MENCARI IBUNDA

3.8K 28 1
                                    

Doni memegang kertas kecil yang berisikan sebuah alamat yang di berikan oleh security penjaga rumah mewah itu. Sebuah alamat yang bertuliskan jalan Bambu Apus no. 31. Kebetulan jarak alamat dari rumah mewah dalam kompleks itu tidaklah begitu jauh, sekitar 3 kilo meteran.

Doni memacu motor matic nya memasuki jalan yang dituju. Jalan itu cukup sepi karena bukan jalan utama tapi jalan menuju satu perkampungan. Setelah sampai Doni berhenti sejenak di depan sebuah warung. Dia lalu mematikan matic nya dan menghampiri warung.

"Minuman isotonic nya satu bang," ujar Doni sambil menyerahkan uang 10 ribu.

Bapak bertubuh gemuk itu lalu meraih nya kemudian menyerah botol minuman beserta uang kembalian pada Doni. Pemuda bertubuh tegap inipun segera meminum nya karena haus. Setelah itu Doni merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan secarik kertas tadi.

"Bang, tahu nomer ini ngga?' Doni menyerahkan kertas itu.

Bapak itu mengambil kaca mata lalu membacanya. "Nomer 31 ya. Ini mah rumahnya pak Broto Suwito. ya tahu dong."

"Yang mana rumah nya ya? Doni nampak bersemangat.

"Di ujung jalan ini ada belokan ke kiri, nah di sudut belokan itu. Yang pagarnya warna putih," Bapak itu menujukkan jarinya kearah kiri.

Setelah berpamitan Doni pun melaju menuju alamat yang ditunjuk. Tidak berapa lama Doni sudah berada di depan pagar rumah yang dimaksud. setelah beberapa kali dipanggil keluarlah seorang ibu tua.

"Ya, ada perlu apa ya dek?"

"Maaf ini rumahnya ibu Broto?"

"Ya saya sendiri, ada keperluan apa?" ibu Wito mengkerut keningnya.

"Saya ada perlu dengan ibu. Saya Doni, putranya ibu Leni bu," Ibu Wito membulat matanya. diapun segera membuka pagar teras rumahnya dan mempersilakan Doni masuk. Merekapun lalu mengobrol di kursi teras.

"Maaf menganggu bu. Saya datang ini bermaksud menanyakan mengenai ibu saya. Apa ibu tahu?" bu Wito lalu menarik nafas panjang.

"Mbak Leni masih bekerja dengan tuan Bara, nak Doni. Kalau pindah alamat baru nya saya tidak tahu karena tuan Bara tidak memberikan alamat barunya pada ibu," Doni tertunduk lesu, jejak mencari ibunya akan terasa makin sulit.

"Tapi ibu dulu pernah di beri tahu oleh  tuan Bara bahwa dia juga punya rumah di ibukota. Sepertinya mereka pindah kesana. Itu perkiraan ibu. O iya, Mengapa ibu bapakmu sampai bercerai nak? kasihan dong mbak Leni."

Doni membulat matanya mendengar ucapan bu Wito. bingung campur heran mengapa ibunya bercerita demikian.

"Bercerai?"

"Iya nak, bahkan tuan Bara akan menikahi mbak Leni,  dia tidak cerita dengan nak Doni?"

"Ibu dan bapak saya tidak pernah bercerai bu. bahkan mereka baik baik saja," Bu Wito sedikit kaget.

"Maaf nak Doni, itu yang bicara mbak Leni sendiri. Tapi..."

"Tapi ada apa ya bu?" Doni makin penasaran.

"Ibumu sepertinya... sudah berselingkuh dengan tuan Bara. ibu sudah tahu sifat tuan Bara semenjak 7 tahun yang lalu," bu Wito menerawang sambil menatap pot-pot bunga di teras rumahnya. Doni terdiam mendengar bu Wito bercerita.

"Bara itu adalah seorang...kalau anak muda sekarang memanggilnya play boy.  Dia itu sudah beberapa kali berganti pasangan. Namun dari beberapa pasangannya, mereka semua usianya lebih tua dari Bara sendiri. Dan ada yang ibu tidak mengerti. Wanita-wanita itu hampir semuanya berparas cantik namun berpisah juga dan semuanya menghilang."

"Maksudnya bu?"

"Iya, menghilang karena hampir semua keluarga dari korban mencari ke rumah tuan Bara. Pihak yang berwajib juga sampai sekarang masih menyelidiki kasus itu. Tapi hasilnya tuan Bara bebas dari tuduhan karena tidak ada bukti. Nak Doni...ibu sarankan cari ibumu, mbak Leni. Ibu yakin kamu bisa menemukan mereka," bu Wito lalu beranjak dari kursi terasnya dan masuk rumah sebentar kemudian keluar lagi membawa sebuah kartu nama. 

SINS. Dosa Mamahku. ( ADULT STORY ) TAMAT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang