab gadis itu belum memahami sesuatu yang dinamakan fantasi.

"Ini kisah fantasi, Winter Kim! Penulis mengarangnya, dan hanya ada beberapa kata saja yang merujuk pada kebenaran maupun sejarah. Selebihnya hanya bumbu untuk menambah cerita agar terlihat lebih menarik untuk dibaca." jelas Jisung dengan malas.

ne(x)t Level [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang