Ten berteriak tanpa suara, dia tidak sempat menghentikan Elkie sementara suara tembakan itu teredam karena tembakan lain yang diberikan oleh teman-temannya pada para zombie.
Bersamaan pula dengan itu, pintu berhasil terbuka meski sempat macet.
"AYO MASUK!!" teriak Giselle. Mereka semua langsung masuk masih dengan memberikan tembakan memberondong pada zombie yang terus-terusan datang.
"Suara tembakan dan ledakan ini pasti membuat mereka berdatangan kemari." Winwin menyimpulkan. Tapi Sunoo bereaksi dengan memutar bola matanya malas."Kita semua tau itu, kak."
"Di-dimana kak Elkie??" Ruiqi menatap sekelilingnya, lalu malah menemukan sosok yang ia cari justru sudah terbaring tanpa nyawa tak jauh dari mereka.
"Kak Elkie," teriak Ruiqi dan hampir saja keluar dari lift untuk menghampiri Elkie. Tapi, Sungchan menahan tubuhnya.
"Jangan kak!! Lihat, para zombie berusaha untuk ikut masuk kesini!!"
"Tapi aku harus menolongnya!!"
"Tapi dia sudah mati!! Tidak ada obat untuk orang yang sudah mati!"
"DIAM!!" Ten membentak keduanya. Dadanya naik turun ketika nafasnya memburu tak beraturan, sementara jari telunjuknya berkeringat dan terasa panas karena terus menekan-nekan tombol lift.
"Pintunya tidak akan tertutup lagi! Ayo terus tekan tombol naiknya supaya kita bisa segera pergi dari sini!" tukas Winwin.
Bahkan tanpa dia perintah pun, dari tadi itulah yang Ten coba lakukan. Tapi liftnya juga ikut macet seperti pintunya tadi.
"Apa kita akan terjebak dan mati disini?" gumam Yangyang sambil menatap nanar mayat Elkie, memikirkan bagaimana jika ia pun berakhir sepertinya.
"Tidak!" bantah Ten. Pria itu mulai memukuli bar tombol lift berkali-kali hingga tangannya lecet dan memerah. Lalu ketika Ten sampai menubruk bar tombol itu dengan tubuhnya, lift tiba-tiba bergerak naik membuat semua yang ada disana secara serempak mundur.
Karena pintu lift tidak tertutup dan terlepas, mereka bisa melihat dinding gelap yang seharusnya di batasi oleh pintu itu.
Sayangnya, lift itu hanya bergerak naik selama beberapa detik dan hanya setinggi lutut. Sehingga, para zombie berbondong-bondong mendekat, dan mengayunkan tangan mereka untuk menggapai pinggiran lift.
"Kak! Lakukan sesuatu!!" seru Sungchan tiba-tiba pada Ten.
Dia membuat beban itu semakin berat di pundak Ten. Perkataan tersebut seolah menyuruhnya untuk melakukan hal yang tidak bisa ia lakukan.
Tapi kemudian Ten menatap teman-temannya. Mereka semua ketakutan. Teror zombie disini lebih mengerikan, menghancurkan mental dan pertahanan mereka. Bahkan Giselle dan Yangyang tidak terlihat baik-baik saja meski sebelum ini sudah pernah menghadapi masalah yang sama.
Lalu tiba-tiba, Ten melompat turun membuat teman-temannya langsung berteriak.
"TEN!! APA YANG KAU LAKUKAN??!"
"KAK TEN!!!"
"KAK!!! KENAPA KAU MELAKUKAN ITU??!"
Ten tidak menghiraukan satu pun dari mereka, pria itu justru bersiul keras membuat perhatian para zombie teralih padanya."Kalian suka makan daging, hmm? Sini, ikuti aku!!"
"KAK TEENNNN!!!" Giselle kembali histeris. Dia lagi-lagi ingin ikut menyusul, tapi semua orang menahannya.
"Jangan—jangan lakukan itu, aku mohon," cegah Winwin sambil memeluknya erat. Dia memunggungi semuanya, tidak ingin melihat bagaimana Ten kini berlari pergi ke arah asal para zombie untuk menolong mereka seperti Xiaojun sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ne(x)t Level [✓]
Ciencia Ficción"Langkahku yang selanjutnya, akan membawaku pada level yang berbeda." Kisah baru, pelakon lama dan misi yang baru. Semenjak berhasil keluar dari Seoul, Giselle sudah berhasil mengupas lebih banyak kisah tentang kehidupan dirinya yang sesungguhnya ju...