Sore itu di kluster sebuah rumah mewah, nampak tiga mobil yang terparkir di teras carport yang luas. Salah satu mobilnya berisi dua orang anak buah tuan Chen sedang bersiap di dalam mobil off road hitam nya sementara satu lagi berisi empat orang yang merupakan anak buah Bara yang juga telah stand by.Didalam rumah Mewah itu, Bara yang masih mengenakan handuk kimono sedang bersiap mengenakan jaket kulit tebal setelah mandi. Seorang wanita bertubuh sintal sedang berdiri sambil bersandar di pintu masuk kamar mandi. Wanita yang berusia paruh baya itu sedang mengenakan lingerie menggoda. Saking tipis nya lingerie itu sang wanita terlihat seolah bugil.
"Lama ngga kamu akan pergi nya?," tanya wanita itu mendayu mesra.
"Aku tidak akan lama sayang. Ada urusan penting yang harus di selesaikan. Kamu tunggu saja disini oke!" ujar Bara sambil memeluk tubuh wanita itu dan mencium bibir nya.
Tidak berapa lama Bara sudah berada di dalam mobil dengan Del Toro, tangan kanan kepercayaan nya. Setelah memberi komando, ketiga mobil itupun malam itu bergerak menuju suatu tempat.
"Sekarang kamu tidak akan bisa kabur lagi dariku Leni," gumam Bara sambil tersenyum penuh keyakinan.
***
Siang itu Leni begitu bahagia karena bisa bertemu lagi dengan kedua anaknya, Doni dan juga Maria. Suasana pun jadi penuh haru akan kegembiraan.
"Bu, ini mbak Susi. Dia yang sudah mau menampung Doni untuk tinggal di ibu kota saat Doni mencari ibu," ucap Doni memperkenalkan wanita yang dicintai nya. Tapi meski begitu Doni belum berani membicarakan siapa mbak Susi itu.
Kedua wanita yang dicintai oleh Doni inipun berpelukan tanda awal persaudaraan.
"Berapa umur mu dek?" tanya ibu sambil memegang bahu Mbak Susi.
"Saya baru 34 tahun bu," jawab mbak Susi sambil membungkukkan badan nya.
"Usia mu sama dengan adikku Ela. Kamu memang cantik dek Susi," mabak Susi hanya tertunduk malu seraya tersenyum kecil.
"Don, ibu ingin pertemuan kita dirayakan sambil makan makan. Kita semua makan bersama ya," permintaan Leni ini pun disambut baik semua nya.
Mereka lalu menuju sebuah restoran khas Sunda yang ada di dekat toko kue milik mbak Susi. Ke tujuh orang itu pun menikmati makan siang mereka.
"Bu, malam ini kita menginap dulu di villa milik mbak Susi ya. Supaya kita bisa pulang besok pagi karena mbak Susi ingin ikut serta juga untuk mengantar ibu pulang," Doni menyampaikan maksud nya.
"O begitu, ibu sih nurut saja apa yang kamu atur Don. Teman ibu, mas Tejo dan mbak Juleha akan mengantar ibu juga. Karena jalur pulang mereka searah dengan arah kampung kita."
Setelah selesai makan bersama sore itupun mereka semua berangkat menuju rumah mbak Susi yang berada didataran tinggi. Setelah menempuh kurang lebih dua jam perjalanan meeka pun sampai di tujuan. Letak rumah besar milik mbak Susi memang sangat nyaman dan sejuk. Disekitar nya dikelilingi kebun teh kecil sehingga membuat rumah diatas bukit itu selalu sejuk.
Ketiga mobil itupun lalu berhenti di sebuah tempat terbuka kecil di depan rumah besar nya. Jenny yang berangkat bersama Maria satu mobil, begitu takjub dan terpesona dengan lingkungan sekitar rumah yang asri. Beberapa pohon pinus berjajar rapi disamping rumah besar mirip villa itu. Karena tanah rumah itu awalnya sebuah perbukitan maka di permukaan tanah di bawah nya ada rumah orang tua Susi.
Ketiga mobil mereka lalu diparkir di garasi belakang rumah besar itu sedangkan kamar untuk para tamu berada dilantai 2 diatas garasi. Sore pun menjelang, setelah bersiap diri di dalam kamar masing masing, semua tamu pun berkumpul di ruang makan lantai 2 rumah besar itu. Beberapa jam kemudian setelah santai sambil berkumpul, merekapun menikmati makan malam.
Ada yang jadi perhatian Doni, semenjak ibunda Doni sampai di rumah mbak Susi, sang ibu terlihat selalu berdekatan dengan lelaki keling bertubuh kekar bernama Markus. Lelaki itu menurut penilaian Doni seumuran dengan dirinya.
Makan malam pun telah mereka nikmati. Para wanita, ibunda Doni, Maria dengan Jenny teman nya serta mbak Susi sibuk bebenah di dapur. Meski mbak Susi melarang para tamu ke dapur tapi ibunda Doni tetap kekeuh ingin membantu. Saat Leni mengambil piring bekas makan, Doni lalu mendekatinya.
"Bu, siapa lelaki itu?" ucap Doni di samping Leni.
"Mm?" tanya Leni seraya menyimpan piring di tempat penyucian.
"Lelaki yang dari tadi dekat ibu? Doni tahu bu, orang itu dekat dengan ibu," tegas Doni pelan.
Leni sesaat membulat matanya, namun dia bisa kembali tenang walau tidak menyangka anak lelakinya memperhatikan dirinya semenjak awal bertemu kemaren.
"Dia, eu..mm, dia itu..,"
"Bu..," ucap Doni pelan.
Leni akhirnya menghirup nafas pelan dan menghembuskan nya. Netra nya perlahan menoleh ke arah Doni yang memegang pergelangan tangannya.
"Doni, dia telah berjasa menyelamatkan ibu dari cengkraman sseseorang yang berniat menyiksa ibu. Markus bersama Tejo telah menyelamatkan ibu dan mbak Juleha dari seorang sexmaniac yang kejam. Jika ibu tidak diselamatkan oleh mereka berdua, ibu akan terkurung dalam penjara rahasia milik manusia kejam itu selama nya, ibu...," Leni mulai berembun matanya.
Doni segera merangkul bahu sang ibunda yang juga segera mendekap dada bidang sang putra kesayangan nya.
"Maaf bu, Doni hanya ingin ibu bisa pulang dengan aman. Syukurlah ternyata masih banyak orang yang baik dengan ibu," Doni mendekap bahu Leni dan mengusap dengan pelan.
"Bukan apa apa, ibu merasa aman di dekat nya semenjak lepas dari tempat terkutuk itu. Don, bagaimana pun ibu sangat mencintai keluarga ibu, itu yang utama dari apapun. Juga tentu nya ibu sangat mencintai bapakmu...," ungkap Leni pelan.
"Doni mau ke teras balkon dulu bu," Doni perlahan melepas pelukan ibunya. Leni mengangguk seraya tersenyum.
"Ibu buatkan kopi ya untuk kalian bertiga," ucap Leni sambil mengusap sisi mata dengan jari nya.
"Nanti Maria saja yang menyuguhkan kepada mereka bu," gadis blasteran Jerman itu mendekati Leni dan juga Doni.
Kopi yang disajikan dalam tiga cangkir putih itu lalu dibawa oleh Maria kearah teras balkon lantai 2 rumah besar itu. Leni menatap Maria yang berlalu.
"Doni sudah mengetahui kedekatan ku dengan Markus. Biarlah, toh lelaki itu akan pergi juga mengikuti mbak Juleha dan Tejo teman nya. Dan tentu saja akan berpisah dengan ku. Meski demikian Markus sudah berjasa memberi kenikmatan luar biasa diranjang dan aku tentu saja tidak akan melupakan mu. Selamat tinggal Markus," gumam Leni dalam hati sambil menatap pilu.
Di teras balkon lantai 2 Doni mengobrol dengan Tejo dan Markus sambil menikmati pemandangan langit yang indah berbintang malam.
"View dari sini indah juga ya, bisa melihat jalan di bawah menuju ke villa ini juga hamparan kebun teh nya," Tejo mengagumi hamparan kebun teh walau hanya diterangi sinar bulan.
"Iya mas, disini juga udara nya sejuk. Makin malam maka akan semakin dingin, ayo kita nikmatin kopinya," ujar Doni seraya perlahan menyeruput kopi hitam nya.
Tanpa di duga dari kejauhan terlihat dalam gelap tiga pasang lampu mobil melaju menuju kearah tempat mereka. Satu yang diuntungkan dengan balkon itu, bisa melihat jalanan dari jauh rute menuju rumah besar mbak Susi.
"Siapa mereka? Rasa rasa nya tuan rumah tIdak ada tamu lagi," Doni beranjak dan berjalan mendekati pembatas teras balkon.
"Aku merasa curiga, mereka adalah tamu tidak diundang. Jalan itu menuju ke villa ini kan?" tanya Tejo.
"Iya mas."
"Bagaimana kalau kita segera hadang mereka untuk menanyakan maksud kedatangan nya. Biarlah para wanita tetap diam di rumah,"ucap Tejo.
Setelah menyusun sedikit rencana, ketiga lelaki itupun bergegas keluar dari rumah besar dan bergerak menuju ke jalanan. Tetap rasa cemas ada di perasaan ketiga nya. Lalu siapakah mereka yang kedatangannya tidak diundang itu?
****************"
KAMU SEDANG MEMBACA
SINS. Dosa Mamahku. ( ADULT STORY ) TAMAT.
RandomSebelum mulai membaca, ikuti ( Follow ) Akun uthor, supaya dapat Notif Bab baru nya, karena cerita akan berjalan semakin seru dan tentu saja Hot .!! happy Reading... Kisah seorang ibu bernama Leni Periwi yang berselingkuh dan pergi meninggalkan kel...