ᴢ ᴇ ʀ ᴏ - ᴢ ᴇ ʀ ᴏ

622 45 0
                                    


"Persiapkan semuanya dengan baik, perjalanan kita tidak sebentar dan ini tak akan mudah."

Giselle menganggukkan kepalanya, lalu memasukkan beberapa barang yang tersisa ke dalam tasnya.

"Yangyang, kau mau bawa stan gun?" tanyanya pada pemuda yang selalu ada disampingnya.

Yangyang menoleh dan tersenyum."Aku bawa." jawabnya.

"Apa aku ikut?" tanya seorang pemuda di pojok ruangan.

Hendery mengangguk."Kau sangat berguna, kau juga cukup pintar."

Seperti biasa, pemuda itu menghembuskan nafas bangga.

"Kuharap kau tidak pernah kembali," seorang gadis yang duduk tak jauh darinya, berdecak kesal.

"Kenapa kau ikut, tapi aku tidak?!?" protesnya marah.

Pemuda itu mengendikkan bahu dan tersenyum angkuh.

"Kau kan tidak pintar sepertiku." sahutnya pongah.

"KIM SUNOO!!" gadis itu adalah Ningning, ia melompat ke arah Sunoo dan mencoba mencekik pemuda itu.

Sunoo segera mencoba menghindar sambil mengolok-olok Ningning. Keduanya berlarian diruangan kecil itu membuat yang ada disana pusing.

Mereka pusing karena Ningning dan Sunoo kembali seperti dulu, mereka jadi seperti kucing dan tikus lagi.

Lalu tiba-tiba, pintu terbuka lebar. Chenle dan Sungchan muncul disana juga Haechan yang berseri-seri seperti biasa.

"Wah! Kawanku ini akan pergi menjalankan tugas lagi ya?" tanyanya lalu melangkah mendekati Yangyang.

Ia menepuk-nepuk bahu Yangyang.

"Kau ini seperti orang sibuk saja." ujarnya.

Yangyang tertawa cekikikan."Aku tidak sibuk, tapi gadis ini yang selalu membuatku sibuk." ia menunjuk pada Giselle.

Giselle pun mendelik."Aku tidak menyuruhmu untuk ikut denganku, ya." tekannya.

Yangyang kembali tertawa. Ia pun menoleh pada Haechan yang juga tertawa.

"Bagaimana keadaan Jaemin?"

"Tidak ada perubahan, dia masih koma."

"Jeno dan Renjun sering sekali menjaganya, aku bahkan jarang menengoknya. Aduuh.," Yangyang mengusap wajahnya.

"Aku terdengar buruk ya kan?" tanyanya.

Haechan kembali tertawa."Kenapa kau bicara begitu, kau menyelamatkannya. Kau yang membawanya sehingga dia bisa ada disini, Yangyang. Kau menyelamatkan banyak orang."

Haechan menepuk-nepuk pundak Yangyang lagi. Pemuda itu pun menoleh pada Giselle yang tersenyum simpul. Giselle juga menepuk-nepuk pundak Yangyang.

"Aku tidak akan ada disini jika bukan karena mu." timpal Giselle, Haechan mengangguk."Aku juga, apa kau lupa?"

Chenle tersenyum tipis melihatnya. Ia memanggil Ningning yang sekarang sedang saling menjambak dengan Sunoo.

"Awas kau Sunoo, akan kupukul nanti!" ancam Ningning.

Sunoo bergidik ngeri dan sebal."Dasar gila! Wleee!"

"Hahaha, kenapa kalian terus bertengkar?" tanya Chenle tertawa kecil.

Ningning mendengus."Dia yang selalu memancing emosiku!" sinisnya.

Ia melirik Sunoo tajam. Sunoo yang saat itu juga sedang membereskan rambutnya, ikut melirik dengan sinis.

Keduanya sama-sama mendengus membuat Chenle kembali tertawa.

"Ayo keluar saja, aku tidak yakin kak Kun bisa fokus menjelaskan misi jika kamu masih disini."

ne(x)t Level [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang