XIX - s e m b i l a n b e l a s

53 13 6
                                    

Keputusan akhir sudah didapat, Giselle akhirnya kembali pada momen dimana ia akan mempertaruhkan hidupnya untuk membantu teman-temannya.

"Oke—inilah dia, aku adalah steak daging yang enak dan menggugah." ujar Giselle, seraya berkacak pinggang.

Sunoo melipat kedua tangannya di dada, lalu berdecih pelan."Aku benci steak daging."

"Kau yakin? Semua akan berjalan dengan baik?" Yangyang menatap Giselle risau. Ini bukan pertama kali Yangyang melihat Giselle melakukan hal semacam ini, tapi dia tidak akan pernah terbiasa.

"Giselle, kita bisa bertukar tempat seperti dulu lagi." melas Yangyang pelan. Namun Giselle sendiri memberikan gelengan kuat. Dia tersenyum manis pada Yangyang, lalu menepuk pundaknya sekali."Jangan khawatirkan aku, aku pasti baik-baik saja. Aku akan menyusul kalian."

Melihat keduanya bertatapan, beberapa orang tersenyum tipis sementara Ruiqi mengalihkan pandangannya pada hal lain. Tak seorang pun paham jika hatinya sakit.

"Sekarang," Giselle memutus tatapan mereka dan bangkit berdiri. Dia menitipkan tasnya pada Xiaojun yang kebetulan berdiri di sampingnya."Aku akan maju."

Tapi Giselle tidak tahu jika ketiga kakak angkatnya tidak bisa merelakannya untuk melakukan ini. Xiaojun melirik pada Ten, lalu Winwin. Ketiganya mengangguk samar tanpa ada siapapun yang menyadarinya.

Ketika Giselle akan melangkah keluar, Xiaojun kembali menghentikannya."Tunggu Giselle! Tunggu!"

"Tck—Ap—"

Xiaojun menarik lengan Giselle, lalu mendorongnya bersama dengan tas ransel yang ia lempar ke belakang. Hup—Yangyang berhasil menangkap tubuh Giselle dengan sigap, sedangkan Winwin menangkap ranselnya.

"TIDAK—APA YANG KAU LAKUKAN!!" jerit Giselle seketika.

Xiaojun tersenyum sambil berlari keluar dari tangga."Melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang kakak, dan seorang kapten untuk anggota timnya."

"Teman-teman, aku akan menyusul kalau bisa!" teriak Xiaojun sebelum memancing para zombie ke lorong kanan, membuat lorong kiri lenggang dan aman untuk dilewati.

Ten segera berdiri dan menyuruh teman-temannya untuk mengikutinya."Ayo kesini! Cepat!"

"Tidak!!!" Giselle memberontak, mencoba untuk menghentikan atau mengejar Xiaojun. Tapi Yangyang sudah tidak berpikir untuk membiarkannya melakukan itu."Giselle, hentikan!!"

"Yangyang lepaskan akuu!!"

"Tidak, tidak bisa!!!"

Yangyang mencoba berjalan sambil memeluk Giselle, tenaga gadis itu cukup besar untuk memberikan perlawanan. Yangyang bisa saja kehilangan dia jika Sungchan tidak ikut menahan lengannya. Lalu Winwin juga melakukan hal yang sama.

Keduanya menyeret langkah Giselle yang tetap menolak untuk mengikuti mereka.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!! INI TIDAK ADIL NAMANYA!!?" jerit Giselle, sekali lagi.

Winwin menggeleng sendu."Justru ini hal yang paling benar untuk dilakukan, Giselle. Ikuti saja kami, dan jangan berpikir tentang hal lain. Xiaojun pasti kembali."

Mereka berjalan cukup jauh. Begitu persimpangan lorong tadi sudah tak nampak lagi, semua orang memilih berhenti setelah Ten yang memimpin berhenti di tengah jalan lalu menundukkan kepalanya.

Giselle pun jatuh ke lantai, kedua tangannya sudah tidak lagi ditahan oleh Winwin atau Sungchan. Air matanya jatuh perlahan, Giselle tidak tahu bagaimana caranya untuk mengeluarkan kekesalan dan kekecewaannya pada semua orang.

ne(x)t Level [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang