X - s e p u l u h

72 18 2
                                    

Happy reading!


"Masih jauh ya?"

"Ha? Apanya?"

"Kalau kau tanya Incheon, tentu saja masih sangat jauh dari sini." Yuta mengambil alih dengan menjawab pertanyaan Gaeul, sebab Lino sama sekali tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Si empu yang bertanya pun hanya bisa menghembuskan nafas dalam.

Baru sekitar 30 menit berjalan, mereka sepertinya sudah mulai patah semangat. Kaki-kaki itu terasa pegal di bagian lutut saat dipaksa untuk berjalan semakin jauh ke depan sana.

Tapi mereka tidak mungkin akan menyerah disini.

"Dimana sih rental mobil??" Eunha berdecak, lama-lama dia kesal karena tidak ada sama sekali kendaraan yang bisa mereka tumpangi.

Sepanjang jalan, sejauh mata memandang, yang mereka dapati hanya mobil-mobil rongsokan, sudah tidak bisa digunakan. Bagaimana Eunha tidak kesal? Seolah-olah keberuntungan tidak diperuntukkan untuk mereka sama sekali satu hari ini.

"Jadi kita harus bagaimana?" tanya Kyungjun, mulai bosan berjalan. Lutut kakinya terasa mau copot.

"Berjalan."

Dan hanya itu yang menjadi jawaban untuknya dari Yuta.

"Itu sama sekali-"

GGRROOAAAAHHH!!!

"AAAAAAAAA!!" Gaeul menjerit panik dan berlari mendahului kelima manusia yang semula berjalan bersamanya. Gadis itu tak menghiraukan Kyungjun serta Eunha yang memanggil-manggil namanya.

Sementara Yuta dengan sigap berbalik, namun hanya mendapati satu zombie berlari tertatih ke arah mereka. Padahal, geraman zombie itu cukup kencang dan berambisi. Yuta pikir itu adalah zombie yang sangat berbahaya.

Tapi dengan satu tarikan pelatuknya, Yuta berhasil menumbangkan zombie tersebut di atas aspal yang sangat berdebu.

Lino memandang Taehun yang hanya diam di tempat. Pria itu jadi prihatin. Di usia yang sangat muda-menurutnya-pemuda itu harus menghadapi suatu kenyataan diluar nalar begini.

Aku yakin, kesehatan mentalnya terganggu karena ini..memang berat sih...

"Hei, Taehun, kamu tidak apa-apa?" tanya Lino sambil menepuk-nepuk pundak Taehun. Sementara Taehun hanya bergumam sambil memandang ke arah aspal dengan pandangan kosong. Lino jadi makin prihatin.

Tapi tatkala Lino berucap,"Sepertinya, kau harus bertemu psikiater sehabis ini," Taehun membelalakkan matanya tak terima."Enak saja! Aku gak gila!" sergahnya tak suka.

Lino jadi tergelak melihat reaksi pemuda bermarga Choi tersebut. Lino memilih untuk merangkul bahu Taehun dan keduanya berjalan menuju ke arah Eunha yang sedang menenangkan Gaeul bersama Kyungjun.

"Air?" tawar Eunha, setelah menerima uluran botol air minum dari Yuta. Gaeul mengambil botol itu dari Eunha dan meminum isinya hingga tandas setengahnya. Gadis itu mengambil nafas dalam dan mengusap air mata yang menetes akibat ketakutannya sendiri.

"Gaeul, tenanglah. Semuanya sudah aman, zombie itu sudah dibunuh Yuta ahjussi." hibur Kyungjun.

Yuta membelalak lebar, dia juga tidak terima dipanggil Ahjussi.

"Hei! Aku tak setua itu!" ketusnya. Kyungjun justru menatapnya bingung, lalu beralih pada Lino dan Taehun yang menahan tawa,"Kenapa dengan itu? Ada yang salah ya? Bukannya Ahjussi itu artinya kakak laki-laki?" cecarnya heran.

Yuta pun menepuk dahinya keras bersamaan dengan tawa Taehun dan Lino menguar keras. Mengisi kembali keheningan disekitar mereka tanpa adanya beban yang berarti.

ne(x)t Level [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang