Doni duduk santai di ruang tamu rumah mbak Susi yang sudah membiayai pengobatan lukanya. Rumah itu terbilang sederhana untuk tipe wanita cantik seperti mbak Susi.
"Aduh maaf mas Doni saya belum sempat memasak nih, kebetulan saya punya stok mie isntan. Mas Doni mau kan?"
"Kebetulan saya penyuka mie instan, boleh mbak," ujar Doni yang sudah tidak canggung mengobrol.
Tidak berapa lama makanan pun sudah jadi dan mereka berdua menikmatinya bersama. Dua porsi mie instan habis dalam sekejap. Merekapun berlanjut mengobrol santai. Doni lalu mengamati sekeliling rumah.
"Ini bukan rumah saya mas, saya mengontrak disini. itu juga karena suatu alasan," ujar Susi sendu. Doni hanya diam mendengar curhatan wanita yang ditatapnya terlihat semakin manis itu.
Susi lalu menarik nafas panjang. "Saya sebenarnya bersembunyi dari mantan suami yang terus menerus mengejar saya."
"Mengejar mbak? apa dia bermaksud rujuk kembali?" Doni coba menerka. Susu mengangguk pelan.
"Maaf, lalu mengapa mbak Susi menolak?"
"saya tidak suka dengan sifatnya yan selalu main tangan. Ini bekas tamparannya," Susi memegang pipi kirinya sambil menyentuh sisi pelipis kiri yang terdapat bekas luka memanjang kecil.
"Sifat yang tenperaman nya membahayakan saya dan Teddy. lalu pengajuan ceraipun turun, namun Del Toro suamiku malah mengancam akan...membunuhku dan anak ku," Setetes bulir bening mulai mengalir turun dari pipi mulusnya.
"Saya bermaksud untuk pulang kampung saja namun saat kemaren selesai mengurus kepindahan Teddy dari sekolah asalnya tidak diduga anak buah mantan suami rupanya menbuntuti. Ahh andai kemaren masih bersembunyi mungkin Teddy akan selamat hiks.." Susi mulai terisak.
Doni lalu bergeser duduknya kemudian memegang tangan wanita cantik itu. "Saya akan membantu mbak mencari Teddy."
Susi tersenyum bahagia sambil mengusap pipi dengan punggung tangannya. Dia tidak mengira kehadiarn Doni bisa jadi penyejuk hatinya apalagi pemuda ini cukup tampan di mata Susi.
***
Bara mengendarai mobil lamborghini putih membelah jalanan yang dilewati. Tidak berapa lama mobil itupun sampai di area sebuah Pub yang cukup terkenal di ibukota, Blue Heaven.
Pub itu memiliki 3 cabang di seluruh wilayah ibukota, dan tentu saja Bara Erlando sang pemilik cukup sukses menjalani bisnisnya tersebut. Dia lalu turun dari mobilnya di area parkir tempat itu.
Di dalam Pub begitu hingar bingar dengan live music dari DJ. Bara lalu masuk kedalam kantornya yang berada dilantai atas tempat itu. Dua orang bertubuh tunggi tegap lalu mengikutinya.
"Aku ingin mendengar perkembangan dari tuan Chen, apa dia tidak ada keluhan?" ujar Bara sambil duduk bersandar di kursi meja kerjanya.
"Aman bos, dia juga ingin mencicipi yang baru lagi" lelaki bertubuh tegap dan memilki rupa blasteran Spanyol itu menggerakkan alisnya.
"Hm...dasar bandot tua, yang kemaren aku kirim apa tidak cukup cantik!, Del Toro...katakan pada tuan Chen, sebentar lagi akan aku kirim paket baru lagi yang pasti akan membuat tua bangka itu jadi ketagihan," Bara tersenyum bangga.
"Siap bos," ujar Del Toro sambil berjalan keluar dari dalam kantor Pub itu.
Bara bersandar di kursi kebesarannya, tuan Chen adalah donatur dan penyokong usaha Pub nya dengan limit dana yang tidak terbatas asalkan Bara harus menyediakan wanita-wanita lokal yang cantik untuk menjadi pemuas nafsu sex nya besar.
Pernah suatu saat Bara diperlihatkan sebuah tempat milik tuan Chen menikmati wanitanya. Tempat itu banyak sekali alat-alat unik seperti cambuk, rantai serta ranjang yang ditengahnya kosong serta sebuah alat mirip tempat untuk melahirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINS. Dosa Mamahku. ( ADULT STORY ) TAMAT.
RandomSebelum mulai membaca, ikuti ( Follow ) Akun uthor, supaya dapat Notif Bab baru nya, karena cerita akan berjalan semakin seru dan tentu saja Hot .!! happy Reading... Kisah seorang ibu bernama Leni Periwi yang berselingkuh dan pergi meninggalkan kel...