"AAAAA KAKIKU!!!!"
"Kenapa kakimu kak Winwin??" Sungchan menatap ke bawah, berusaha keras untuk tetap mempertahankan pegangannya pada lengan Winwin, dan tubuhnya yang entah bagaimana terasa lebih berat dari sebelumnya.
"Bukan kakimu kak!!! Sepatumu! Lepas sepatumu!!!"
"Bagaimana caranyaaa??!" balas Winwin sengit.
"Bagaimana sajaaa!!!" tapi Ten yang membalas. Dia keberatan kalau harus mengangkat serta beberapa zombie yang kini menggantung di kaki Winwin.
"Apa tidak ada cara untuk melepas sepatumu??!"
"Kalau kau mau turun untuk melakukan itu, aku nggak keberatan, Yangyang!!"
Yangyang bergidik, dia tahu bagaimana mengerikannya zombie-zombie itu."Nggak. aku menolak dengan penuh rasa hormat."
Yang mendengar celotehan tak penting itu menggeleng-gelengkan kepala. Mereka pikir, Yangyang sedang bercanda, sebenarnya, tidak ada waktu untuk itu.
"Tarik aku sekuat tenaga, teman-teman!!" titah Winwin. Kakinya tidak diam saja, tetapi mulai menendangi wajah-wajah zombie yang melompat dan menggelantung di kakinya.
Zombie-zombie itu mulai membentuk sebuah tangga, zombie dibawah memanfaatkan zombie yang sudah naik sebagai pijakan untuk meraih dan naik ke tubuh Winwin, bahkan berusaha menggapai Sungchan.
"AAAAA—ZOMBIE SIALAN! JANGAN GIGIT! JANGAN GIGIT! JANGAN GIGIT!!"
"KAK WINWIN!! SINGKIRKAN ZOMBIE YANG ADA DI PUNGGUNGMU!!!"
Para gadis di dalam ventilasi saling melirik. Mereka tidak tahu separah apa memang kondisi diluar sana.
"MEREKA MENCOBA MENGGIGIT TASKU JUGA!!!" Winwin segera melepas sebelah tangannya dari Sungchan dan menyikut zombie yang berusaha untuk merobek tas ranselnya dengan kuat. Zombie itu langsung terjatuh dan menimpa zombie lain."Makan itu, sialan!!"
"Sekarang tarik!!!" seru Sungchan mengomando mereka yang ada di belakangnya. Saat itu, Yangyang lagi-lagi sempat-sempatnya berkomentar.
"Memangnya menurutmu apa yang sedang kami lakukan sedari tadi, Sungchan???"
BRAAKK!!
Dengan kerja sama semua orang, minus Sunoo dan para gadis, akhirnya Winwin berhasil mencapai ventilasi meski harus kehilangan sebelah sepatu bootnya. Itu tidak berarti apa-apa baginya, yang penting dia selamat dan tidak terinfeksi virus zombie.
"Semua orang baik?" tanya Giselle ketika mendengar deruan nafas yang tersengal-sengal. Tapi diantaranya, terdengar juga hembusan nafas lega seolah-olah segalanya sudah berakhir disana."Baik—okay. Ini tidak buruk." jawab Winwin.
"Sekarang, kita bergerak." tukas Xiaojun."Siapa yang di depan?"
"Aku?" Sunoo mengangkat sebelah tangannya. "Sekarang apa?" tanya pemuda itu. Xiaojun berpikir sebentar."Pimpin jalannya, perhatikan sekitar dan lihat tempat yang cocok untuk kita keluar dengan aman."
"Ah sial—kerjaan lagi." keluh Sunoo dengan malas. Sampai Elkie harus mendorongnya dengan memberikan sedikit pukulan kuat di kepala agar pemuda itu mau bergerak.
Dalam beberapa menit, sembilan orang itu mulai merangkak maju di atas permukaan ventilasi dengan Sunoo yang memimpin sekaligus menunjukkan jalannya.
Pemuda itu nampak enggan, tetapi tetap menjalankan tugas yang diberikan oleh Xiaojun padanya dengan baik.
"Arah jam lima, aku seperti melihat cahaya, apa mau di cek?" tanya Sunoo membuat perjalanan mereka terhenti sejenak.
Lagi-lagi, hanya Xiaojun yang terlihat berpikir. Tapi kemudian, dia berbalik, meminta pendapat yang lebih tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ne(x)t Level [✓]
Science Fiction"Langkahku yang selanjutnya, akan membawaku pada level yang berbeda." Kisah baru, pelakon lama dan misi yang baru. Semenjak berhasil keluar dari Seoul, Giselle sudah berhasil mengupas lebih banyak kisah tentang kehidupan dirinya yang sesungguhnya ju...